BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kemajuan
teknologi di bidang kedokteran pada beberapa dekade terakhir ini menuntut
mahasiswa kedokteran dan dokter serta petugas keehatan untuk mempelajari
prinsip dasar metode statistika karena metode statistika merupakan salah satu
alat bantu dalam menelaah laporan-laporan ilmiah, mengaadakan analisis data
yang diperoleh daricatatan medik di rumah sakit, mengadakan penelitian dalam
bidang kedokteran, dan lain-lain.
Perkembangan
Statistika
Kata statistika
berasal dari bahasa Italia, yang berarti pejabat negara. Hal ini dapat
diketahui dari berbagai buku statistika dan catatan yang memperlihatkan bahwa
metode statistika telah dikenal sejak zaman Romawi. Pada saat itu, penggunaan
metode statistika masih terbatas pada kepentingan negara yang berisi data
tentang jumlah penduduk menurut umur, jenis kelamin, dan pekerjaan. Data itu
digunakan untuk penarikan pajak dan wajib militer.
Di
Inggris, penggunaan statistika dalam bidang kesehatan diawali oleh Raja Henry VII yang memerintah untuk
melakukan pencatatan kematian pada tahun 1532. Hal ini dilanjutkan hingga tahun
1632 dan pada tahun tersebut secara resmi Inggris membuat undang-undang
kematian yang mencatat kelahiran dan kematian menurut jenis kelamin. Pada tahun
1662, Kapten Jhon Graunt menggunakan
catatan undang-undang kematian selama 30 tahun untuk memperkirakan jumlah orang
yang akan meninggal karena berbagai macam berbagai macam penyakit, proporsi
kelahiran laki-laki dan wanita, serta membuat tabel perjalanan hidup. Dari
hasil kegiatan ini, Jhon Graunt dinyatakan sebagai orang pertama yang
mengadakan analisis secara statistik dari data yang telah ada untuk
memperkiraan kedaan di masa yang akan datang.
Penggunaan
metode statistika dalam bidang kesehatan diikuti oleh sarjana-sarjana lain
seperti William Farr, Karl Pearson,
dan lain-lain. Walaupun demikian, perkembangan statistika kedokteran mengalami
hambatan pada saat itu karena masih banyak klinisi yang skeptis dan tidak
setuju penggunaan metode statistika dalam bidang kedokteran dengan alasan
statistika hanya merupakan kumpulan angka-angka
yang tidak sesuai dengan kenyataan dan etika kemanusiaan. Alasan lain
tidak digunakannya statistika dalam bidang kedokteran adalah karena perhatian
dokter hanya tertuju pada penderita secara individu dan setiap penderita akan
berbeda dengan penderita lain hingga konstribusi statistika untuk kemajuan
bidang kedokteran sangat kecil.
Untuk
menyatakan bahwa statistik hany merupakan permainan angka-angka, Darrel Huff
secara provokatif menulis buku yang berjudul “ How to lie with statistics”dan Arthur Koestler menyatakan bahwa
statistika bagaikan bikini kare yang menarik yang diperlihatkan, sedangkan yang
vital ditutupi. Demikian pula Disraeli, dia menyatakanada tiga dusta yaitu,
dusta, dusta besar, dan statistik. Kondisi tersebut berlangsung terus hingga
menghambat kemajuan penggunaan metode statistika dalam bidang kedokteran. Hal
ini sesuai dengan laporan Dr. O.B. Ross pada tahun 1951 yang dimuat dalam “Journal of the American Medical Associiation”.
Ross menganalisis sebanyak 100 artikel yang berhubungan dengan pengobatan
antara 1 Januari sampai Juni tahun 1950 dan ternyata hanya 27% artikel yang
menggunakan metode statistika dengan baik dan benar.
Walaupun
demikian, data statistik sangat dibutuhkan oleh para dokter untuk menarik
kesimpulan, misalnya bila seorang dokter menemukan seorang penderita migrain.
Untuk dapat menyimpulkannya maka dibutuhkan data. Statistik yang menyatakan
bahwa lebih banyak penderita migrain yang dapat disembuhkan dengan kunyit
dibandingkan dengan obat lain yang biasa digunakan.
Sejak
beberapa dekade terakhir ini, kemajuan bidang kedokteran didukung oleh
pemakaian metode statistika. Oleh karena itu, pengetahuan tentang prinsip dasar
metode statistika serta aplikasinya dibutuhkan oleh para dokter.
Pengertian
Statistika
Telah dijelaskan
sebelumnya bahwa pada zaman Romawi, statistika itu berarti pejabat negara. Jule
dan Kendall dalam bukunya “An
Introduction to The History of Statistic”
Menyatakan bahwa
statistika adalah kumpulan data kuantitatif yang dipengaruhi oleh berbagai
sebab dan metode statistika merupakan suatu metode untuk menjelaskan data
kuantitatif yang dipengaruhi oleh berbagai sebab.
Saat ini terdapat tiga pengetian
statistika, yaitu sebagai berikut.
Statistika
merupakan kumpulan angka yang dihasilkan dari pengukuran atau penghitungan yang
disebut data.
1. Statistika
dapat juga diartikan sebagai statistik
sampel.
2. Statistika
sebagai suatu metode ilmiah yang
dapat digunakan sebagai alat bantu dlam mengambil keputusan, mengadakan
analisis data hasil penelitian, dan lain-lain.
Metode
statistika sebagai alat bantu untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dapat
diterapkan pada berbagai disiplin ilmu, seperti pertanian, industri, psikologi,
ekonomi, manajemen, termasuk bidang kedokteran dan kesehatan masyarakat.
Statistika
kesehatan adalah data atau informasi yang diberikan dengan masalah kesehatan.
Statistika kesehatan sangat bermanfaat untuk kepentingan administratif
penyelesaian masalah kesehatan, dan melakukan analisis tentang berbagai
penyakit selama periode waktu tertentu (time
series analysis). Selain itu, statistika kesehatan juga berguna untuk
menetukan penyebab timbulnya penyakit baru yang belum diketahui atau untuk
menguji manfaat obat bagi penyembuhan penyakit tertentu setelah hasil uji
klinik dinyatakan berhasil.
Statistika kesehatan secara administratif
dapat digunakan untuk memberikan penerangan tentang kesehatan kepada
masyarakat, misalnya informasi tentang penting nya imunisasi pada bayi dan
anak, informasi tentang cara penularan penyakit AIDS, dan lain-lain.
Statistika
kedokteran dapat digunakan untuk memperoleh informasi tentang hal-hal yang
berkaitan dengan masalah kedokteran, misalnya angka kematian (mortalitas) dan
angka kesakitan (mordibitas) yang disebabkan oleh penyakit tertentu. Informasi
tersebut dapat digunakan untuk merencanakan program pelayanan kesehatan atau
mengadakan penelitian guna mengetahui penyebabnya sehingga dapat dilakukan pencegahan
dan pengobatan agar angka angka kematian karena penyakit tersebut dapat
dikurangi.
Statistika
kedokteran merupakan suatu pedoman yang penting dalam penarikan kesimpulan dari
hasil penelitian dalam upaya mencari efektivitas dan efisiensi obat untuk penyembuhan
penyakit.Namun, perlu dipahami bahwa metode statistika dalam bidang kedokteran
merupakan alat bantu yang sangat baik, tetapi bukan merupakan satu-satunya alat
bantu untuk menarik kesimpulan karena masih banyak alat pendukung lain, seperti
pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan radiologi, pengalaman klinik, dan
lain-lain.
1.2 Rumusan Masalah
Dari
latar belakang diatas, maka penulis dapat mengambil beberapa rumusan masalah
yaitu sebagai berikut :
1. Apa
yang dimaksud dengan statistika, statistik, statistika deskriptif, statistika
inferensial ?
2. Apa
yang dimaksud dengan data dan jenis – jenis data ?
3. Apa
yang dimaksud dengan populasi dan sampel ?
4. Apa
yanng dimaksid dengan variabel dan jenisnya ?
5. Apa
itu teknik sampling ?
1.3 Tujuan Penulisan Makalah
Dari
rumusan masalah diatas, maka penulis dapat mengambil beberapa tujuan penulisan
makalah makalah yaitu sebagai berikut :
1. untuk
mengetahui statistika, statistik, statistika deskriptif, statistika inferensial.
2. untuk
mengetahui data dan jenis – jenis data.
3. untuk
mengeahui populasi dan sampel.
4. untuk
mengerahui variabel dan jenisnya.
5. untuk
mengetahui teknik sampling.
BAB II
PEMBAHASAN
PENGERTIAN DASAR DALAM STATISTIKA
2.1 Statistika, Statistik,
Statistika Deskriptif, Statistika Inferensial
1.
Pengertian
Statistika
Statistika
adalah bagian dari matematika yang secara khusus membicarakan cara- cara
pengumpulan, analisis dan penafsiran data. Dengan kata lain, istilah statistika
di sini digunakan untuk menunjukan tubuh pengetahuan (body of knowledge)
tentang cara-cara penarikan sampel (pengumpulan data), serta analisis dan
penafsiran data. (Furqon, 1999:3) Gasperz (1989:20) juga menyatakan bahwa
“statistika adalah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan cara-cara
pengumpulan data, pengolahan serta penganalisisannya, penarikan kesimpulan
serta pembuatan keputusan yang cukup beralasan berdasarkan fakta yang ada”.
Somantri (2006:17) juga menyatakan hal yang sama bahwa “statistika dapat
diartikan sebagai Ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang bagaimana cara kita
mengumpulkan, mengolah, menganalisis dan menginterpetasikan data sehingga dapat
disajikan lebih baik”. Ketiga pengertian
statistika tersebut sama halnya dengan pengertian ilmu statistik yaitu “Ilmu
Statistik adalah kumpulan dari cara-cara dan aturan-aturan mengenai
pengumpulan, pengolahan, penafsiran dan penarikan kesimpulan dari data berupa
angka-angka” (Pasaribu, 1975:19). Jadi statistika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang
cara dan aturan pengumpulan, pengolahan, penganalisaan, penarikan kesimpulan
dan pengambilan keputusan berdasarkan data dan analisis yang dilakukan.
2.
Pengertian
statistik
Somantri
(2006:18) menyatakan statistik diartikan sebagai kumpulan fakta yang berbentuk
angka-angka yang disusun dalam bentuk daftar atau tabel yang menggambarkan
suatu persoalan. Pengertian ini sejalan dengan pendapat dari Gasperz (1989:18),
yang menyatakan bahwa kata statistik telah dipakai untuk menyatakan kumpulan
fakta, umumnya berbentuk angka yang disusun dalam tabel dan atau diagram, yang
menggambarkan suatu persoalan.
Pasaribu
(1975:18) mengatakan ada tiga pengertian statistik. Pengertian pertama
“Statistik merupakan seonggokan atau sekumpulan angka-angka yang menerangkan
sesuatu, baik yang sudah tersusun di dalam daftar yang teratur atau grafik
maupun belum”. Pengertian kedua “Statistik adalah kumpulan dari cara-cara dan
aturan-aturan mengenai pengumpulan data (keterangan mengenai sesuatu),
penganalisaan dan interpretasi data yang berbentuk angka-angka“. Pengertian
ketiga “Statistik adalah bilangan-bilangan yang menerangkan sifat
(characteristic) dari sekumpulan data (pengamatan)“.
Sedangkan
menurut Furqon (1999:3), Istilah
statistik digunakan untuk menunjukkan ukuran-ukuran, angka, grafik atau tabel
sebagai hasil dari statistika. Istilah Statistik juga digunakan untuk
menunjukkan ukuran-ukuran yang langsung diperoleh dari data sampel untuk
menaksir parameter populasinya.
Berdasarkan
beberapa pengertian statistik di atas, dapat kami simpulkan bahwa statistik
memiliki dua pengertian. Dalam arti sempit, statistik adalah kumpulan fakta
yang berbentuk angka-angka (baik disajikan dalam bentuk tabel maupun tidak)
yang menggambarkan suatu persoalan. Dalam arti luas, statistik adalah kumpulan
cara dan aturan mengenai pengumpulan, pengolahan, penyajian, penganalisaan, dan
interpretasi data untuk mengambil kesimpulan.
3.
Pengertian
Statistika Deskriptif (statistik deduktif)
Metode
statistika digolongkan menjadi dua yaitu Metode Statistika Deskriptif dan
Metode Statistika Inferensia. Berikut adalah ruang lingkup Statistika
Deskriptif menurut beberapa ahli. Somantri (2006:19) berpendapat bahwa
statistika deskriptif membahas cara-cara pengumpulan data, penyederhanaan
angka-angka pengamatan yang diperoleh (meringkas dan menyajikan), serta melakukan
pengukuran pemusatan dan penyebaran data untuk memperoleh informasi yang lebih
menarik, berguna dan mudah dipahami.
Furqon (1999:3) menyatakan bahwa statistika deskriptif bertugas hanya
untuk memperoleh gambaran (description) atau ukuran-ukuran tentang data yang
ada di tangan. Pasaribu (1975:19) mengemukakan bahwa statistika deskriptif
ialah bagian dari statistik yang membicarakan mengenai penyusunan data ke dalam
daftar-daftar atau jadwal, pembuatan grafik-grafik, dan lain-lain yang sama
sekali tidak menyangkut penarikan kesimpulan. Jadi statistika deskriptif adalah
statistik yang membahas mengenai pengumpulan, pengolahan, penyajian, serta
penghitungan nilai-nilai dari suatu data yang digambarkan dalam tabel atau
diagram dan tidak menyangkut penarikan kesimpulan.
4.
Pengertian
Statistika Inferensia (statistik induktif)
Somantri
(2006:19) menyatakan bahwa statistika inferensia membahas mengenai cara
menganalisis data serta mengambil keputusan (berkaitan dengan estimasi
parameter dan pengujian hipotesis. Menurut Sudijono (2008:5), statistika
inferensial adalah statistik yang menyediakan aturan atau cara yang dapat
dipergunakan sebagai alat dalam rangka mencoba menarik kesimpulan yang bersifat
umum, dari sekumpulan data yang telah disusun dan diolah. Subana (2000:12)
mengemukakan statistika inferensial adalah statistika yang berhubungan dengan
penarikan kesimpulan yang bersifat umum dari data yang telah disusun dan
diolah. Jadi statistika inferensial adalah statistik yang mempelajari tentang
bagaimana pengambilan keputusan dilakukan.
2.2 Data dan Jenis – jenis Data
Pendahuluan
Data
berasal dari kata datum,yang berarti
materi atau kumpulan fakta fakta untuk keperluan suatu diskusi atau
interferansi.
Sumber Data
Menurut
asal sumbernya,data dapat dibagi menjadi dua kelompok,yaitu:
1. data primer,yaitu
materi atau kumpulan fakta-fakta yang dikumpulkan sendiri oleh si peneliti pada
saat berlangsungnya suatu penelitian.
2. data sekunder,dapat
dibagi menjadi dua kelompok,yaitu:
a.
internal:data
yang berasal dari lingkungan sendiri seperti hasil penelitian,sebelumnya atau
data dirumah sakit berup medical recods,kapasitas tempat tidur,dan lain lain.
b.
ksternal
data
yang berasal dari lingkungan luar seperti publikasi,instansi,badan ilmiah,dan
lain- lain.
Jenis Data
Menurut
jenisnya,data dapat dibagi menjadi dua kelompok,yaitu:
1. data kontinu.
data
ini merupakan variable yang nilainya dapat diukur terus sampai
sekecil-kecilnya,misalnya nilai HB orang X=13,98 gr% data berat badan orang
Y=65,75kg.data ini bersifat kuantitatif.
2. data diskret.
data
ini merupakan variable yang nilainya tidak dapat bersifat kuantitatif.diukur
sekecil-kecilnya dan merupakan satu kesatuan.data ini dapat bersifat
kuantitatif atau kualitatif,misalnya kapasitas tempat tidur RSU=100 orang atau
menunjukkan jumlah sifat tertentu seperti jumlah wanita didalam kelas A=500
orang
Karakteristik Data
Suatu
data statistic harus mempunyai cirri-ciri yang sama atau paling tidak mendekati
ciri-ciri sumber data yang ada,yaitu:
1) akurasi: data
yang telah dikumpulkan setidak-tidaknya
sudah harus mendekati angka atau nilai sumber data yang ada
2) percisi:
stabilitas dan konsistensi data yang telah dikumpulkan sam dengan sumber data
yang ada.jika dilakukan pengukuran kembali,hasilnya harus samaa dengan hasil
pertama.
3) validitas eksternal:karakteristik
populasi sampel harus sesuai dengan karakteristik populasi
dimasayarakat.misalnya kita ingin mengetahui status gizi anak umur balita dan sebagai populasi
sampelnya diambil dari murid sekolah dasar,sehingga validitas eksternal dari
data yang telah dikumpulkan tidak dapat dipertanggungjawabkan karena tidak
mewakili populasi yang diinginkan.
4) validitas internal:meliputi
kemampuan dan keahlian dari oraang yang melakuakan tugas,sensitivitas alat
diagnostic atau laat laboratorium.misalnya,pada pemeriksaan kadar Hb dalam
darah digunakan alat sederhana,yaitu hemometer sahli, dan dilakukan oleh
seorang perawat,maka dari itu,validitas internal data kurang sekali jika
dibandingkan pemeriksaan kadar Hb dengan alat cangggih,yaitu spectrometer dan
dilakukakan oleh seorang analisisis.
Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan
data dapat dilakukan secara langsung dan tergantung dari kebutuhan informasi,tenaga,dan dana yang
ada.
1. interview/wawancara.
hal
ini dilakukan secara langsung dilapangan anatara petugas pewawancara dengan
objek atau responden
Keuntungan-keuntungannya,yaitu:
a. Metode
ini relative lebih lengkap,akurat,dan informasi yang ada lebih konsisten
b. Pewawancara
dapat lebih mengarahkan pertanyaan untuk menghindari mis interpretasi dan
responden.
c. Seluruh
pertanyaan dapat dijawab secara langsung.
Kerugian
–kerugian ini dapat dibatasi dengan cara memberikan pelatihan lebih dahulu
serta memberikan buku petunjuk pelaksanaan dilapangan petugas pewawancara.
2. kuesioner.
berupa
lembaran yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang dikirimkan kepada responden
–responden yang telah dipilih dengan harapan akan dikembalikan.car ini relative
mudah dan murah,kesalahan yang ditimbulkan oleh pihak pewawancara dapat
dihindari,semua tempat atau daerah mudah dijangkau dalam waktu singkat,rahasia
pribadi responden dapat terjamin, dan dapat dilakuakan santai dirumah.
Akan
tetapi,masih terdapat bebeapa kelemahan yang terjadi,seperti tingkat pendidikan
masyarakat,dan kadang- kadang ada pertanyaan yang membingungkan reponden
sehingga jawaban yang diberikan tidak sesuaai dengan yang diinginkan.
3.
registrasi
dan pencatatan.
berupa
pengumpulan data secara rutin terhadap setiap kegiatan atau kejadian dengan
menggunakan system manajemen data yang baik,seperti angka
kelahiran,kematian,kesakitan,dn lain-lain.
4.
Hasil
penelitian/eksperimen.
hasil
ini merupakan data yang dikumpulkan langsung dari hasil penelitian,seperti
pemeriksaan darah,berat badan,sampel air minum,dan lain-lain.
5. Riview dari record atau publikasi.
data
yang dikumpulkan dari hasil record atau publikasi badan resmi,seperti Depkes
RI,WHO,dan lain-lain.
Presentasi Data
Data
yang dikumpulkan perlu disusun secara sistematik agar dapat dimengerti dan
presentasi dengan baik.ada empat cara untuk presentasi data,yaitu:
1. tekstual: berupa
tulisan atau narasi,hanya dipakai untuk data yang jumlah nya kecil,dan hanya
perlu suatu simpulan sederhana.
2. semi-tabulasi.cara
ini merupakan kombinasi antara tulisan dan tabulasi sederhana.digunakan untuk
data yang jumlahnya kecil dan hanya perlu suatu kesimpulan sederhana.
3. tabulasi.cara
ini merupakan bentuk table yang terdiri dari beberapa baris dan kolom yang
digunakan untuk memaparkan.selain itu,terdiri dari beberapa variable hasil
observasi,survey atau penelitian,sehingga mudah dibc dan dimengerti
Perhtikan
Gbr.2-1 dan kotak 2-1
Keterangan table/footnote
Gbr.2-1
salah satu contoh bentuk table
Contoh 1
Berdasarkan
sensus penduduk tahun 2001,penduduk Indonesia terdiri dari laki laki dan
104.482.285 orang dan perempuan sebanyak
103.832.000 orang
Komposisi penduduk Indonesia
menurut jenis kelamin
Tahun 2001
Sumber biostatistik,sensus pendudk tahun
2001
Contoh 2
Berdasarkan
usia dan jenis kehamilan,penyakit tukak
lambung dan duodenum disumtra dan jawa pada tahun 1982 lebih banyak terjadi
pada perempuan dari pada laki –laki
Penyakit tukak lambung dan duodenum
menurut usia dan jenis kelamin di Sumatera dan jawa tahun 1982
Contoh 3
Penelitian
studi kohort terhadap problem perdarahan antara noplaant dan DMPA di kota madya
Palembang menurut tingkat pendidikan peserta KB.
Penelitian studi kohort
antara norplant dan DMPA di kotamadya Palembang,1993 menurut tingkat pendidikan
peserta KB
Contoh 4
Pemakaian
metode kontrasepsi berdasarkan golongan usia dan jumlah anak pada peserta KB
aktif di puskesmas boom baru dan puskesmas 7 ulu kotamadya Palembang,1993
Metode kontrasepsi
berdasarkan golongan usia dan jumlah anak pada peserta KB aktif di puskesmas
boom baru dan 7 ulu kotamadya Palembang,1993
3. diagram/grafik
digunakan untuk presentasi data pada penelitian dan dapat dilakukan dengan
beberpa cara sesuai dengan jenis data dan kebutuhan,seperti terlihat pada table
2-1
Contoh
Dari
hasil pemeriksaan tinja dengan metode HE sebanyak 146 sediaan didapatkan jumlah
tinja yang positif dengan telur
A.lumbricoides68 orang,telur T.tricbiura 55 orang dan A.duodenle 23 orang.data ini dapat
digambarkan dalam sebuah diagram seperti pada Gbr.2-2 dan 2-3
Diagrm bar. diagram
ini dapat berbentuk horizontal ataupun vertical,digunakan untuk membandingkan
frekuensi distribusi data kualitatif,baik secara absolute maupun
relative,perhatikan Gbr,2-2
Gbr.2-2
bentuk diagram bar:investasi cacing pada karyawan sebuah pabrik dikota madya
Palembang.
a. pie chart.diaagram
ini merupakan gambar berbentuk lingkaran yang dibagi-bagi menjadi beberapa
sector atau bagian,dan tiap bagian melukiskan proporsi atau presentase dari
data yang bersifat kualitatif.perhatikan Gbr 2-3
b. diagram garis.digram
ini merupakan bentuk garis yang menggambarkan suatu keadaanyang berurutan dalam
skala waktu,tahun,dan lain-lain.perhatikan Gbr.2-4
c. d.diagram pencar.ini merupakan kumpulan
titik-titik yang terpencr yang berasal dari dua kumpulan data,yaitu variable 1
dan 2 pada sumbu X dan Y.perhatikan Gbr.2-5
Gbr.2-3
bentuk pie chart:investasi cacing pada karyawan sebuah pabrik di kotamadya
Palembang.
Gbr.2-4
bentuk diagram garis:hubungan antara tinggi curah hujan dengan penyakit DBD
selama lima tahun dikota Palembang.
Gbr.2-5
bentuk diagram pencar
e.diagram gambar.diagram ini berupa
diagram yang menyatakan frekuensi distrubusi data,disertai dengan bentuk gambar
tertentu yang ada hubungan nya dengan keadaan data yang akan
dipersentasikan,sepeti gambar oraang,alat,dan sebagainya.perhatikan
Gbr.2-6.
F.kurtogram.diagram ini berbentuk peta
bumi yang memuat data tentang keadaan penduduk,angka kesakitan,dan lain-lain
yang ada disuatu tempat atau Negara.
1.
Pengertian
data
Pasaribu
(1975:25) mengemukan data adalah keterangan mengenai sesuatu, keterangan yang
mungkin berbentuk angka-angka (bilangan) dan mungkin juga tidak.
Menurut
Gasperz (1989:20-22), data adalah keterangan yang dapat memberikan gambaran
tentang suatu keadaan atau masalah.
Menurut
Somantri (2006:29), data merupakan sejumlah informasi yang dapat memberikan
gambaran tentang suatu keadaan atau masalah, baik yang berbentuk angka maupun
yang berbentuk kategori.
Sedangkan
menurut Subana (2000:19), data adalah sejumlah informasi yang dapat memberikan
gambaran tentang suatu keadaan atau masalah, baik yang berupa angka-angka
(golongan) maupun yang berbentuk kategori, seperti; baik, buruk, tinggi, rendah
dan sebagainya.
Jadi
data adalah suatu keterangan atau informasi berbentuk kualitatif dan atau
berbentuk kuantitas yang merupakan hasil observasi, penghitungan dan pengukuran
dari suatu variabel yang menggambarkan suatu masalah.
Definisi Data
Materi
atau kumpulan fakta-fakta dapat berupa status, informasi, keterangan, dan
lain-lain. kumpulan fakta-fakta ini berasal dari suatu objek atau beberapa
objek yang dikumpulkan sendiri oleh sipeneliti atau dari sumber lain, seperti
instsansi, lembaga pemerintah / nonpemerintah, publikasi, dan orang lain.
2.
Jenis-jenis
data
a.
Berdasarkan
sifatnya
1)
Data kualitatif
Data
yang tidak berbentuk angka (bilangan). Contoh : penjualan merosot, mutu barang
naik, karyawan resah, harga daging naik, dan sebagainya.
2)
Data kuantitatif Data yang berbentuk angka (bilangan).
Contoh
: produksi 100 unit/hari, omset penjualan naik 20%, jumlah karyawan 1.000 orang
dan sebagainya.
b.
Berdasarkan
nilainya, data kuantitatif dibagi lagi menjadi :
1) Data
diskrit
Data
diskrit bersifat terkotak-kotak yaitu tidak dikonsepsikan adanya nilai- nilai
diantara data (bilangan) yang satu dengan data (bilangan) lain yang terdekat
(tidak ada angka desimal). Contoh : jumlah karyawan 1.000 orang, penjualan 500
unit, dan sebagainya.
2) Data
kontinu
Berbeda
dengan data diskrit, diantara dua data kontinu dikonsepsikan adanya sejumlah
nilai dengan jumlah yang tidak terhingga (terdapat angka desimal). Contoh :
tinggi badannya 165 cm, omset penjualan naik 20% dan sebagainya.
c.
Berdasarkan
cara memperolehnya
1)
Data primer
Data
primer adalah data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh suatu perusahaan
atau organisasi. Contoh : biro pusat statistik mengumpulkan harga sembilan
bahan pokok langsung mendatangi pasar kemudian mengolahnya.
2)
Data sekunder
Data
sekunder adalah data yang diperoleh suatu organisasi atau perusahaan dalam
bentuk yang sudah jadi dari pihak lain. Contoh : perusahaan memperoleh data
penduduk, data pendapatan nasional, indeks harga konsumen, dan daya beli
masyarakat dari Badan Pusat Statistik (BPS).
d. Berdasarkan
sumbernya
1)
Data internal
Data
internal ialah data yang menggambarkan keadaan dalam suatu organisasi. Misalnya
data internal perusahaan yang meliputi data pegawai, data keuangan, data
peralatan, data produksi, data pemasaran, dan data hasil penjualan. Pada
dasarnya data internal meliputi data input dan data output suatu organisasi.
2)
Data eksternal
Data
eksternal ialah data yang menggambarkan keadaan diluar organisasi. Misalnya
data yang menggambarkan faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan, seperti
daya beli masyarakat, selera masyarakat, saingan dari barang sejenis,
perkembangan harga, keadaan ekonomi dan sebagainya.
e. Berdasarkan cara
penyusunannya atau skalanya
1)
Data nominal
Data
nominal ialah data statistik yang memuat angka yang tidak mempunyai arti
apa-apa. Angka yang terdapat dalam data ini hanya merupakan tanda/simbol dari
objek yang akan dianalisis. contohnya
data yang berkaitan dengan jenis kelamin: laki-laki atau perempuan. Agar data tersebut dapat dianalisis dengan
menggunakan statistik, data tersebut harus diubah menjadi angka, misalnya
simbol laki-laki adalah angka 1 dan perempuan adalah angka 2.
2)
Data ordinal
Data
ordinal adalah data statistik yang mempunyai daya berjenjang, tetapi perbedaan
antara angka yang satu dan angka yang lainnya tidak konstan atau tidak memiliki
interval yang tetap. Contohnya hasil tes matematika dalam suatu kelompok
belajar adalah sebagai berikut : Andri rangking ke-1; Budi rangking ke-2; Chica
rangking ke-3 Angka satu diatas mempunyai nilai lebih tinggi daripada angka dua
maupun angka tiga, tetapi data ini tidak bisa menunjukan perbedaan kemampuan
antara Andri, Budi, Chica secara pasti. Rangking satu tidak berarti mempunyai
kemampuan dua kali lipat dari rangking dua maupun mempunyai kemampuan tiga kali
lipat dari rangking tiga. Perbedaan kemampuan antara rangking kesatu dengan
ranging kedua mungkin tidak sama dengan perbedaan kemampuan antar rangking
kedua dengan rangking ketiga.
3)
Data interval
Data
interval adalah data yang jarak antara yang satu dan lainnya sama dan telah
ditetapkan sebelumnya. Data interval tidak memiliki titik nol dan titik maksimum
yang sebenarnya. Nilai nol dan titik maksimum tidak mutlak. Misalnya jika suatu tes intelegensi
menghasilkan nilai yang berkisar antara 0 sampai 200, nilai nol bukan
menunjukan seseorang mempunyai kecerdasan yang minimal. nilai nol hanya menunjukkan
tempat paling rendah dari prestasi pada tes tersebut dan nilai 200 menunjukkan
tingkat tertinggi.
4)
Data rasio
Data
rasio adalah jenis data yang mempunyai tingkatan tertinggi. Data ini selain
mempunyai interval yang sama, juga mempunyai nilai nol (0) mutlak, Misalnya hasil pengukuran panjang, tinggi,
dan berat. Dalam data rasio nilai 0 betul-betul tidak mempunyai nilai. Jadi,
nol kilometer tidak mempunyai panjang dan nol kilogram tidak mempunyai berat.
Dalam data rasio terdapat skala yang menunjukan kelipatan, misalnya 20 meter
adalah 2 ×10 meter, 15 kg adalah 3 × 5 kg. contoh lain dari data rasio adalah
luas, volume dan sebagainnya.
2.3 Populasi dan Sampel
1.
Pengertian
populasi
Cooper
dan Emory (1997) mengemukakan populasi adalah seluruh kumpulan elemen yang
dapat kita gunakan untuk membuat beberapa kesimpulan
sedangkan
Kuncoro (2003) menyatakan populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, yang
biasanya berupa orang, objek, transaksi atau kejadian dimana kita tertarik
untuk mempelajarinya atau menjadi objek penelitian.
Nazir
(1999) juga mengatakan populasi adalah kumpulan dari individu dengan kualitas
serta ciri-ciri yang telah ditetapkan. Populasi adalah kumpulan dari ukuran- ukuran
tentang sesuatu yang akan kita buat inferensinya. Populasi adalah berkenaan
dengan data, bukan dengan orangnya maupun bendanya.
Menurut
Somantri (2006:62), populasi merupakan keseluruh elemen, atau unit elemen, atau
unit penelitian, atau unit analisis yang memiliki karakteristik tertentu yang
dijadikan sebagai objek penelitian.
Gasperz
(1989:25) juga mengatakan populasi tidak lain adalah keseluruhan unsur-unsur
yang akan diteliti atau yang akan dijadikan sebagai objek penelitian, dan
tentunya kesimpulan yang ditarik hanya berlaku untuk keadaan dari objek-objek
tersebut.
Pendapat
lain dari Sugiyono (1997:57) dikutip Riduwan (2003:7) memberikan pengertian
bahwa ”Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri obyek atau subyek yang
menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Sedangkan
menurut Riduwan dan Tita Lestari (1997:3) mengatakan bahwa “Populasi adalah
keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil pengukuran yang menjadi objek
penelitian.”
Jadi
populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari makhluk
hidup, benda, gejala, nilai tes, atau peristiwa sebagai sumber data yang
mewakili karakteristik tertentu dalam suatu penelitian.
2.
Pengertian
sampel
Sampel
menurut Somantri (2006:63) adalah bagian kecil dari anggota populasi yang
diambil menurut prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasinya.
Dan
menurut Furqon (1999:2), sebagian anggota dari populasi disebut sampel. Menurut
Pasaribu (1975:21), sampel itu adalah sebagian dari anggota-anggota suatu
golongan (kumpulan objek-objek) yang dipakai sebagai dasar untuk mendapatkan
keterangan (atau menarik kesimpulan) mengenai golongan (kumpulan itu).
Begitu
pula Sugiyono (1997:57) dikutip Riduwan (2003:10) memberikan pengertian bahwa
“Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi.” Arikunto (1998:117) dikutip Riduwan (2003:10) mengatakan bahwa “Sampel adalah bagian dari populasi (sebagian
atau wakil populasi yang diteliti). Sampel penelitian adalah sebagian dari
populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi.”
Jadi sampel adalah sebagian data yang merupakan objek dari populasi yang
diambil.
2.4 Variabel dan Jenisnya
1.
Pengertian
Variabel
Somantri
(2006: 27) mengemukakan variabel adalah karakteristik yang akan di observasi
dari satuan pengamatan. Harun Al Rasyid dalam Somantri (2006:7) lebih tegas
menyebutkan bahwa variabel adalah karakteristik yang dapat diklasifikasikan
sekurang-kurangnya dua buah klasifikasi (kategori) yang berbeda, atau yang
dapat memberikan sekurag-kurangnya dua hasil pengukuran atau perhitungan yang
nilai numeriknya berbeda.
Menurut
Spiegel (2004:2), Variabel adalah suatu simbol, seperti X, Y, H atau B, yang
bisa menyandang salah satu dari sekumpulan nilai yang telah ditetapkan
sebelumnya; kumpulan nilai itu disebut sebagai domain dari variabel tersebut.
Jadi variabel adalah suatu karakteristik dari suatu objek yang nilainya untuk
setiap objek bervariasi dan dapat diamati atau dihitung atau diukur.
2.
Macam-macam
Variabel
Somantri
(2006:28) mengklasifikasikan variabel menjadi dua yaitu: variabel
kualitatif dan variabel kuantitatif.
Variabel
kualitatif merupakan variabel kategori. Yang termasuk variabel kualitatif
adalah variabel nominal dan variabel ordinal. Variabel kuantitatif
diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu variabel diskrit dan variabel
kontinu. Variabel diskrit merupakan variabel yang besarannya tidak dapat
menempati semua nilai, nilai variabel diskrit selalu berupa bilangan bulat dan
umumnya diperoleh dari hasil pencacahan.
Variabel
kontinu merupakan variabel yang besarannya dapat menempati semua nilai yang ada
di antara dua titik dan umumnya diperoleh dari hasil pengukuran, sehingga pada
variabel kontinu dapat dijumpai nilai- nilai pecahan ataupun nilai-nilai bulat.
Menurut
Spiegel (2004:3), suatu variabel yang secara teoritis dapat menyandang nilai
yang terletak diantara dua buah nilai tertentu disebut sebagai variabel
kontinu; jika tidak demikian, kita menyebutnya sebagai variabel diskrit.
Furqon
(1999:10) berpendapat bahwa ada beberapa peubah (variable) yang sangat penting
dipahami, antara lain:
a. Peubah
terikat (dependent variable), yaitu peubah yang dipengaruhi oleh peubah lain.
b. Peubah
bebas (independent variabel), yaitu peubah yang mempengaruhi peubah lain.
c. Peubah
control (control variabel), yaitu peubah yang pengaruhnya kepada peubah terikat
dikendalikan.
d. Peubah
moderator (moderator variabel), yaitu peubah yang mempengaruhi hubungan antara
peubah bebas dengan peubah terikat. Contoh : - “usia” adalah gejala kualitatif,
akan tetapi gejala yang bersifat kualitatif itu dilambangkan dengan angka;
misalnya: 17 tahun, 25 tahun dan sebagainya. - “nilai ujian” pada dasarnya
adalah gejala kualitas yang dilambangkan dengan angka, seperti : 5, 7, 8, 50,
70 dan sebagainya.
2.5 Teknik sampling
1.
Pengertian
teknik sampling
Earl
Babbie (1986) dikutip Prijana (2005) dan dikutip Somantri (2006) dalam bukunya
The Practice of Social Research, mengatakan “Sampling is the process of
selecting observations” (sampling adalah proses seleksi dalam kegiatan
observasi). Proses seleksi yang dimaksud disini adalah proses untuk mendapatkan
sampel.
Somantri
(2006:71), menjelaskan bahwa yang di maksud dengan sampling acak sederhana
adalah sebuah proses sampling yang dilakukan sedemikian rupa sehingga setiap
satuan sampling yang ada dalam populasi mempunyai peluang yang sama untuk
dipilih ke dalam sampel.
William
G. Cohran dalam bukunya Sampling Techniques, yang diterjemahkan olah Prijatna
(2005) dikutip Somantri (2005) mengatakan bahwa sampling acak sederhana adalah
sebuah metode seleksi terhadap unit-unit populasi, unit-unit tersebut diacak
seluruhnya.
Sementara
Earl Babbie dalam bukunya The Practice of Social Research masih dalam Prijatna
(2005) dikutip Somantri (2006) mengatakan bahwa sampling acak sederhana adalah
sebuah metode sampling dasar dalam penelitian sosial, sebuah kerangka sampling
mesti dibuat, masing-masing unit di daftar seluruhnya tanpa ada yang terlewat.
Riduwan
(2003:11) mengemukakan teknik pengambilan sampel atau teknik sampling adalah
suatu cara mengambil sampel yang representatif dari populasi. Jadi teknik
sampling adalah suatu cara atau proses untuk mendapatkan sampel dari populasi.
2.
Macam
– macam teknik sampling
Somantri
(2006:69-84) menyatakan tipe teknik penarikan sampel dapat dibedakan
berdasarkan dua hal, yaitu :
a.
Berdasarkan
proses pemilihannya
Tipe
teknik penarikan sampel berdasarkan proses pemilihannya terbagi atas :
1) Teknik
penarikan sampel dengan pengembalian (sampling with replacement), yaitu setiap
anggota sampel yang terpilih dikembalikan lagi ketempatnya sebelum pemilihan
selanjutnya dilakukan, sehingga ada kemungkinan bahwa suatu satuan teknik
penarikan sampel akan terpilih lebih dari sekali
2) Teknik
penarikan sampel tanpa pengembalian (sampling without replacement), yaitu
setiap anggota sampel yang terpilih tidak dikembalikan lagi kedalam satuan
populasi. Dengan demikian teknik penarikan sampel tanpa pengembalian merupakan
kebalikan dari proses teknik penarikan sampel dengan pengembalian.
b.
Berdasarkan
peluang pemilihannya
Tipe
teknik penarikan sampel berdasarkan peluang pemilihannya terbagi atas:
1) Sampling
probabilitas (probability sampling)
Pemilihan
sampel dalam sampling probability dilakukan secara acak dan objektif, dalam
arti tidak didasarkan semata-mata pada keinginan peneliti, sehingga setiap
anggota populasi memiliki kesempatan tertentu untuk terpilih sebagai sampel.
Sampel yang termasuk dalam sampling probabilitas adalah:
a. Sampling
acak sederhana (simple random sampling)
Subana
(2000:26) menyatakan random yang dipergunakan dalam teknik ini bisa dalam
bentuk undian, ordinal, dan randomisasi dari tabel bilangan random.
Cara
undian dilakukan dengan memberikan nomor pada unit sampling dalam populasi,
kemudian dilakukan pengundian satu persatu sampai diperoleh jumlah yang sesuai
dengan ukuran sampel yang ditentukan.
Cara
ordinal dilakukan dengan membuat daftar secara berurutan dari unit sampling
yang pertama sampai yang terakhir, kemudian diambil satu persatu dengan
menggunakan pola tertentu, misalnya diambil yang bernomor genap atau yang
bernomor ganjil atau dengan menggunakan kelipatan lima, sepuluh, limabelas dan
sebagainya. Cara ketiga yaitu dengan menggunakan tabel bilangan random.
Penggunaan tabel random untuk mencari sampel dari populasi dapat dilakukan
sebagai berikut :
a) Berilah
nomor pada semua unit yang menjadi anggota populasi, misalnya untuk populasi
sebesar 500, diberi nomor dari 000 sampai 500. Sampel yang akan diambil
misalnya 20.
b) Pilhlah
secara random baris dan kolom dari daftar bilangan random yang akan digunakan,
misalnya baris 2 kolom 10-14. Dari baris kedua pada kolom 10-14, pilih secara
berurutan kebawah digit yang tiga angka pertamanya sesuai dengan nomor
populasi.
c) Bilangan
yang terambil dengan tabel random, adalah: 4141, 268, 164, 364, 243, 460, dan
seterusnya sampai diperoleh jumlah sampel yang diinginkan.
b. Sampling
sistematik (systematic sampel)
Subana
(2000:28) berpendapat cara sistematik hampir sama dengan cara random namun
dilakukan secara sistematik, yaitu mengikuti suatu pola tertentu dari nomor
anggota populasi yang dipilih secara random, berdasarkan jumlah sampel yang
sudah ditetapkan sebelumnya. Misalnya kita menghendaki sebuah sampel berukuran
60 dari sebuah populasi yang berukuran 600. Setelah setiap individu dari
populasi diberi nomor urut 001 sampai 600, bagilah individu tersebut menjadi 60
kelompok (subpopulasi), yang setiap kelompoknya terdiri dari 10 individu.
Subpopulasi pertama berisi individu bernomor 001 sampai 010, subpopulasi kedua
berisi individu bernomor 011 sampai 020, dan seterusnya sampai subpopulasi yang
ke-60 berisi individu dengan nomor 591 sampai 600.
c. Sampling
berstrata (stratified sampling)
Subana
(2000:27) mengemukakan penarikan sampel secara strata ini terutama ditujukan
untuk populasi yang berkelompok (memiliki stratum), dengan tujuan agar anggota
populasi terpilih secara acak dan setiap kelompok yang ada pada populasi dapat
terwakili. Pada sampling itu, banyaknya sampel pada setiap strata adalah sama.
Misalkan kita akan meneliti penguasaan siswa terhadap matematika. 30.000 siswa
disebuah kabupaten, yang terdiri dari 15.000 siswa SD, 10.000 siswa SMP, 5.000
siswa SMA, sampel yang dibutuhkan misalnya 600 siswa. Perhitungan sampelnya
dapat dilakukan sebagai berikut : Anggota sampel sebanyak 600 siswa dari 30.000
siswa adalah 1 50 . Maka untuk siswa SD
diambil 1 50 ×15.000 = 300 siswa, untuk siswa SMP diambil 1 50×10.000 = 200
siswa, dan untuk siwa SMA diambil 1 50× 5.000 = 100 siswa.
d. Sampling
bergugus (cluster sampling)
Somantri
(2006:80) berpendapat sampling klaster adalah sampling dimana unit samplingnya
adalah kumpulan atau kelompok (cluster) elemen (unit observasi). Jadi dalam
penarikan sampel cluster, anggota populasi dibagi menjadi beberapa kelompok,
selanjutnya kita mengambil semuanya atau sebagian elemen dari setiap kelompok
yang terpilih untuk dijadikan sampel. Contoh, andaikan seorang peneliti ingin
mengetahui rata-rata pendapatan kepala keluarga di sebuah kota besar. Daftar
yang mungkin diperoleh adalah daftar nama-nama kelurahan dikota tersebut.
Kelurahan adalah kumpulan kepala keluarga. Oleh karena itu kelurahan dipandang
sebagai klaster. Pengambilan sampel kemudian dilakukan dengan mengambil secara
acak klaster-klaster.
Dengan
demikian bisa kita katakan bahwa pada sampel berstrata maupun sampel cluster,
populasi dibagi menjadi kelompok tertentu.
Kita menggunakan sampling berstrata bila setiap group memiliki variasi
yang kecil tetapi variasi antar groupnya besar. Kebalikannya kita menggunakan
sampling cluster bila dianggap ada variasi pada setiap group, tetapi antar
group relative sama .
2) Sampling
nonprobabilitas (nonprobability sampling)
Somantri
(2006:82-84) berpendapat nonprobability sampling dikembangkan untuk menjawab
kesulitan yang timbul dalam menerapkan teknik probability sampling, terutama
untuk mengeliminir biaya dan permasalahan dalam pembuatan sampling frame
(kerangka sampel).
a. Sampling
kemudahan (convenience sampling)
Pada
sampling kemudahan (convenience sampling), sampel diambil secara spontanitas,
artinya siapa saja yang secara tidak sengaja bertemu dengan peneliti dan sesuai
dengan karakteristiknya, maka orang tersebut dapat dijadikan sampel. Teknik
sampling convenience adalah teknik penarikan sampel yang dilakukan karena
alasan kemudahan atau kepraktisan menurut peneliti itu sendiri. Dasar
pertimbangannya adalah dapat dikumpulkan data dengan cepat dan murah, serta
menediakan bukti- bukti yang cukup melimpah. Kelemahan utama teknik sampling
ini jelas yaitu kemampuan generalisasi yang amat rendah atau keterhandalan data
yang diperoleh diragukan.
b. Judgement
sampling (purposive sampling)
Judgement
sampling (purposive sampling) adalah teknik penarikan sampel yang dilakukan
berdasarkan karakteristik yang ditetapkan terhadap elemen populasi target yang
disesuaikan dengan tujuan atau masalah penelitian. Dalam perumusan kriterianya,
subjektivitas dan pengalaman peneliti sangat berperan. Penentuan criteria ini
dimungkinkan karena peneliti mempunyai pertimbangan-pertimbangan tertentu
didalam pengambilan sampelnya.
c. Quota
sampling (jatah)
Subana
(2000:27-28) berpendapat pengambilan sampel dengan cara ini didasarkan pada
pertimbangan-pertimbangan tertentu dari peneliti. Jika peneliti mengambil
sampel dari suatu populasi penelitian dengan cara menentukan sejumlah anggota
sampel secara quantum atau jatah, teknik samping semacam itu disebut quota sampling.
Langkah-langkah pengambilan sampel adalah menetapkan besarnya jumlah sampel
yang diperlukan, kemudian menetapkan jumlah atau banyaknya jatah, maka jatah
atau quantum itulah yang dijadikan dasar untuk mengambil unit sampel yang
diperlukan.
d. Snowball
sampling
Snowball
sampling merupakan salah satu bentuk judgement sampling yang sangat tepat
digunakan bila populasinya kecil dan sangat spesifik. Cara pengambilan sampel
dengan cara ini dilakukan secara berantai, makin lama sampel menjadi seakin
besar, seperti bola salju yang menuruni lereng gunung. Hal ini diakibatkan
kenyataan bahwa populasinya sangat spesifik, sehingga sulit sekali mengumpulkan
sampelnya. Pada tingkat operasionalnya melalui teknik sampling ini, responden
yang relevan dinterview, diminta untuk menyebutkan responden lainnya sampai
diperoleh sampel sebesar yang diinginkan peneliti, dengan
spesifikasi/spesialisasi yang sama karena biasanya mereka saling mengenal. Berdasarkan uraian tentang teknik sampling
diatas, seorang peneliti dapat dengan bebas menentukan teknik sampling mana
yang akan digunakan. Tetapi didalam pendidikan teknik sampling yang lazim
digunakan adalah simple random sampling, stratified sampling, quota sampling,
dan systematic sampel.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Statistika
adalah bagian dari matematika yang secara khusus membicarakan cara- cara
pengumpulan, analisis dan penafsiran data. Somantri (2006:18) menyatakan
statistik diartikan sebagai kumpulan fakta yang berbentuk angka-angka yang
disusun dalam bentuk daftar atau tabel yang menggambarkan suatu persoalan. data
adalah suatu keterangan atau informasi berbentuk kualitatif dan atau berbentuk
kuantitas yang merupakan hasil observasi, penghitungan dan pengukuran dari
suatu variabel yang menggambarkan suatu masalah. populasi adalah keseluruhan
objek penelitian yang dapat terdiri dari makhluk hidup, benda, gejala, nilai
tes, atau peristiwa sebagai sumber data yang mewakili karakteristik tertentu
dalam suatu penelitian. Sampel
penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan
dapat mewakili seluruh populasi.” Jadi sampel adalah sebagian data yang
merupakan objek dari populasi yang diambil. variabel adalah suatu karakteristik
dari suatu objek yang nilainya untuk setiap objek bervariasi dan dapat diamati
atau dihitung atau diukur. teknik
sampling adalah suatu cara atau proses untuk mendapatkan sampel dari populasi.
3.2 saran
Kepada
para pembaca agar dapat bermanfaat dan pula dapat memanfaatkan ilmunya dengan
sebaik-baiknya, tidak pantang menyerah dalam menuntut ilmu karena ilmu
merupakan tolak ukur kehidupan seseorang.
DAFTAR
PUSTAKA
Akbar,
Purnomo Setiady dan Husaini Usman. 2006. Pengantar Statistika Edisi Kedua.
Jakarta : PT Bumi Aksara
Akdon
dan Riduwan .2013. Rumus dan Data dalam Analisis Statistika. Bandung :
Alfabeta.
Budiarto,
eko. 2001. Biostatistika untuk kedokteran dan kesehatan masyarakat. Jakarta :
kedokteran EGC.
greats
BalasHapus