Minggu, 21 Mei 2017

ABORTUS

Hasil gambar untuk ABORTUS

2.1 Pembahasan
2.1.1    Definisi
Abortus merupakan ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. WHO IMPAC menetapkan batas usia kehamilan kurang dari 22 minggu, namun beberapa acuan terbaru menetapkan batas usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram.

2.1.2    Diagnosis
1.      Perdarahan pervaginam dari bercak hingga berjumlah banyak
2.      Perut nyeri dan kaku
3.      Pengeluaran sebagian hasil konsepsi
4.      Serviks dapat terbuka dan tertutup
5.      Ukuran uterus lebih kecil dari yang seharusnya
Diagnosis dapat ditegakkan dengan bantuan pemeriksaan ultrasonik

2.1.3    Faktor Predisposisi
            Faktor predisposisi abortus mencakup beberapa faktor, antara lain :
1.      Faktor dari janin (fetal), yang terdiri dari : kelainan genetik (kromosom)
2.      Faktor dari ibu (maternal), yang terdiri dari : kelainan hormonal seperti hipotiroidisme, diabetes mellitus, malnutrisi, penggunaan obat-obatan, merokok, konsumsi alkohol, faktor immunologis dan dafek anatomis seperti uterus didelfis, inkompetensia serviks ( penipisan dan  pembukaan serviks sebeelum waktu inpartu, umumnya pada trimester kedua ) dan sinekhiae uteri karena sindrom Asherman.
3.      Faktor dari ayah ( paternal ) : kelainan sperma





Tabel Macam-macam Abortus

DIAGNOSIS
PERDARAH-AN
NYERI PERUT
UTERUS
SERVIKS
GEJALA KHAS
Abortus Iminens
Sedikit
Sedang
Sesuai usia gestasi
tertutup
Tidak ada ekspulsi jaringan kosepsi
Abortus Insipiens
Sedang-banyak
Sedang/hebat
Sesuai usia kehamilan
Terbuka
Tidak ada ekspulsi jaringan kosepsi
Abortus Inkomplit
Sedikit
Sedang/hebat
Sesuai usia kehamilan
Terbuka
Ekspulsi sebagian jaringan konsepsi
Abortus Komplit
Sedikit
Tanpa/sekikit
Lebih kecil dari usia gestasi
Terbuka/tertutup
Ekspulsi seluruh jaringan konsepsi
Missed Abortion
Tidak ada
Tidak ada
Lebih kecil dari usia kehamilan
tertutup
Janin telah mati tapi tidak ada ekspulsi jaringan konsepsi

2.1.4    Abortus Insipiens

            Abortus Insipiens adalah perdarahan ringan hingga sedang pada kehamilan muda di mana hasil konsepsi masih berada dalam kavum uteri. Kondisi ini menunjukkan proses abortus sedang berlangsung dan akan berlanjut menjadi abortus inkomplit atau komp

2.1.5    Penyebab

Penyebab Abortus Insipiens tidak diketahui secara pasti tetapi terdapat beberapa faktor sebagai berikut :
1.      Faktor pertumbuhan hasil konsepsi
Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi dapat menimbulkan kematian janin dan cacat bawaan yang menyebabkan hasil konsepsi dikeluarkan. Gangguan pertumbuhan dapat terjadi karena :
1)      Kelainan Kromosom
Kelainan yang sering terjadi pada abortus spontan ialah : trisomi poli ploidi dan kemungkinan pula kelainan kromosom seks ( Wiknjosastro, 2008)
2)      Lingkungan Kurang Sempurna
Bila lingkungan endometrium di sekitar tempat implantasi kurang sempurna, sehingga pemberian zat-zat makanan pada hasil konsepsi terganggu.
3)      Pengaruh Dari Luar
Radiasi, virus, obat-obatan dan sebagainya dapat mempengaruhi baik hasil konsepsi maupun lingkungan hidupnya dalam uterus. Pengaruh ini umumnya dinamakan pengaruh teratogen (Wiknjosastro, 2010).
2.      Kelainan Pada Plasenta
Endarteritis dapat terjadi dalam vili koriales dan menyebabkan oksigenasi placenta terganggu, sehingga menyebabkan gangguan pertumbuhan dan kematian janin.Keadaan ini bisa terjadi sejak kehamilan muda misalnya karena hipertensi menahun. (Sarwono, 2008) Gangguan pembuluh darah placenta, di antaranya pada DM (Manuaba, 2010).
3.      Penyakit Ibu
Penyakit mendadak seperti tifus abdominalis, pielonefritis, malaria dan lain-lain dapat menyebabkan abortus toxic, virus dan plasmodium dapat melalui placenta masuk ke janin, sehingga menyebabkan kematian janin kemudian terjadilah abortus. Anemia berat, keracunan, toksoplasmosis juga dapat menyebabkan abortus walaupun lebih jarang (Sarwono, 2008).
4.      Kelainan Tractus Genetalis
Retroversio uteri, mioma uteri atau kelainan bawah uterus dapat menyebabkan abortus.Tetapi harus diingat bahwa retroversio uteri gravidi inkarserata atau mioma submukosa yang memegang peranan penting. Sebab lain abortus ialah servik inkompeten yang dapat disebabkan oleh kelemahan bawaan pada servik, dilatasi berlebihan, amputasi atau robekan servik luas yang tidak dijahit.

2.1.6        Gambaran Klinis
Terlambat haid atau amenorrhea kurang dari 20 minggu.
1)      Pada pemeriksaan fisik keadaan umum tapak lemah, kesadaran menurun, tekanan darah normal atau menurun, tekanan nadi cepat dan kecil, suhu badan normal atau meningkat.
2)      perdarahan pervaginam mungkin disertai dengan keluarnya jaringan hasil konsepsi.
3)      Rasa mulas atau kram perut di daerah sympisis, sering nyeri pinggang akibat kontraksi uterus
4)      Pemeriksaan dalam :
1)      Servik masih membuka, mungkin teraba jaringan sisa
2)      Perdarahan mungkin bertambah setelah pemeriksaan dalam
5)      Pembesaran uterus sesuai usia kehamilan
6)      Tes kehamilan mungkin masih positif akan tetapi kehamilan tidak dapat dipertahankan (Manuaba, 2010).
2.1.7        Patofisiologi
Pada awal abortus terjadi perdarahan desiduabasalis, diikuti dengan nerkrosis jaringan sekitar yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda asing dalam uterus. Kemudian uterus berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing tersebut (Nugroho, 2010).
Pada kehamilan kurang dari 8 minggu, villi korialis belum menembus desidua secara dalam jadi hasil konsepsi dapat dikeluarkan seluruhnya. Pada kehamilan 8 sampai 14 minggu, penembusan sudah lebih dalam hingga plasenta tidak dilepaskan sempurna dan menimbulkan banyak perdarahan.
Pada kehamilan lebih dari 14 minggu janin dikeluarkan terlebih dahulu daripada plasenta hasil konsepsi keluar dalam bentuk seperti kantong kosong amnion atau benda kecil yang tidak jelas bentuknya (blighted ovum),janin lahir mati, janin masih hidup, mola kruenta, fetus kompresus, maserasi atau fetus papiraseus ( Mochtar, 2001).
2.2      Manajemen Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dengan Abortus Insipiens

1.      Data Dasar (yang berpengaruh pada Abortus Insipiens)
1)      Data Subyektif
·           Graviditas dan Paritas
·           Pernah Keguguran atau Tidak
·           Klien mengatakan hamil < 22 minggu
·           HPHT dan TP
·           Klien mengeluh mules /  nyeri perut bagian bawah
·           Klien mengeluh perdarahan pervaginam
·           Riwayat Kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
·           Riwayat penyakit Ibu

2)      Data Obyektif
·           Keadaan umum
·           Kesadaran
·           Tanda vital
·           Pemeriksaan fisik
a)        Konjungtiva merah muda atau bisa juga pucat( jika perdarahan banyak)
b)        Fundus uteri sesuai usia kehamilan, pada palpasi tidak ada nyeri tekan
c)        Tampak perdarahan
d)       Cerviks membuka pada periksaan dalam serta teraba sebagiuan jaringan hasil konsepsi
e)        Inspekulo, sering serviks mendatar dan berdilatasi. Selaput amnion dapat terlihat menonjol melalui serviks atau dapat robek dengan cairan amnion di dalam vagina, adnexa normal
·           PPTest (+)
·           Hasil USG : Abortus Insipiens

2.      Interpretasi Data
Diagnosa : “ G..P..A..H.. hamil......minggu dengan Abortus Insipiens”
3.      Masalah Potensial : “ Abortus Inkomplit dan Abortus Komplit “
4.      Tindakan Segera : “ Courettage “
5.      Intervensi
1)      Bina hubungan dengan ibu dan keluarga
2)      Jelaskan hasil pemeriksaan
3)      Informed consent
4)      Pemberian terapi
5)      Observasi KU, tanda vital dan perdarahan/vaginam
6)      Infus RL
7)      Tranfusi darah
8)      Persiapkan untuk tindakan Courattage
6.      Implementasi
1)      Membina hubungan baik dengan ibu dan keluarga
2)      Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga
3)      Melakukan informed consent setiap tindakan
4)      Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi dan tindakan courattage
5)      Kolaborasi dengan petugas laboratorium untuk pemeriksaan darah
6)      Mengobservasi keadaan umum, tanda vital dan perdarahan pervaginam
7)      Memasang infus RL
8)      Memotivasi keluarga untuk mencari darah tranfusi (bila Hb < 10 gr% )
9)      Mempersiapkan pasien untuk tindakan courattage, meliputi : puasa, pasang laminaria, skintest antibiotik dan bila perlu sedia darah).
PA Post Courattage atas indikasi Abortus Insipiens
10)  Memberikan terapi sesuai advis dokter
11)  Memberitahukan kepada klien untuk kontrol 1 minggu lagi
7.      Evaluasi
keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan, apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi di dalam masalah dan diagnosa. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar efektif dalam pelaksanaannya. Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut telah efektif sedangkan sebagiannya lagi belum efektif.
Unit Terkait : PONEK Obgyn dan Ruang Perawatan Obstetri dan Ginekologi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

STUDI KASUS PRE EKLAMPSIA BERAT DI RS

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Rumusan Masalah 3 1.3 Tujuan Penelitian 3 1.3.1 Tujuan Umum 3 1.3.2 Tujuan Khusus 3...