Sabtu, 03 Oktober 2020

STUDI KASUS PRE EKLAMPSIA BERAT DI RS

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Rumusan Masalah 3 1.3 Tujuan Penelitian 3 1.3.1 Tujuan Umum 3 1.3.2 Tujuan Khusus 3 BAB II TINJAUAN TEORI 6 2.1. Preeklamsia Berat 6 2.1.1 PengertianPreeklamsia Berat (PEB) 6 2.1.2 Etiologi 6 2.1.3 Tanda dan gejala 7 2.1.4 Patofisiologi 8 2.1.5 Komplikasi 9 2.1.6 Pencegahan 9 2.1.7 Penatalaksaan 10 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang World Health Organization (WHO) memperkirakan terdapat 216 kematian ibu setiap 100.000 kelahiran hidup akibat komplikasi kehamilan dan persalinan tahun 2015. Jumlah total kematian ibu diperkirakan mencapai 303.000 kematian di seluruh dunia. MMR di Negara berkembang mencapai 239/100.000 kelahiran hidup, 20 kali lebih tinggi dibandingkan Negara maju. Negara berkembang menyumbang sekitar 90 % atau 302.000 dari seluruh total kematian ibu yang diperkirakan terjadi pada tahun 2015. Indonesia termasuk salah satu negara berkembang sebagai penyumbang tertinggi angka kematian ibu di dunia. WHO memperkirakan di Indonesia terdapat sebesar 126 kematian ibu setiap 100.000 kelahiran hidup dengan jumlah total kematian ibu sebesar 6400 pada tahun 2015. Angka ini sudah terjadi penurunan dari angka kematian ibu menurut SDKI 2012 yaitu sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup Penyebab kematian ibu terbanyak disebabkan karena preeklamsia berat.Umumnya ukuran yang dipakai untuk menilai baik-buruknya keadaan pelayanan kebidanan (maternity care) dalam suatu negara atau daerah ialah kematian maternal (maternal mortality). Menurut definisi WHO “kematian maternal ialah kematian seorang wanita waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah barakhirnya kematian oleh sebab apa pun, terlepas dari tuanya kehamilan dan tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri kehamilan”. Sebab-sebab kematian ini dapat dibagi dalam 2 golongan, yakniyang langsung disebabkan oleh komplikasi-komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas,dan sebab-sebab yang lain seperti penyakit jantung, kanker, dan sebagainya (associated causes). Angka kematian maternal (maternal mortality rate) ialah jumlah kematian maternal diperhitungkan terhadap 1.000 atau 10.000 kelahiran hidup, kini dibeberapa negara malahan terhadap 100.000 kelahiran hidup. Kemajuan yang telah dicapai dalam kira-kira setengah abad terakhir telah diumumkan oleh banyak penulis. Diinggris angka kematian menurun dari 44,2 per 10.000 kelahiran dalam tahun 1928 menjadi 2,5 per 10.000 dalam tahun 1970 (chamberlain dan jeffcoate,1966, stallworthy, 1971). Perkembangan ini terlihat pula pada semua Negara maju, umumnya angka kematian maternal kini dinegara-negara itu berkisar antara 1,5 dan 3,0per 10.000 kelahiran hidup (Prawirohardjo S. , 2010). Preeklamsia adalah penyakit kehamilan yang ditandai dengan tekanan darah sebesar 140/90 mmHg atau lebih pada dua kali pemeriksaan setelah usia kehamilan 20 minggu pada ibu yang sebelumnya normotensif. Preeklamsia ini disertai dengan proteinuria yang singnifikan ( lebih dari 0, 3 g dalam 24 jam ). Preeklamsia berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan timbulnya hipertensi 160/110 mmHg atau lebih disertai proteinuria dan /atau edema pada kehamilan 20 minggu atau lebih (Sujiyatni, 2009). Gejala ini dapat timbul sebelum 20 minggu bila terjadiPreeklampsia hampir secara eksklusif merupakan penyakit pada multipara.Biasanya terdapat pada wanita masa subur dengan umur ekstrem yaitu pada remaja belasan tahun atau pada wanita yang berumur lebih dari 35 tahun. Tingginya kejadian preeklamsia di negara-negara Berkembang dihubungkan dengan masih rendahnya status sosial ekonomi dan tingkat pendidikan yang dimiliki kebanyakan masyarakat. Kedua hal tersebut saling terkait dan sangat berperan dalam menentukan tingkat penyerapan danpemahaman terhadap berbagai informasi/masalah kesehatan yang timbul baik pada dirinya ataupun untuk lingkungan sekitarnya (Zuhrina, 2010). Data dari RSUD Dr. M. Zein Painan pada bulan Januari – Desember 2016 sebanyak 56 orang yang mengalami preeklamsi berat, dan persalinannya sebagian besar di rujuk ke RSUP Dr. M. Djamil Padang. Di RSUP DR. M. Djamil Padang ditemukan ibu hamil bersalin dengan PEB 8 orang dalam kurun waktu 1 minggu yaitu mulai dari tanggal 18-24 september 2017. Menelaah uraian di atas, maka Kelompok tertarik untuk menerapkan asuhan kebidanan dan menuangkannya dalam bentuk “Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ibu nifas Post Sectio Cesarea atas indikasi PEB di RSUP Dr. M. Djamil Padang ”. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Gambara karakteristik pada ibu nifas dengan kejadian preeklamsi berat di RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2017” 1.2 Tujuan 1.2.1 Tujuan umum Mampu melaksanakan dan memberikan asuhan kebidanan ibu nifas pada Ny”E” P1A0H1 dengan post SC atas indikasi PEB. 1.2.2 Tujuan Khusus a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data subjektif pada Ny”D” P1E0H1 dengan post SC atas indikasi PEB. b. Mahasiswa mampu melakukan pengumpulan data objektif pada Ny”E” P1A0H1 dengan post SC atas indikasi PEB. c. Mahasiswa mampu melakukan identifikasi diagnosa dan atau masalah potensial pada Ny”E” P1A0H1 dengan post SC atas indikasi PEB. d. Mahasiswa mampu melakukan penatalaksanaan asuhan kebidanan pada Ny”E” P1A0H1 dengan post SC atas indikasi PEB. BAB II TINJAUAN TEORI 2.1. Preeklamsia Berat 2.1.1 Pengertian Preeklamsia Berat (PEB) Preeklamsia adalah kumpulan gejala yang timbul pada ibu hamil,bersalin dalam masa nifas yang terdiri dari trias yaitu hipertensi,proteinuria,dan edema yang kadang-kadangdisertai konvulusi sampai koma,itu tersebut tidak menunjukan tanda-tanda kelainan vaskuler atau hipertensi sebelumnya (Rukiah, 2013). Preeklamsi Berat adalah Suatu komplikasi kehamilan yang ditandaitimbulnya hipertensi 160/110 mmHg atau lebih disertai proteinuria dan / atau edema pada kehamilan 20 minggu atau lebih (Rahmawati E. N., 2013).Preeklampsia berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan timbulnya hipertiensi 160/110 mmHg atau lebih disertai proteinurin dan / atau oedema pada kehamilan 20 minggu atau lebih (Sujiyatni, 2009). Preeklampsa berat adalah tekanan darah diastolik ≥ 110 mmHg yang diserta oleh proteinur ≥ ++ dengan menggunakan dipstick atau 5 mg/L pada pengumpalan urine 24 jam, setelah usia kehamilan 20 minggu (Lisnawat, 2013). 2.1.2.Etiologi Penyebab preeklamsia saat ini tidak bisa diketahui dengan pasti,walaupun penelitian yang dilakukan terhadap penyakit ini sudah sedemikian maju. Semuanya baru didasarkan pada teori yang dihubung-hubungan dengan kejadian. Itulah sebab Preeklamsia disebut juga “disease 0f theory” gangguan kesehatan yang berasumsi pada teori-teori tersebut antara lain (Rukiah, 2013). 2.1.3. Tanda dan gejala Preeklampsia serta salah satu atau lebih gejalah dan tanda. 1. Tekanan darah ≥ 160/ 110 mmHg 2. Protenura : proteinuria ≥ 5 gram/ 24 jam atau dipstick ≥ + 4 3. Olgoria : produksi urine < 400-500 cc/ 24 jam 4. Kenaikan kreatinin setum 5. Edema paru dan sianosis 6. Nyeri epigastrum dan nyeri kuadran atas abdomen : disebabkan teregangnya kapsula gilsone. Nyeri dapat sebagai gejala awal rupture hepar 7. Gangguan otak dan visus : perubahan kesadaran, nyeri kepala, skotomata, dan pandangan kabur. 8. Gangguan fungsi hepar : penngkatan SGOT dan SGPT 9. Hemolisis mikroangiopatik 10. Trambositopenia : < 100.000 sel/mm3 11. Sindroma HEELP (Hemolysis, Elevated Liver Enzime, Low Platelete Count) (Nugroho T. , Patologi Kebidanan, 2012). 2.1.4 Patofisiologi Meskipun penyebab preeklamsia masih belum diketahui,bukti meninfestasi klinisnya mulai tampak sejak awal kehamilan,berupa perubahan patofisiologi tersamar yang terakumulasi sepanjang kehamilan,dan akhirnya menjadi nyata secara klinis (cunnigham, 2013). Vasokonstriksi merupakan dasar pathogenesis Preeklamsia-eklamsia Vasokonstriksi menimbulkan peningkatan total periver resisten dan menimbulkan hipertensi Adanya vaskonstriksi juga akan menimbulkan hipoksia pada endotel setempat,sehingga terjadi kerusakn endotel,kebocoran arteriole disertai pendarahan mikro pada tempat endotel bahwa adanya vasokonstriksi utroplasenter yang selanjutnya akan menimbulkan maladaptasi plasenta.Hipoksia/anoksia jaringan merupakan sumbr reaksi Hiporeksidasi lemak, sedangkan proses hiporeksedasi itu sendiri memerlukan peningkatan konsumsi oksigen,sehingga dengan demikian akan mengganggu metabolism di dalam sel peroksidase lemak adalah hasil proses oksidase lemak tak jenuh yang menghasilkan hiperoksidase lemak jenuh.Proksidase lemak merupakan radikal bebas. Apabila keseimbangan anyara peroksidase terganggu,dimana peroksidase dan oksidan lebih dominan,maka akan timbul keadaan yang disebut stress oksidarif (Rukiah, 2013). 2.1.5 Komplikasi 1. Awal a. Kejang meningkatkan kemungknan mortalitas maternal sepuluhkali lipat. penyebab kematian maternal karena eklamsi adalah : kolaps sirkulasi(hentijantung,edema pulmo,dan sok),perdarahan serebral dan gagal ginjal.kejang menngkatkan kemungknan kematian fetal 40kali lipat,basanya di sebabkan oleh hipoksia, asidosis dan asolusioplasenta. b. Kebutuhan atau paralysis dapat terjadi karena lepasnyaretina atau perdarahan intracranial. c. Perdaraan post partum d. Toksik delirum e. Luka karena kejang, berupa laseras bibir atau lidah dan fraktur fetebra f. Asprasi pneumonia 2. Komplikasi jangka panjang a. 40% sampa 50% pasien dengan preeklams berat atau eklamsi memliki kemungkinan kejadanyang sama pada kehamilan berkutnya. b. Hipertensi permanen, terjad pada 30% samapai 50% pasen dengan preeklamsi berat dan eklamsi (Nugroho T. , Patologi Kebidanan, 2012). 2.1.6 Pencegahan Rawatan Konservatif (Usia Kehamilan <36 minggu ). 1. Tirah baring 2. Infus D5 : RL = 3:1 3. Diet rendah garam dan tinggi protein (diet preeklamsia ) 4. Pasang kateter tetap (bila perlu ) 5. Medikametosa: a. Anti konvulsan MgSO4 b. Anti hipertensi Nifedpine 10 mg sublingual dilanjutkan dengan 10 mg q 8 jam. c. Kortikosteroid (Oradexon i.m. 2 kali 10 mg) untuk kehamilan < 36 minggu d. Antbiotikum, diuretikum dan kardiotikum hanyadiberikan atas indikasi. Perawatan aktif (terminasi kehamilan),yaitu pada keadaan dibawah ini : 1. Umur kehamilan > 36 minggu 2. Terdapat tanda-tanda impending eklamsia 3. Gawat janin 4. Perawatan tidak terlihat tanda-tanda perbaikan penyakit (Rahmawati T. , 2012). 2.1.7 Penatalaksaan Di tinjau dari umur kehamilan dan perkembangan gejala-gejala preeklamsi berat selama perawatan maka perawatan dibagi menjadi : 1. Perawatan aktif yaitu segera diakhiri atau diterminasi d tambah pengobatan medicinal. 2. Perawatan konserfatif yaitu kehamilan tetap dipertahankan di tambah pengobatan medisinal a. Perawatan aktif Sedapat mungkin sebelum perawatan aktif pada setiap pemeriiksaan fetal asesmen (NST&USG) Indkasi 1) Ibu a) Usaia kehamilan 37 minggu atau lebih b) Adanya tanda-tanda atau gejala impending eklamsi, kegagalan terapi konservatif setelah 6 jam pengobatan meditasi terjadi kenaikan desakan arah atau setelah 24 jam perawatan medisna, gejala-gejala statusquo (tidak ada perbaikan) 2) Janin a) Hasil fetal asesmen jelek (NST&USG) b) Adanya tanda IUGR 3) Labotatorium Adanya “HEELP syndrome” (hemolsis dan peningkatan pungsi hepar, trombositopenia) 2.2 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas dengan Pre Eklampsi Berat Manajemen kebidanan adalah metode dan pendekatan pececahan masalah ibu dan anak yang khusus dilakukan oleh bidan dalam memberikan asuhan kebidanan kepada individu,keluarga dan masyarakat (Depkes RI, 2011). Proses manajemen kebidanan merupakan proses pemecahan masalah. Proses ini merupakan sebuah metode dengan pengorganisasian pemikiran dan tindakan-tindakan dengan urutan yang logis dan menghitungkan baik bagi klien maupun bagi tenaga kesehatan, menurut varney dalam asuhan kebidanan 7 langkah varney (varney, 2010) Proses ini menguraikan bagaimana prilaku yang diharapkan dari pemberi asuhan. Proses manajemen ini bukan hanya terdiri dari pemikiran dan tindakan saja melainkan juga prilaku pada setiap langkah agar pelayan yang berkomprehensif dan aman dapat tercapai. Dengan demikian proses manajemen harus mengikuti urutan yang logis dan memberikan pengertian yang logis dan memberikan pengertian yang menyatukan pengetahuan, hasil temuan, dan penilaian yang terpisah-pisah menjadi satu kesatuan yang berfokus pada manajemen klien. (Varney, 2010) Proses manajemen terdiri dari 7 langkah yang berurutan dimana setiap langkah disempurnakan secara periodik. Proses dimulai dengan pengumpulan data dasar & berakhir dengan evaluasi. Ketujuh langkah tersebut membentuk suatu kerangka lengkap yang dapat diaplikasikan dalam situasi apapun, menurut varney dalam dokumentasi kebidanan tahun 2013. Langkah Manajemen Kebidanan Menurut Varney adalah sebagai berikut : 2.2.1 Pengumpulan Data Dasar Semua pihak yang terlibat mempunyai peranan penting dalam setiap langkah untuk membuat keputusan klinik. Data utama(misalnya,riwayat persalinan),data subyektif yang diperoleh dari anamnesis (misalnya,keluhan pasien),dan data obyektif dari pemeriksaan fisik (misalnya,tekanan darah) diperoleh melalui serangkaian upaya sistematik dan terfokus. Validitas dan akurasi data akan sangat membantu pemberi pelayanan untuk melakukan analisis dan pada akhirnya, membuat keputusan klinik yang tepat. Data subjektif adalah informasi yang diceritakan ibu tentang apa yang dirasakannya, apa yang sedang dan telah dialaminya. Data subyektif juga meliputi informasi tambahan yangdiceritakan oleh anggota keluarga tentang status ibu, terutama jika ibu merasa sangat nyeri atau sangat sakit. Data subyektif adalah informasi yang dikumpulkan berdasarkan pemeriksaan/pengamatan terhadap ibu atau bayi baru lahir(wiknjosastro, 2015). Pekajian dengan mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap, yaitu : 1. Anamnesa a. Biodata,data demogeafi 1) No. Register : memudahkan dalam mencari riwayat kesehatan, kehamilan, atau persalinan yang sebelumnya. 2) Nama : perlu ditanyakan agar tidak keliru bila ada kesaman nama klien 3) Umur :perlu ditanyakan untuk mengetahui pengaruh umur terhadap permasalahan kesehatan klien dan mengetahui masa reproduksi klien berisiko tinggi atau tidak <20 tahun atau> 35 tahun.Persalinan preterm meningkat pada usia ibu < 20 dan > 35 tahun, ini disebabkan karena pada < 20 tahun alat reproduksi untuk hamil belum matang sehingga dapat merugikan kesehatan ibu maupun perkembangan dan pertumbuhan janin. Sedangkan pada umur > 35 tahun juga dapat menyebabkan persalinan preterm karena umur ibu yang sudah resiko tinggi (Suririnah, 2008). Krisnadi, dkk (2009) menjelaskan bahwa ibu hamil dengan usia muda yaitu kurang dari 20 tahun peredaran darah menuju serviks dan uterus belum sempurna hal ini menyebabkan pemberian nutrisi pada janin berkurang. Demikian juga peredaran darah yang kurang pada saluran genital menyebabkan infeksi meningkat sehingga juga dapat menyebabkan persalinan preterm meningkat. Sedangkan menurut Kristiyanasari (2010), ibu hamil dengan usia di atas 35 tahun juga berisiko karena terjadi penurunan fungsi dari organ akibat proses penuaan. Adanya kehamilan membuat ibu memerlukan ekstra energi untuk kehidupannya dan juga kehidupan janin yang sedang dikandungnya. Selain itu pada proses kelahiran diperlukan tenaga yang lebih besar dengan kelenturan dan elastisitas jalan lahir yang semakin berkurang(rahmawati, 2013) 4) Alamat : ditanyakan untuk maksud mempermudah hubungan bila diperlukan dalam keadaan mendesak. Dengan diketahuinya alamat tersebut,bidan dapat mengetahui tempat tinggal pasien atau klien dan lingkungan nya. 5) Pekerjaan : ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruh pekerjaan terhadap permasalahan kesehatan klien. 6) Agama : ditanayakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya terhadap kebiasaan kesehatanklien. 7) Pendidikan : ditanyakan untuk mengetahui tingkat intelektualnya. 8) Suku / bangsa : ditanayakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruh adat istiadat / budayanya terhadap kegiatan kesehatan klien, akan memudahkan melakukan pendekatan didalam melaksanakan asuhan kebidanan. b. Keluhan utama Merupakan alasan utama untuk datang kepelayanan kesehatan dan apa-apa saja yang dirasakan klien. Untuk mengetahui perihal yang mendorong ibu untuk datang kepada bidan seperti, apa yang dirasakan, sejak kapan timbulnya keluhan,ceritakan urutan kejadian Keluhan yang biasanya timbul adalah nyeri pinggang menjalar keari –ari makin lama makin kuat,merasa ingin buang air besar, keluar air ketuban yang banyak c. Riwayat obstrik,gynekologi, termasuk nifas dan laktasi Menanyakan kehamilan yang lalu, persalinan yang lalu dan nifas yang lalu, apakah ada masalah atau tidak,yang akan beresiko pada persalinan berikutnya. d. Pola kehidupan sehari-hari e. Riwayat kontrasepsi kemungkinan klien pernah menggunakanalat kontrasepsi atau tidak. f. Pengetahuan klien. (furwasyih, 2016). 2. Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan. Tujuan pemerikasaan fisik adalah untuk menilai kondisi kesehatan ibu dan bayinya sertatingkat kenyamanan fisik ibu bersalin.informasi dari hasil pemeriksaan fisik adalah anamnesis diramu / diolah untuk membuat keputusan, menegakan diagnosis dan mengembangkan rencana asuhan atau keperawatan yang paling sesuai dengan kondisi ibu (APN, 2015). 2.2.2 Interpretasi Data Dasar Pada langkah ini dilakukan interpretasi yang benar terhadap diagnose atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan di interpretasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnose yang spesifik. Kata masalah dan diagnose keduanya digunakan karena beberapa masalah yang dapat diselesaikan seperti diagnose tetapi membutuhkan penanganan yang dituangkan kedalam sebuah rencana asuhan terhadap klien. Masalah sering berkaitan dengan pengarahan, Masalah ini sering menyertai diagnosa. 2.2.3 Diagnosa potensial Pada langkah ini mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain.Berdasarkan rangkaian masalah atau diagnosa yang sudah diidentifikasi.langkah ini membutuhkan antisipasi,bila dimungkinkan dilakukan pencegahan, sambil mengamati klien. Bidan diharapkan sudah bersiap-siap bila diagnosaatau masalah potensial ini benar-benar terjadi pada langkah ini sering sekali melakukan asuhan yang aman(furwasyih, 2016). Pada kasus ini, persalinan dilakukan perabdominal atas indikasi PEB dimana potensial terjadinya infeksi 2.1.4 Tindakan segera 2.1.5 Intervensi No. Register : memudahkan dalam mencari riwayat kesehatan, kehamilan, atau persalinan yang sebelumnya. Hari/tanggal : Jam : Tempat : 2.2.1 Pengumpulan data dasar Data Subjektif 1. Identitas pasien Nama Ibu : Nama Suami : Umur : > 35 thn faktor terjadinya PEB Umur : Suku / Bangsa : Suku / Bangsa : Agama : Agama : Pendidikan : Pendidikan : Pekerjaan : Pekerjaan : Alamat: 2. Alasan datang Pasien datang rujukan, kiriman atau datang sendiri untuk memeriksakan keadaannya, jika rujukan dapat diketahui denngan diagnosis apa sehingga data tersebut dapat mambantu dalam menegakkan diagnosis. 3. Keluhan utama Ibu nifas dengan PEB sering mengeluh sakit di kepala daerah, pengeliatan kabur/ gangguan pengeliatan, nyeri perut, mual ataupun muntah-muntah (Wiknjosastro, 2007) 4. Riwayat kehamilan Ibu nifas dengan kehamilan PEB akan mengalami kekambuhan pada masa nifas. Faktor predisposisi yang menyebabkan PEB adalah kehamilan dengan hipertensi esensial, polihidramnion dan gemelli serta iskemia plasenta. Mola hidatidosa juga menjadi faktor risiko PEB. 5. Riwayat persalinan sekarang Hari, tanggal dan jam melahirkan untuk memantau perkembangan PEB, Jumlah paritas menjadi faktor risiko dalam PEB. 6. Riwayat kesehatan klien Ibu dengan diabetes millitus, hipertensi kronik, gangguan ginjal 7. Riwayat kesehatan keluarga Keluarga ada yang menderita eklampsi bisa menjadi faktor predisposisi PEB 8. Riwayat Psikososial budaya Stress dan gelisah pada ibu meningkatkan tekanan darah / hipertensi yang dapat menjadi faktor pencetus PEB Data Objektif 1. Pemeriksaan umum Kesadaran : normal sampai koma Tekanan darah : >160/110 mmHg (hipertensi) Pernapasan : >16x/menit (syarat pemberian MgSO4) Berat Badan : obesitas (IMT>30) 2. Pemeriksaan fisik - Ibu memegang kepala karena terasa sakit kepala yang hebat pada daerah frontal - Perdarahan mata - Edema kelopak mata - Gagal jantung kongetif, odema paru - Bendungan ASI - Genetalia terdapat lockea rubra - Edema tangan - Edema tungkai bawah 3. Pemeriksaan penunjang Pada ibu nifas PEB dilakukan pemeriksaan : - Analisis protein dalam urine (>5g/24jam atau +2 atau lebih) - Pemeriksaan edema paru, output (oliguria) - Evaluasi hematologik (hematokrit, jumlah trombosit (<100.000sel/uL), morfologi eritrosit pada sediaan apus darah tepi) - Pemeriksaan fungsi hati (bilirubin, protein serum, aspartate aminotransferase), peningkatan SGOT/SGPT. - Pemeriksaan fungsi ginjal (ureum dan kreatinin >1,2mg/dl) - Pemeriksaan mata diplopia dengan cara worth four dots, skotoma dengan test lapang pandang 2.2.2 Interprestasi data DS : usia >35th, mengeluh sakit di kepala, pengeliatan kabur, nyeri di daerah epigastrium, mual ataupun muntah-muntah. Punya riwayat pre eklampsi pada kehamilan sebelumnya. Gemelli, polihidramnion, DM. DO: obesitas, tekanan darah >160/110mmHg, proteinuria ≥+2, trombositopeni, oliguria, nyeri epigastrium, edema pada ekstremitas, skotoma, diplopia. Diagnosa : post partum dengan pre eklampsia berat Masalah : nyeri perut, pandangan mata kabur, bendungan ASI, edema, cemas 2.2.3 Diagnosa dan masalah potensial Diagnosa potensial : eklampsia, koma dan kematian ibu Masalah potensial : mastitis, hemolysis, perdarahan otak, kelainan mata, stress, post partum blues 2.2.4 Identifikasi kebutuhan tindakan segera Langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi dan melakukan konsultasi serta kolaborasi dengan tim kesehatan lain berdasarkan kondisi pasien, apakah dibutuhkan tindakan segera atau tidak (Asri H, 2012). Mandiri : - Di BPM : perbaiki jalan nafas, sirkulasi, MgSO4 looding dose dan intubasi apabila kejang dan segera rujuk - Di RS : perbaikan KU Kolaborasi : konsultasi dokter obgyn dan spesialis terkait (lab) Rujukan : bila ada gejala PEB yang mengarah ke eklampsia segera rujuk ke rumah sakit yang memenuhi fasilitas yang memadai. 2.2.5 Intervensi Rencana asuhan yang menyeluruh adalah berdasarkan hasil identifikasi masalah dan diagnosa. Perencanaan dan penanganan pre-eklampsia pada pasien dapt berpa: 1. Jelaskan prosedur penangan pre eklampsia kepada ibu dan keluarga R/ informasi yang jelas membantu ibu dan keluarga untuk mengerti tindakan yang akan dilakukan. 2. Perhatikan jalan nafas dan sirkulasi R/ pernafasan dipantau untuk menghindari adanya gagal nafas dan sirkulasi dibutuhkan untuk pemberian cairan terutama obat MgSO4 sebagai dosis awal pencegahan terjadinya kejang. 3. Berikan dosis awal MgSO4 40% sebanyak 4g larutkan dengan 10 ml aquades dan IV perlahan selama 20menit R/ pada pre eklampsia berat pemberian MgSO4 sebagai pencegahan kejang, dan apabila sudah eklampsia sebagai penatalaksanaan segera ketika pasien kejang. 4. Persiapkan ibu, bidan, alat-alat medis, keluarga, surat rujukan, obat-obatan (MgSO4 dan CaGlukonas), kendaraan dan uang untuk persiapan rujukan. R/ persiapan rujukan yang tepat dan cepat mempermudah proses rujukan. 5. Berikan pendampingan untuk ibu saat dilakukan rujukan R/ pendampingan seorang bidan akan memberikan rasa aman dan nyaman kepada ibu sebagai sesame wanita sehingga ibu tidak merasa khawatir dalam proses rujukan. 6. Lakukan kolaborasi dengan dokter obgyn untuk pemberian MgSO4 dosis rumatan dan spesialis terkait untuk pemeriksaan laboratorium. R/ sebagai tugas dependen bidan 7. Pantau dan observasi tekanan darah tiap jam, pengeluaran urine (balance cairan), pernafasan dan reflek patella. R/ mencegah adanya komplikasi 8. Lakukan perawatan ibu di ruangan yang tenang R/ meminimalisir keadaan stress yang dialami ibu 9. Berikan KIE tentang gizi diet cukup protein dan perawatan masa nifas, dan bendungan ASI R/ menjaga kesehatan ibu dan mencegah komplikasi dini pada masa nifas terutama bendungan ASI dikarenakan ibu belum bisa meneteki. Buat komitmen dengan ibu untuk melakukan follow up di poli 6 minggu setelah melahirkan atau sewaktu-waktu apabila ada keluhan ibu bisa datang ke IRD RSUD Dr. Soetomo Surabaya R/ rencana tindak lanjut pemantauan perkembangan ibu 2.4.6 Implementasi Melakukan rencana asuhan kebidanan yang menyeluruh yang telah di uraikan pada intervensi secara aman dan efisien, yang dapat dilakukan oleh bidan seluruhnya ataupun oleh tenaga kesehatan lainnya. Walaupun bidan tidak melakukannya sendiri, sebagai bidan tetap bertanggung jawab dalam mengarahkan pelaksanaannya. 2.4.7 Evaluasi Pada langkah ke tujuh ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan sebagaimana telah diidentifikasi didalam masalah diagnosa. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar dalam pelaksanaannya. Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut telah efektif sedang sebagian belum efektif (APN, 2015). BAB III MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY.E P3A0H3 DENGAN POST SEKSIO SECAREA NIFAS HARI 1 ATAS INDIKASI PEB PENGKAJIAN PADA IBU NIFAS PATOLOGIS I. PENGKAJIAN (Tanggal/Jam: 18 september 2017/11.00 Wib) A. Identitas Nama : Nama : Umur : Umur : Suku/bangsa : Suku/bangsa : Agama : Agama : Pendidikan : Pendidikan : Pekerjaan : Pekerjaan : Alamat Kantor : Alamat Kantor : No telp : No telp : Alamat rumah : No telp : B. Anamnesa 1. Keluhan utama : 2. Riwayat perkawinan: 3. Riwayat Obstretik a. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas anak yang lalu b. Riwayat Kehamilan Sekarang c. Riwayat Persalinan Sekarang 4. Riwayat KB 5. Pola Kebutuhn Sehari-Hari a. Nutrisi b. Eliminasi c. Istirahat d. aktivitas 7. Riwayat Psikososial C. PEMERIKSAAN FISIK (Data Objektif) 1. Pemeriksaan Umum 1) Keadaan 1) Umum : Baik 2) Kesadaran : Composmetis 3) Tanda-tanda Vital - Tekanan darah : mmHg - Nadi : 85x/menit - Suhu : 36,80 C - Respirasi : 25 x/Menit 2. Pemeriksaan Khusus b. Pemeriksaan Wajah c. Pemeriksaan Payudara Payudara tampak bersih, putting menonjol, tidak ada pembengkakan, belum ada pengeluaran ASI. c. Pemeriksaan abdomen : 1) TFU : 1 jari bawah pusat 2) Kontraksi : baik 3) Luka bekas operasi bersih tidak ada darah yang merember, tidak ada tanda-tanda infeksi d.Pemeriksaan genitalia. e. Pemeriksaan Ekstremitas - Atas Ekstremitas atas terpasang infus RL 20 tetes / menit. Tidak ada oedema. - Bawah Tidak terdapat oedema. f.Pemeriksaan Laboratorium - hb : 11,3 g/dl - leukosit : 19.480/mm3 - hematokrit : 30 % - Trombosit : 198,000/mm3 MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA IBU “S” P3A0H3 POST SC 2 HARI YANG LALU DENGAN PEB S O A P Tgl: 18-09-2017 Pukul: 11.00 wib 1.Pemeriksaan umum : - Kesadaran : composmentis. -TD : 162/80 - N : 76x/i - P : 20x/i - S : 36,6 ̊C 2. Pemeriksaan khusus - Head to toe dalam batas normal, kecuali : - Mata : Palpebra oedema - Ekstremitas bawah : oedema Dx: Ny “S” P3A0H3 Postpartum pervaginam dengan PEB hari ke 2, KU sedang. Dx potensial: PEB berpotensial impending Eklampsia 1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu baik, ibu mengerti dan senag dengan hasil pemeriksaan. 2. Memantau tanda-tanda vital ibu setiap 2x/jam, ibu hipertensi 3. Memperbaiki posisi ibu agar kateter berfungsi dengan baik, posisi ibu sudah di atur. 4. Menganjurkan ibu untuk mulai mobilisasi dini , ibu sudah mulai miring kiri/kanan. 5. Memberikan obat sesuai dengan resep dokter, ibu terapi cefriaxone 3x1 amp IV, metildopa 3x50 mg, asam mefenamat 3x500 m, vit C 3x1, SF. 6. Melakukan pemeriksaan pada abdomen ibu, TFU 1 jari di bawah pusat dan kontraksi baik. 7. Melakukan pemeriksaan pada genetalia ibu dan melakukan vulva hyegine, terlihat lokea rubra dan vulva hyegine sudah dilakukan. 8. Melakukan TTV pada ibu, TD: 162/80 mmHg, N: 76x/i, Suhu: 36,6 S O A P Tanggal: 19-09-2017 1. Pemeriksaan umum: - Kesadaran : composmentis - TD : 150/90 - N : 86x/menit - P: 18 x/menit 2.Pemeriksaan khusus : - abdomen : a. kontraksi : perut ibu teraba keras. b. TFU : 2 jari di bawah pusat. - genetalia : a. lokhea : Rubra -ekstremitas : a. atas : infus terpasang RL 20 tetes/menit. 2. Pemeriksaan penunjang : -Hb : 11,3 g/dl. -leukosit :19.480/mm3 -trombosit:198.000/mm3 - hematocrit : 30 % Ny “S” postpartum pervarginam hari ke dengan PEB KU ibu baik. 1. Memantau TTV ibu, TD:150/90, N:86x/I, P:18x/I, S: 36,6 2. Memberitahu ibu bahwa keadaan ibu baik-baik saja, ibu mengerti dengn apa yang dijelaskan. 3. Menganjurkan ibu untuk mengganti pembalut minimal 2 kali sehari atau apabila pembalut sudah penuh, ibu mengerti dan sudah melaksanakannya. 4. Menganjurkan ibu untuk melakukan mobilisasi, ibu sudah mulai berjalan disekitar kamar. 5. Memberikan ibu obat sesuai dengan resep dokter, ibu sudah minum obat sesuai dengan resep dokter. BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Masa nifas adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti sebelum hamil. Lamanya masa nifas 6-8 minggu. (Sinopsis Obstetric ) Preeklampsia adalah sekumpulan gejala yang timbul pada wanita hamil, bersalin dan nifas yang terdiri dari hipertensi, edema dan proteinuria tetapi tidak menjukkan tanda-tanda kelainan vaskuler atau hipertensi sebelumnya, sedangkan gejalanya biasanya muncul setelah kehamilan berumur 28 minggu atau lebih ( Rustam Muctar, 1998 ). B. Saran 1. Bagi Institusi pendidikan Dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi dan penilaian terhadap mahasiswa dalam menerapkan teori asuhan kebidanan yang telah didapat dibangku kuliah ke tatanan nyata dilapangan, kemudian sebagai bahan evaluasi efektifitas terhadap pengajaran yang telah diberikan kepada mahasiswa. 2. Bagi institusi pelayanan kesehatan Diharapkan instansi pelayanan kesehatan dapat lebih meningkatkan dan mempertahankan mutu pelayanan kesehatan terutama pelayanan kebidanan dengan melakukan asuhan sesuai standar pelayanan kebidanan dan memaksimalkan pelaksanaan program sesuai dengan strategi yang telah dirancang. Sehingga dapat menurunkan angka kejadian morbiditas dan mortalitas ibu, bayi serta mampu meningatkan derat kesehatan masyarakat.

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Tn.N Umur : 29 tahun Jenis kelamin : laki-laki/ perempuan Alamat : RT 01 RW II Kelurahan Kurao Pagang Dengan ini menyatakan bahwa saya dan keluarga bersedia menjadi responden dalam asuhan kebidanan yang dilaksanakan oleh Mahasiswa D III Kebidanan STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG guna penyusunan laporan Keluarga Binaan. Kepada saya dan keluarga juga telah diberikan penjelasan yang cukup sehingga kemudian kami dapat menyetujui untuk terlibat dalam proses asuhan kebidanan ini. Demikian persetujuan yang saya buat dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan dari pihak manapun. Padang, Mei 2018 ( )

Selasa, 11 Juli 2017

Cek Kehamilan Dengan Odol Gosok Gigi

Salam sehat untuk kita semua, hi !ukhti apa kabarnya ?
Semoga dalam lindungan Nya ya, insha Allah, Aminn.
Baik lah, hari ini kita akan mengulas mengenai kehamilan, tepat nya pemeriksaan kehamilan secara dini ya.
Test pack merupakan alat praktis dan sederhana untuk memastikan kehamilan pada seorang wanita.
Sayangnya, seringkali kita tidak memiliki persediaan test pack di rumah. Lantas apa yang harus dilakukan jika keinginan untuk mengetahui kehamilan begitu menggebu?
Nah, sebenarnya masih ada cara lain dalam melakukan tes kehamilan tanpa test pack dan hanya dengan memanfaatkan bahan-bahan yang ada di rumah.
Salah satu cara yang bisa dicoba oleh kaum wanita, seperti dilansir dari sehatperempuan.blogspot. yaitu :

Dengan Menggunakan Odol Gosok gigi
Di rumah Anda tentu selalu tersedia odol gosok gigi, bukan? Ternyata odol ini juga bisa digunakan untuk memastikan kehamilan.
Tapi odol gosok gigi yang dipakai ini haruslah yang berwarna putih.
Untuk melakukan tes kehamilan dengan odol gosok gigi, berikut adalah langkah-langkahnya:
1. Tampunglah urin pertama di pagi hari dalam sebuah wadah. 
2. Lalu teteskan urin tersebut (beberapa tetes saja) ke odol gosok gigi yang berwarna putih.
3. Perhatikan perubahan yang terjadi:
Jika pasta gigi mengalami perubahan menjadi berbusa atau berubah warna menjadi berwarna biru, maka Anda mungkin saja hamil. Namun jika tidak terjadi perubahan apapun, dapat diartikan bahwa belum terjadi kehamilan.

Untuk pemeriksaan dengan hasil yang pasti dan memuaskan lakukan lah USG di pusat kesehatan terdekat.
Sekian ulasan kita hari ini, kritik dan saran sangat diharapkan demi berlanjutnya blog ini, wassalam.

Minggu, 09 Juli 2017

Hasil gambar untuk ckanker serviks
Hi para ukhti, sekarang kita akan mengulas mengenai kanker serviks yaitu penyebab terbesar ke 2 kematian wanita di dunia.Kanker serviks adalah kanker yang muncul pada leher rahim wanita. Leher rahim sendiri berfungsi sebagai pintu masuk menuju rahim dari vagina. Semua wanita dari berbagai usia berisiko menderita kanker serviks. Tapi, penyakit ini cenderung memengaruhi wanita yang aktif secara seksual.
Pada tahap awal, kanker serviks biasanya tidak memiliki gejala. Gejala kanker serviks yang paling umum adalah pendarahan pada vagina yang terjadi setelah berhubungan seks, di luar masa menstruasi, atau setelah menopause. Meski terjadi pendarahan, belum berarti Anda menderita kanker serviks. Untuk memastikan penyebab kondisi Anda, segera tanyakan kepada dokter. Jika dicurigai terdapat kanker serviks, rujukan menemui dokter spesialis akan diberikan.

Penderita Kanker Serviks di Indonesia

Pada tahun 2014, WHO menyatakan terdapat lebih dari 92 ribu kasus kematian pada penduduk wanita akibat penyakit kanker. Sebesar 10,3 persennya merupakan jumlah kematian akibat kanker serviks. Sedangkan jumlah kasus baru kanker serviks berjumlah hampir 21 ribu.Sejak tahun 2000 hingga tahun 2012, semakin muda usia wanita yang terserang kanker serviks, yaitu kisaran usia 21-22 tahun di tahun 2000 dan mencapai usia di bawah 20 tahun pada tahun 2012. Penelitian WHO menyingkapkan kurangnya tindakan skrining penyakit kanker di Indonesia. Khususnya untuk skrining kanker serviks yaitu sitologi serviks dan ulasan asam asetat, secara umum belum tersedia di pusat kesehatan primer pada tahun 2014. Ini ikut berpengaruh pada jumlah kematian kanker serviks di Indonesia yang tergolong tinggi karena sebagian besar disebabkan oleh keterlambatan dalam diagnosis. Biasanya, kanker sudah menyebar ke organ lain di dalam tubuh ketika seseorang memeriksakan kondisinya. Inilah penyebab pengobatan yang dilakukan menjadi semakin sulit.

Human Papillomavirus sebagai Penyebab Utama Kanker Serviks

Hampir semua kasus kanker serviks disebabkan oleh human papillomavirus atau HPV. HPV adalah kumpulan jenis virus yang menyebabkan kutil di tangan, kaki, dan alat kelamin. Ada banyak jenis HPV yang sebagian besar adalah virus yang tidak berbahaya. Tapi ada beberapa jenis HPV yang mengganggu sel-sel leher rahim untuk bisa berfungsi secara normal dan akhirnya bisa memicu kanker. HPV sangat umum ditularkan melalui hubungan seks dan dapat menjadi penyebab munculnya kanker serviks.Dari banyaknya jenis HPV, ada dua jenis virus HPV yang paling berbahaya, yaitu HPV 16 dan HPV 18. Kedua jenis virus ini yang menyebabkan 70 persen kasus kanker serviks. Banyak wanita tidak menyadari telah terinfeksi, karena HPV jenis ini tidak menimbulkan gejala. Penting untuk menyadari bahwa infeksi ini sering terjadi, meski banyak wanita yang terinfeksi tidak mengalami kanker.
Kondom bisa melindungi Anda dari HPV saat berhubungan seks, tapi tidak selalu sempurna dalam mencegah terjadinya infeksi. Saat terinfeksi HPV, sistem kekebalan tubuh wanita mencegah virus untuk melukai rahim, tapi pada sebagian wanita, virus HPV bisa bertahan selama bertahun-tahun. Hal ini mengakibatkan sel-sel yang berada di permukaan leher rahim berubah menjadi sel kanker.
Vaksin untuk mencegah infeksi HPV yang berisiko menyebabkan kanker sudah tersedia. Vaksinasi HPV yang saat ini ada adalah vaksin bivalen untuk HPV 16 dan 18; vaksin kuadrivalen untuk HPV 6, 11, 16 dan 18; atau vaksin nonavalen untuk 9 jenis HPV yaitu 4 jenis ditambah 31,33, 45, 52, dan 58.

Pentingnya Langkah Screening untuk Mendeteksi Kanker Serviks

Selama bertahun-tahun, sel-sel pada permukaan leher rahim mengalami banyak perubahan. Sel-sel ini bisa perlahan-lahan berubah menjadi kanker, tapi sebenarnya perubahan sel di leher rahim bisa dideteksi sejak dini. Pengobatan ketika sel-sel masih dalam tahap pra-kanker bisa dilakukan agar risiko terkena kanker serviks bisa berkurang.Screening untuk kanker serviks juga dikenal dengan sebutan pap smear atau tes smear. Pap smear berguna untuk mendeteksi jika ada sel-sel abnormal yang berpotensi berubah menjadi sel kanker. Saat melakukan pap smear, sampel sel diambil dari leher rahim dan diperiksa di bawah mikroskop.
Screening serviks bukanlah tes untuk mendiagnosis kanker serviks. Tes ini berguna untuk memeriksa kesehatan sel-sel di leher rahim dan mendeteksi jika ada sel yang abnormal. Dengan deteksi dan pengangkatan sel-sel abnormal, kanker serviks dapat dicegah secara maksimal. Pada kebanyakan wanita, tes akan menunjukkan hasil yang normal. Tapi sekitar 5 persen tes menunjukkan adanya perubahan abnormal pada sel leher rahim.
Perubahan ini kebanyakan tidak berujung kepada kanker, dan sel-sel abnormal masih mungkin bisa kembali normal dengan sendirinya. Tapi, pada beberapa kasus tertentu, sel-sel yang bersifat abnormal perlu diangkat karena berpotensi berubah menjadi kanker.
Hasil tes smear yang abnormal tidak berarti seseorang menderita kanker serviks. Kebanyakan hasil abnormal disebabkan oleh infeksi atau adanya sel berisiko kanker yang bisa ditangani dengan mudah. Disarankan pada wanita yang telah aktif secara seksual dan berusia 25-49 tahun diperiksa setiap tiga tahun sekali. Sedangkan wanita berusia 50-64 tahun dapat diperiksa setiap lima tahun sekali. Hubungi dokter untuk mencari tahu lebih banyak tentang pemeriksaan ini.

Tingkat Stadium Menentukan Pengobatan Kanker Serviks

Pengobatan kanker serviks tergantung kepada beberapa faktor. Kanker serviks bisa diobati dengan cara operasi jika diagnosis dilakukan pada tingkat awal. Pada beberapa kasus, hanya serviks yang diangkat dan rahim bisa dibiarkan saja. Pada kondisi yang lebih serius, rahim perlu diangkat seluruhnya. Proses operasi untuk pengangkatan rahim disebut sebagai histerektomi.Sedangkan prosedur radioterapi adalah langkah alternatif untuk kanker serviks stadium awal. Pada kasus tertentu, radioterapi juga bisa dijalankan berdampingan dengan operasi. Untuk kasus kanker serviks stadium lanjut, biasanya dirawat dengan metode kombinasi kemoterapi dan radioterapi. Beberapa penanganan bisa memiliki efek samping yang berat dan jangka panjang, termasuk di antaranya adalah menopause dini dan kemandulan.

Komplikasi Akibat Kanker Serviks

Komplikasi sering terjadi pada wanita yang menderita kanker serviks. Komplikasi bisa muncul sebagai akibat langsung dari kanker atau efek samping dari pengobatan yang dilakukan. Misalnya karena radioterapi, operasi, atau kemoterapi. Komplikasi dari kanker serviks adalah:
  • Komplikasi ringan: pendarahan kecil pada vagina dan/atau sering kencing.
  • Komplikasi berat: pendarahan yang parah dan bahkan gagal ginjal.

Harapan Hidup Penderita Kanker Serviks

Masa depan pengidap kanker serviks ditentukan oleh diagnosis stadium kanker serviks yang diterima. Stadium kanker serviks bertahap dari satu hingga empat, di mana stadium ini menggambarkan tingkat perkembangan dan penyebaran kanker. Angka harapan bertahan hidup setidaknya lima tahun setelah didiagnosis kanker serviks, dikelompokkan ke dalam status stadium:
  • Stadium 1 – 80-99 persen
  • Stadium 2 – 60-90 persen
  • Stadium 3 – 30-50 persen
  • Stadium 4 – 20 persen
Tidak ada satu cara khusus untuk melakukan pencegahan terhadap kanker serviks. Tapi masih ada beberapa cara untuk mengurangi risiko terkena kanker ini.

Rabu, 14 Juni 2017

MANAJEMEN VARNEY BBL Dengan TRAUMA FLEKSUS BRACHIALIS



PENGUMPULAN DATA
INTERPRESTASI DATA
IDENTIFIKASI MASALAH
TINDAKAN SEGERA
RENCANA ASUHAN
PELAKSANAAN
EVALUASI
1.Data Subjektif
Bayi Ny.A (37th) dan Tn.W (40th) berumur 4 hari tanggal 25 Oktober 2016 pukul 09.00 WIB lahir spontan dan jenis kelamin laki-laki.
-Ibu mengatakan:
a.bayi sering menangis dan rewel,    
b.tangan kanan bayinya tidak bereaksi terhadap ransangan yang diberikan,
c.telapak tangan kanan bayinya terbalik kearah belakang,
d.tangan kanan bayinya tidak bisa menggengam dan         
e.kedua telapak tangan terkulai lemah,     
f.tangan kanan bayinya seperti tangan orang lumpuh.

Dx:BBL 4 hari dengan trauma fleksus bracialis

Masalah:kecemasan orang tua bayi terhadap anaknya

Kebutuhan:membaerikan pendidikan kesehatan kepada orang tua agar tetap tenang dan tidak cemas dalam menghadapi bayi nya
Dx potensial:fleksus bracialis potensial terjadi kelumpuhan

Masalah potensial:potensial terjadi masalah ekonomi bagi orang tua yang tidak mampu,karena bayi membutuhkan perawatan intensif dan lama
Lakukan rujukan ke dokter spesialis anak, karena fleksus brachialis bukan gawai bidan lagi
1.beritahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan umum bayi baik





1.ibu mengerti dan paham dengan keadaan bayinya














1.ibu telah mengerti dengan keadaan bayi nya serta bersabar menghadapi bayi








2. Data objektif
1.Pemeriksaan umum bayi baru lahir.

Keadaan umum : Baik

TTV
Suhu : 37, 2 C
Pernafasan : 60 x / menit
Nadi : 120 x / menit
Berat badan : 4000 gram

2.Pemeriksaan fisik

-Kepala : ubun ubun agak cekung, tidak ada caput dan tidak ada cephal
Hematoma
-Mata: konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik, dan tidak ada infeksi
-Muka : kemerahan, simetris kiri dan kanan, tidak ada oedema
-Telinga : Daun teli nga lengkap, simetris kiri dan kanan, Lubang telinga ada
-Mulut : bibir merah, tidak ada labio palato skizis dan labio
-Hidung : lubang hidung dibatasi sekat, tidak ada kelainan Pada lubang hidung
dan hidung bersih
-Leher : tidak teraba pembesaran kelenjar tyroid dan kelenjar limfe
-Dada : Bentuk simetris dan tidak ada pembengkakan
-Abdomen:tidak ada penonjolan tali pusat saat menangis,tidak ada omfalokel,bentuknya sedikit buncit
-Genitalia:testis berada dalam skrotum, penis berlubang dan berada di ujung penis
-Ekstremitas:
atas :
a. jari jari tangan lengkap
b.tidak ada pembengkakan
c.tidak ada sianosis di ujung ujung jari
d.terlihat kebiruan di kulit lengan kanan
e.telapak tangan kanan terbalik kebelakang
f.pergerakan tangan kiri aktif, tangan kanan tidak aktif
g. tangan kanan tidak bisa menggengam
h.tangan kanan terkulai lemah dan pergerakannya tidak seaktif tangan kiri.
i.Saaat lengan kanan diraba, bayi langsung menangis
bawah :
a. Jari – jari kaki lengkap- Pergerakan kaki kanan dan kiri aktif dan tidak ada
gangguan pergerakan
b. tidak ada odema
c. tidak ada sianosis di ujung ujung jari                   -Anus:ada lubangnya          -Reflek:             Morro:tidak ada,Rooting:ada,Walking:tidak ada,Graps:tidak ada,Sucking:ada,Tonicneck:tidak ada
-Antropometri:PB:50 CM,BB:4000 gram,LILA:10CM,LK:34CM,LD:32CM
-Eliminasi:BAK:7-8x/hr,BAB:1-2x/hr      





2.beritahi ibu tentang trauma fleksus brachialis yaitu saat bersalin kepala lama melakukan putaran paksi luar

2.ibu mengerti tentang trauma fleksus brachialis yaitu saat persalinan kepala lama melakukan putaran paksi luar

2.ibu telah mengerti tentang trauma fleksus brachialis yaitu trauma saat lahir karena putaran paksi luar lama






3.beritahu ibu untuk tetap memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan


3.ibu mengerti tentang pemberian ASI eksklusi dan mau memberikanya pada bayinya

3.ibu telah memberikan ASI eksklusif pada bayinya






4.beritahu ibu dan keluarga untuk merujuk bayinya ke dokter spesilis anak

4.ibu mengerti dan mau merujuk bayinya ke dokter spesialis anak

4.ibu dan keluarga telah merujuk bayinya ke dokter spesialis anak

Minggu, 11 Juni 2017

MAKALAH BIOSTATISTIK

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kemajuan teknologi di bidang kedokteran pada beberapa dekade terakhir ini menuntut mahasiswa kedokteran dan dokter serta petugas keehatan untuk mempelajari prinsip dasar metode statistika karena metode statistika merupakan salah satu alat bantu dalam menelaah laporan-laporan ilmiah, mengaadakan analisis data yang diperoleh daricatatan medik di rumah sakit, mengadakan penelitian dalam bidang kedokteran, dan lain-lain.
Perkembangan Statistika
Kata statistika berasal dari bahasa Italia, yang berarti pejabat negara. Hal ini dapat diketahui dari berbagai buku statistika dan catatan yang memperlihatkan bahwa metode statistika telah dikenal sejak zaman Romawi. Pada saat itu, penggunaan metode statistika masih terbatas pada kepentingan negara yang berisi data tentang jumlah penduduk menurut umur, jenis kelamin, dan pekerjaan. Data itu digunakan untuk penarikan pajak dan wajib militer.
            Di Inggris, penggunaan statistika dalam bidang kesehatan diawali oleh Raja Henry VII yang memerintah untuk melakukan pencatatan kematian pada tahun 1532. Hal ini dilanjutkan hingga tahun 1632 dan pada tahun tersebut secara resmi Inggris membuat undang-undang kematian yang mencatat kelahiran dan kematian menurut jenis kelamin. Pada tahun 1662, Kapten Jhon Graunt menggunakan catatan undang-undang kematian selama 30 tahun untuk memperkirakan jumlah orang yang akan meninggal karena berbagai macam berbagai macam penyakit, proporsi kelahiran laki-laki dan wanita, serta membuat tabel perjalanan hidup. Dari hasil kegiatan ini, Jhon Graunt dinyatakan sebagai orang pertama yang mengadakan analisis secara statistik dari data yang telah ada untuk memperkiraan kedaan di masa yang akan datang.
            Penggunaan metode statistika dalam bidang kesehatan diikuti oleh sarjana-sarjana lain seperti William Farr, Karl Pearson, dan lain-lain. Walaupun demikian, perkembangan statistika kedokteran mengalami hambatan pada saat itu karena masih banyak klinisi yang skeptis dan tidak setuju penggunaan metode statistika dalam bidang kedokteran dengan alasan statistika hanya merupakan kumpulan angka-angka  yang tidak sesuai dengan kenyataan dan etika kemanusiaan. Alasan lain tidak digunakannya statistika dalam bidang kedokteran adalah karena perhatian dokter hanya tertuju pada penderita secara individu dan setiap penderita akan berbeda dengan penderita lain hingga konstribusi statistika untuk kemajuan bidang kedokteran sangat kecil.
            Untuk menyatakan bahwa statistik hany merupakan permainan angka-angka, Darrel Huff secara provokatif menulis buku yang berjudul “ How to lie with statistics”dan Arthur Koestler menyatakan bahwa statistika bagaikan bikini kare yang menarik yang diperlihatkan, sedangkan yang vital ditutupi. Demikian pula Disraeli, dia menyatakanada tiga dusta yaitu, dusta, dusta besar, dan statistik. Kondisi tersebut berlangsung terus hingga menghambat kemajuan penggunaan metode statistika dalam bidang kedokteran. Hal ini sesuai dengan laporan Dr. O.B. Ross pada tahun 1951 yang dimuat dalam “Journal of the American Medical Associiation”. Ross menganalisis sebanyak 100 artikel yang berhubungan dengan pengobatan antara 1 Januari sampai Juni tahun 1950 dan ternyata hanya 27% artikel yang menggunakan metode statistika dengan baik dan benar.
            Walaupun demikian, data statistik sangat dibutuhkan oleh para dokter untuk menarik kesimpulan, misalnya bila seorang dokter menemukan seorang penderita migrain. Untuk dapat menyimpulkannya maka dibutuhkan data. Statistik yang menyatakan bahwa lebih banyak penderita migrain yang dapat disembuhkan dengan kunyit dibandingkan dengan obat lain yang biasa digunakan.
            Sejak beberapa dekade terakhir ini, kemajuan bidang kedokteran didukung oleh pemakaian metode statistika. Oleh karena itu, pengetahuan tentang prinsip dasar metode statistika serta aplikasinya dibutuhkan oleh para dokter.

Pengertian Statistika
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa pada zaman Romawi, statistika itu berarti pejabat negara. Jule dan Kendall dalam bukunya “An Introduction to The History of Statistic”
Menyatakan bahwa statistika adalah kumpulan data kuantitatif yang dipengaruhi oleh berbagai sebab dan metode statistika merupakan suatu metode untuk menjelaskan data kuantitatif yang dipengaruhi oleh berbagai sebab.

Saat ini terdapat tiga pengetian statistika, yaitu sebagai berikut.
Statistika merupakan kumpulan angka yang dihasilkan dari pengukuran atau penghitungan yang disebut data.
1.      Statistika dapat juga diartikan sebagai statistik sampel.
2.      Statistika sebagai suatu metode ilmiah yang dapat digunakan sebagai alat bantu dlam mengambil keputusan, mengadakan analisis data hasil penelitian, dan lain-lain.
Metode statistika sebagai alat bantu untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dapat diterapkan pada berbagai disiplin ilmu, seperti pertanian, industri, psikologi, ekonomi, manajemen, termasuk bidang kedokteran dan kesehatan masyarakat.
Statistika kesehatan adalah data atau informasi yang diberikan dengan masalah kesehatan. Statistika kesehatan sangat bermanfaat untuk kepentingan administratif penyelesaian masalah kesehatan, dan melakukan analisis tentang berbagai penyakit selama periode waktu tertentu (time series analysis). Selain itu, statistika kesehatan juga berguna untuk menetukan penyebab timbulnya penyakit baru yang belum diketahui atau untuk menguji manfaat obat bagi penyembuhan penyakit tertentu setelah hasil uji klinik dinyatakan berhasil.
      Statistika kesehatan secara administratif dapat digunakan untuk memberikan penerangan tentang kesehatan kepada masyarakat, misalnya informasi tentang penting nya imunisasi pada bayi dan anak, informasi tentang cara penularan penyakit AIDS, dan lain-lain.
Statistika kedokteran dapat digunakan untuk memperoleh informasi tentang hal-hal yang berkaitan dengan masalah kedokteran, misalnya angka kematian (mortalitas) dan angka kesakitan (mordibitas) yang disebabkan oleh penyakit tertentu. Informasi tersebut dapat digunakan untuk merencanakan program pelayanan kesehatan atau mengadakan penelitian guna mengetahui penyebabnya sehingga dapat dilakukan pencegahan dan pengobatan agar angka angka kematian karena penyakit tersebut dapat dikurangi.
Statistika kedokteran merupakan suatu pedoman yang penting dalam penarikan kesimpulan dari hasil penelitian dalam upaya mencari efektivitas dan efisiensi obat untuk penyembuhan penyakit.Namun, perlu dipahami bahwa metode statistika dalam bidang kedokteran merupakan alat bantu yang sangat baik, tetapi bukan merupakan satu-satunya alat bantu untuk menarik kesimpulan karena masih banyak alat pendukung lain, seperti pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan radiologi, pengalaman klinik, dan lain-lain.
1.2  Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, maka penulis dapat mengambil beberapa rumusan masalah yaitu sebagai berikut :
1.      Apa yang dimaksud dengan statistika, statistik, statistika deskriptif, statistika inferensial ?
2.      Apa yang dimaksud dengan data dan jenis – jenis data ?
3.      Apa yang dimaksud dengan populasi dan sampel ?
4.      Apa yanng dimaksid dengan variabel dan jenisnya ?
5.      Apa itu teknik sampling ?

1.3  Tujuan Penulisan Makalah
Dari rumusan masalah diatas, maka penulis dapat mengambil beberapa tujuan penulisan makalah makalah yaitu sebagai berikut :
1.      untuk mengetahui statistika, statistik, statistika deskriptif, statistika inferensial.
2.      untuk mengetahui data dan jenis – jenis data.
3.      untuk mengeahui populasi dan sampel.
4.      untuk mengerahui variabel dan jenisnya.
5.      untuk mengetahui teknik sampling.
BAB II
PEMBAHASAN
PENGERTIAN DASAR DALAM STATISTIKA
2.1 Statistika, Statistik, Statistika Deskriptif, Statistika Inferensial
1.      Pengertian Statistika
Statistika adalah bagian dari matematika yang secara khusus membicarakan cara- cara pengumpulan, analisis dan penafsiran data. Dengan kata lain, istilah statistika di sini digunakan untuk menunjukan tubuh pengetahuan (body of knowledge) tentang cara-cara penarikan sampel (pengumpulan data), serta analisis dan penafsiran data. (Furqon, 1999:3) Gasperz (1989:20) juga menyatakan bahwa “statistika adalah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan cara-cara pengumpulan data, pengolahan serta penganalisisannya, penarikan kesimpulan serta pembuatan keputusan yang cukup beralasan berdasarkan fakta yang ada”. Somantri (2006:17) juga menyatakan hal yang sama bahwa “statistika dapat diartikan sebagai Ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang bagaimana cara kita mengumpulkan, mengolah, menganalisis dan menginterpetasikan data sehingga dapat disajikan lebih baik”.  Ketiga pengertian statistika tersebut sama halnya dengan pengertian ilmu statistik yaitu “Ilmu Statistik adalah kumpulan dari cara-cara dan aturan-aturan mengenai pengumpulan, pengolahan, penafsiran dan penarikan kesimpulan dari data berupa angka-angka” (Pasaribu, 1975:19). Jadi statistika adalah  ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang cara dan aturan pengumpulan, pengolahan, penganalisaan, penarikan kesimpulan dan pengambilan keputusan berdasarkan data dan analisis yang dilakukan.
2.      Pengertian statistik 
Somantri (2006:18) menyatakan statistik diartikan sebagai kumpulan fakta yang berbentuk angka-angka yang disusun dalam bentuk daftar atau tabel yang menggambarkan suatu persoalan. Pengertian ini sejalan dengan pendapat dari Gasperz (1989:18), yang menyatakan bahwa kata statistik telah dipakai untuk menyatakan kumpulan fakta, umumnya berbentuk angka yang disusun dalam tabel dan atau diagram, yang menggambarkan suatu persoalan.
Pasaribu (1975:18) mengatakan ada tiga pengertian statistik. Pengertian pertama “Statistik merupakan seonggokan atau sekumpulan angka-angka yang menerangkan sesuatu, baik yang sudah tersusun di dalam daftar yang teratur atau grafik maupun belum”. Pengertian kedua “Statistik adalah kumpulan dari cara-cara dan aturan-aturan mengenai pengumpulan data (keterangan mengenai sesuatu), penganalisaan dan interpretasi data yang berbentuk angka-angka“. Pengertian ketiga “Statistik adalah bilangan-bilangan yang menerangkan sifat (characteristic) dari sekumpulan data (pengamatan)“.
Sedangkan menurut Furqon (1999:3),  Istilah statistik digunakan untuk menunjukkan ukuran-ukuran, angka, grafik atau tabel sebagai hasil dari statistika. Istilah Statistik juga digunakan untuk menunjukkan ukuran-ukuran yang langsung diperoleh dari data sampel untuk menaksir parameter populasinya. 
Berdasarkan beberapa pengertian statistik di atas, dapat kami simpulkan bahwa statistik memiliki dua pengertian. Dalam arti sempit, statistik adalah kumpulan fakta yang berbentuk angka-angka (baik disajikan dalam bentuk tabel maupun tidak) yang menggambarkan suatu persoalan. Dalam arti luas, statistik adalah kumpulan cara dan aturan mengenai pengumpulan, pengolahan, penyajian, penganalisaan, dan interpretasi data untuk mengambil kesimpulan.
3.      Pengertian Statistika Deskriptif (statistik deduktif)
Metode statistika digolongkan menjadi dua yaitu Metode Statistika Deskriptif dan Metode Statistika Inferensia. Berikut adalah ruang lingkup Statistika Deskriptif menurut beberapa ahli. Somantri (2006:19) berpendapat bahwa statistika deskriptif membahas cara-cara pengumpulan data, penyederhanaan angka-angka pengamatan yang diperoleh (meringkas dan menyajikan), serta melakukan pengukuran pemusatan dan penyebaran data untuk memperoleh informasi yang lebih menarik, berguna dan mudah dipahami.  Furqon (1999:3) menyatakan bahwa statistika deskriptif bertugas hanya untuk memperoleh gambaran (description) atau ukuran-ukuran tentang data yang ada di tangan. Pasaribu (1975:19) mengemukakan bahwa statistika deskriptif ialah bagian dari statistik yang membicarakan mengenai penyusunan data ke dalam daftar-daftar atau jadwal, pembuatan grafik-grafik, dan lain-lain yang sama sekali tidak menyangkut penarikan kesimpulan. Jadi statistika deskriptif adalah statistik yang membahas mengenai pengumpulan, pengolahan, penyajian, serta penghitungan nilai-nilai dari suatu data yang digambarkan dalam tabel atau diagram dan tidak menyangkut penarikan kesimpulan.
4.      Pengertian Statistika Inferensia (statistik induktif)
Somantri (2006:19) menyatakan bahwa statistika inferensia membahas mengenai cara menganalisis data serta mengambil keputusan (berkaitan dengan estimasi parameter dan pengujian hipotesis. Menurut Sudijono (2008:5), statistika inferensial adalah statistik yang menyediakan aturan atau cara yang dapat dipergunakan sebagai alat dalam rangka mencoba menarik kesimpulan yang bersifat umum, dari sekumpulan data yang telah disusun dan diolah. Subana (2000:12) mengemukakan statistika inferensial adalah statistika yang berhubungan dengan penarikan kesimpulan yang bersifat umum dari data yang telah disusun dan diolah. Jadi statistika inferensial adalah statistik yang mempelajari tentang bagaimana pengambilan keputusan dilakukan. 
2.2  Data dan Jenis – jenis Data
Pendahuluan
Data berasal dari kata datum,yang berarti materi atau kumpulan fakta fakta untuk keperluan suatu diskusi atau interferansi.
Sumber Data
Menurut asal sumbernya,data dapat dibagi menjadi dua kelompok,yaitu:
1.      data primer,yaitu materi atau kumpulan fakta-fakta yang dikumpulkan sendiri oleh si peneliti pada saat berlangsungnya suatu penelitian.
2.      data sekunder,dapat dibagi menjadi dua kelompok,yaitu:
a.      internal:data yang berasal dari lingkungan sendiri seperti hasil penelitian,sebelumnya atau data dirumah sakit berup medical recods,kapasitas tempat tidur,dan lain lain.
b.      ksternal data yang berasal dari lingkungan luar seperti publikasi,instansi,badan ilmiah,dan lain- lain.
Jenis Data
Menurut jenisnya,data dapat dibagi menjadi dua kelompok,yaitu:
1.      data kontinu.
data ini merupakan variable yang nilainya dapat diukur terus sampai sekecil-kecilnya,misalnya nilai HB orang X=13,98 gr% data berat badan orang Y=65,75kg.data ini bersifat kuantitatif.
2.      data diskret.
data ini merupakan variable yang nilainya tidak dapat bersifat kuantitatif.diukur sekecil-kecilnya dan merupakan satu kesatuan.data ini dapat bersifat kuantitatif atau kualitatif,misalnya kapasitas tempat tidur RSU=100 orang atau menunjukkan jumlah sifat tertentu seperti jumlah wanita didalam kelas A=500 orang
Karakteristik Data
Suatu data statistic harus mempunyai cirri-ciri yang sama atau paling tidak mendekati ciri-ciri sumber data yang ada,yaitu:
1)      akurasi: data yang telah dikumpulkan  setidak-tidaknya sudah harus mendekati angka atau nilai sumber data yang ada
2)      percisi: stabilitas dan konsistensi data yang telah dikumpulkan sam dengan sumber data yang ada.jika dilakukan pengukuran kembali,hasilnya harus samaa dengan hasil pertama.
3)      validitas eksternal:karakteristik populasi sampel harus sesuai dengan karakteristik populasi dimasayarakat.misalnya kita ingin mengetahui status gizi  anak umur balita dan sebagai populasi sampelnya diambil dari murid sekolah dasar,sehingga validitas eksternal dari data yang telah dikumpulkan tidak dapat dipertanggungjawabkan karena tidak mewakili populasi yang diinginkan.
4)      validitas internal:meliputi kemampuan dan keahlian dari oraang yang melakuakan tugas,sensitivitas alat diagnostic atau laat laboratorium.misalnya,pada pemeriksaan kadar Hb dalam darah digunakan alat sederhana,yaitu hemometer sahli, dan dilakukan oleh seorang perawat,maka dari itu,validitas internal data kurang sekali jika dibandingkan pemeriksaan kadar Hb dengan alat cangggih,yaitu spectrometer dan dilakukakan oleh seorang analisisis.
Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dapat dilakukan secara langsung dan tergantung  dari kebutuhan informasi,tenaga,dan dana yang ada.
1.      interview/wawancara.
hal ini dilakukan secara langsung dilapangan anatara petugas pewawancara dengan objek atau responden
Keuntungan-keuntungannya,yaitu:
a.       Metode ini relative lebih lengkap,akurat,dan informasi yang ada lebih konsisten
b.      Pewawancara dapat lebih mengarahkan pertanyaan untuk menghindari mis interpretasi dan responden.
c.       Seluruh pertanyaan dapat dijawab secara langsung.
Kerugian –kerugian ini dapat dibatasi dengan cara memberikan pelatihan lebih dahulu serta memberikan buku petunjuk pelaksanaan dilapangan petugas pewawancara.
2.      kuesioner.
berupa lembaran yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang dikirimkan kepada responden –responden yang telah dipilih dengan harapan akan dikembalikan.car ini relative mudah dan murah,kesalahan yang ditimbulkan oleh pihak pewawancara dapat dihindari,semua tempat atau daerah mudah dijangkau dalam waktu singkat,rahasia pribadi responden dapat terjamin, dan dapat dilakuakan santai dirumah.
Akan tetapi,masih terdapat bebeapa kelemahan yang terjadi,seperti tingkat pendidikan masyarakat,dan kadang- kadang ada pertanyaan yang membingungkan reponden sehingga jawaban yang diberikan tidak sesuaai dengan yang diinginkan.
3.      registrasi dan pencatatan.
berupa pengumpulan data secara rutin terhadap setiap kegiatan atau kejadian dengan menggunakan system manajemen data yang baik,seperti angka kelahiran,kematian,kesakitan,dn lain-lain.
4.      Hasil penelitian/eksperimen.
hasil ini merupakan data yang dikumpulkan langsung dari hasil penelitian,seperti pemeriksaan darah,berat badan,sampel air minum,dan lain-lain.
5.      Riview dari record atau publikasi.
data yang dikumpulkan dari hasil record  atau publikasi badan resmi,seperti Depkes RI,WHO,dan lain-lain.
Presentasi Data
Data yang dikumpulkan perlu disusun secara sistematik agar dapat dimengerti dan presentasi dengan baik.ada empat cara untuk presentasi data,yaitu:
1.      tekstual: berupa tulisan atau narasi,hanya dipakai untuk data yang jumlah nya kecil,dan hanya perlu suatu simpulan sederhana.
2.      semi-tabulasi.cara ini merupakan kombinasi antara tulisan dan tabulasi sederhana.digunakan untuk data yang jumlahnya kecil dan hanya perlu suatu kesimpulan sederhana.
3.      tabulasi.cara ini merupakan bentuk table yang terdiri dari beberapa baris dan kolom yang digunakan untuk memaparkan.selain itu,terdiri dari beberapa variable hasil observasi,survey atau penelitian,sehingga mudah dibc dan dimengerti
Perhtikan Gbr.2-1 dan kotak 2-1
Keterangan table/footnote
Gbr.2-1 salah satu contoh bentuk table
Contoh 1
Berdasarkan sensus penduduk tahun 2001,penduduk Indonesia terdiri dari laki laki dan 104.482.285 orang dan  perempuan sebanyak 103.832.000 orang





Komposisi penduduk Indonesia menurut jenis kelamin
Tahun 2001
Sumber biostatistik,sensus pendudk tahun 2001
Contoh 2
Berdasarkan usia  dan jenis kehamilan,penyakit tukak lambung dan duodenum disumtra dan jawa pada tahun 1982 lebih banyak terjadi pada perempuan dari pada laki –laki
Penyakit tukak lambung dan duodenum menurut usia dan jenis kelamin di Sumatera dan jawa tahun 1982
Contoh 3
Penelitian studi kohort terhadap problem perdarahan antara noplaant dan DMPA di kota madya Palembang menurut tingkat pendidikan peserta KB.

Penelitian studi kohort antara norplant dan DMPA di kotamadya Palembang,1993 menurut tingkat pendidikan peserta KB
Contoh 4
Pemakaian metode kontrasepsi berdasarkan golongan usia dan jumlah anak pada peserta KB aktif di puskesmas boom baru dan puskesmas 7 ulu kotamadya Palembang,1993
Metode kontrasepsi berdasarkan golongan usia dan jumlah anak pada peserta KB aktif di puskesmas boom baru dan 7 ulu kotamadya Palembang,1993
3.      diagram/grafik digunakan untuk presentasi data pada penelitian dan dapat dilakukan dengan beberpa cara sesuai dengan jenis data dan kebutuhan,seperti terlihat pada table 2-1
Contoh
Dari hasil pemeriksaan tinja dengan metode HE sebanyak 146 sediaan didapatkan jumlah tinja yang positif dengan telur A.lumbricoides68 orang,telur T.tricbiura 55 orang dan A.duodenle 23 orang.data ini dapat digambarkan dalam sebuah diagram seperti pada Gbr.2-2 dan 2-3
Diagrm bar. diagram ini dapat berbentuk horizontal ataupun vertical,digunakan untuk membandingkan frekuensi distribusi data kualitatif,baik secara absolute maupun relative,perhatikan Gbr,2-2
Gbr.2-2 bentuk diagram bar:investasi cacing pada karyawan sebuah pabrik dikota madya Palembang.
a.       pie chart.diaagram ini merupakan gambar berbentuk lingkaran yang dibagi-bagi menjadi beberapa sector atau bagian,dan tiap bagian melukiskan proporsi atau presentase dari data yang bersifat kualitatif.perhatikan Gbr 2-3
b.      diagram garis.digram ini merupakan bentuk garis yang menggambarkan suatu keadaanyang berurutan dalam skala waktu,tahun,dan lain-lain.perhatikan Gbr.2-4
c.       d.diagram pencar.ini merupakan kumpulan titik-titik yang terpencr yang berasal dari dua kumpulan data,yaitu variable 1 dan 2 pada sumbu X dan Y.perhatikan Gbr.2-5
Gbr.2-3 bentuk pie chart:investasi cacing pada karyawan sebuah pabrik di kotamadya Palembang.
Gbr.2-4 bentuk diagram garis:hubungan antara tinggi curah hujan dengan penyakit DBD selama lima tahun dikota Palembang.
Gbr.2-5 bentuk diagram pencar
e.diagram gambar.diagram ini berupa diagram yang menyatakan frekuensi distrubusi data,disertai dengan bentuk gambar tertentu yang ada hubungan nya dengan keadaan data yang akan dipersentasikan,sepeti gambar oraang,alat,dan sebagainya.perhatikan
Gbr.2-6.
F.kurtogram.diagram ini berbentuk peta bumi yang memuat data tentang keadaan penduduk,angka kesakitan,dan lain-lain yang ada disuatu tempat atau Negara.


1.      Pengertian data
Pasaribu (1975:25) mengemukan data adalah keterangan mengenai sesuatu, keterangan yang mungkin berbentuk angka-angka (bilangan) dan mungkin juga tidak. 
Menurut Gasperz (1989:20-22), data adalah keterangan yang dapat memberikan gambaran tentang suatu keadaan atau masalah. 
Menurut Somantri (2006:29), data merupakan sejumlah informasi yang dapat memberikan gambaran tentang suatu keadaan atau masalah, baik yang berbentuk angka maupun yang berbentuk kategori.
Sedangkan menurut Subana (2000:19), data adalah sejumlah informasi yang dapat memberikan gambaran tentang suatu keadaan atau masalah, baik yang berupa angka-angka (golongan) maupun yang berbentuk kategori, seperti; baik, buruk, tinggi, rendah dan sebagainya.
Jadi data adalah suatu keterangan atau informasi berbentuk kualitatif dan atau berbentuk kuantitas yang merupakan hasil observasi, penghitungan dan pengukuran dari suatu variabel yang menggambarkan suatu masalah.
Definisi Data
Materi atau kumpulan fakta-fakta dapat berupa status, informasi, keterangan, dan lain-lain. kumpulan fakta-fakta ini berasal dari suatu objek atau beberapa objek yang dikumpulkan sendiri oleh sipeneliti atau dari sumber lain, seperti instsansi, lembaga pemerintah / nonpemerintah, publikasi, dan orang lain.
2.      Jenis-jenis data
a.      Berdasarkan sifatnya 
1) Data kualitatif 
Data yang tidak berbentuk angka (bilangan). Contoh : penjualan merosot, mutu barang naik, karyawan resah, harga daging naik, dan sebagainya.
2) Data kuantitatif Data yang berbentuk angka (bilangan).
Contoh : produksi 100 unit/hari, omset penjualan naik 20%, jumlah karyawan 1.000 orang dan sebagainya. 
b.      Berdasarkan nilainya, data kuantitatif dibagi lagi menjadi :

1)      Data diskrit
Data diskrit bersifat terkotak-kotak yaitu tidak dikonsepsikan adanya nilai- nilai diantara data (bilangan) yang satu dengan data (bilangan) lain yang terdekat (tidak ada angka desimal). Contoh : jumlah karyawan 1.000 orang, penjualan 500 unit, dan sebagainya.
2)      Data kontinu
Berbeda dengan data diskrit, diantara dua data kontinu dikonsepsikan adanya sejumlah nilai dengan jumlah yang tidak terhingga (terdapat angka desimal). Contoh : tinggi badannya 165 cm, omset penjualan naik 20% dan sebagainya.
c.       Berdasarkan cara memperolehnya
1) Data primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh suatu perusahaan atau organisasi. Contoh : biro pusat statistik mengumpulkan harga sembilan bahan pokok langsung mendatangi pasar kemudian mengolahnya.
2) Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh suatu organisasi atau perusahaan dalam bentuk yang sudah jadi dari pihak lain. Contoh : perusahaan memperoleh data penduduk, data pendapatan nasional, indeks harga konsumen, dan daya beli masyarakat dari Badan Pusat Statistik (BPS).
d. Berdasarkan sumbernya
1) Data internal
Data internal ialah data yang menggambarkan keadaan dalam suatu organisasi. Misalnya data internal perusahaan yang meliputi data pegawai, data keuangan, data peralatan, data produksi, data pemasaran, dan data hasil penjualan. Pada dasarnya data internal meliputi data input dan data output suatu organisasi.
2) Data eksternal
Data eksternal ialah data yang menggambarkan keadaan diluar organisasi. Misalnya data yang menggambarkan faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan, seperti daya beli masyarakat, selera masyarakat, saingan dari barang sejenis, perkembangan harga, keadaan ekonomi dan sebagainya.
e. Berdasarkan cara penyusunannya atau skalanya
1) Data nominal
Data nominal ialah data statistik yang memuat angka yang tidak mempunyai arti apa-apa. Angka yang terdapat dalam data ini hanya merupakan tanda/simbol dari objek yang akan dianalisis.  contohnya data yang berkaitan dengan jenis kelamin: laki-laki atau perempuan.  Agar data tersebut dapat dianalisis dengan menggunakan statistik, data tersebut harus diubah menjadi angka, misalnya simbol laki-laki adalah angka 1 dan perempuan adalah angka 2.
2) Data ordinal
Data ordinal adalah data statistik yang mempunyai daya berjenjang, tetapi perbedaan antara angka yang satu dan angka yang lainnya tidak konstan atau tidak memiliki interval yang tetap. Contohnya hasil tes matematika dalam suatu kelompok belajar adalah sebagai berikut : Andri rangking ke-1; Budi rangking ke-2; Chica rangking ke-3 Angka satu diatas mempunyai nilai lebih tinggi daripada angka dua maupun angka tiga, tetapi data ini tidak bisa menunjukan perbedaan kemampuan antara Andri, Budi, Chica secara pasti. Rangking satu tidak berarti mempunyai kemampuan dua kali lipat dari rangking dua maupun mempunyai kemampuan tiga kali lipat dari rangking tiga. Perbedaan kemampuan antara rangking kesatu dengan ranging kedua mungkin tidak sama dengan perbedaan kemampuan antar rangking kedua dengan rangking ketiga.
3) Data interval
Data interval adalah data yang jarak antara yang satu dan lainnya sama dan telah ditetapkan sebelumnya. Data interval tidak memiliki titik nol dan titik maksimum yang sebenarnya. Nilai nol dan titik maksimum tidak mutlak.   Misalnya jika suatu tes intelegensi menghasilkan nilai yang berkisar antara 0 sampai 200, nilai nol bukan menunjukan seseorang mempunyai kecerdasan yang minimal. nilai nol hanya menunjukkan tempat paling rendah dari prestasi pada tes tersebut dan nilai 200 menunjukkan tingkat tertinggi.
4) Data rasio
Data rasio adalah jenis data yang mempunyai tingkatan tertinggi. Data ini selain mempunyai interval yang sama, juga mempunyai nilai nol (0) mutlak,  Misalnya hasil pengukuran panjang, tinggi, dan berat. Dalam data rasio nilai 0 betul-betul tidak mempunyai nilai. Jadi, nol kilometer tidak mempunyai panjang dan nol kilogram tidak mempunyai berat. Dalam data rasio terdapat skala yang menunjukan kelipatan, misalnya 20 meter adalah 2 ×10 meter, 15 kg adalah 3 × 5 kg. contoh lain dari data rasio adalah luas, volume dan sebagainnya. 
2.3 Populasi dan Sampel
1.      Pengertian populasi
Cooper dan Emory (1997) mengemukakan populasi adalah seluruh kumpulan elemen yang dapat kita gunakan untuk membuat beberapa kesimpulan
sedangkan Kuncoro (2003) menyatakan populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa orang, objek, transaksi atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajarinya atau menjadi objek penelitian.
Nazir (1999) juga mengatakan populasi adalah kumpulan dari individu dengan kualitas serta ciri-ciri yang telah ditetapkan. Populasi adalah kumpulan dari ukuran- ukuran tentang sesuatu yang akan kita buat inferensinya. Populasi adalah berkenaan dengan data, bukan dengan orangnya maupun bendanya.
Menurut Somantri (2006:62), populasi merupakan keseluruh elemen, atau unit elemen, atau unit penelitian, atau unit analisis yang memiliki karakteristik tertentu yang dijadikan sebagai objek penelitian.
Gasperz (1989:25) juga mengatakan populasi tidak lain adalah keseluruhan unsur-unsur yang akan diteliti atau yang akan dijadikan sebagai objek penelitian, dan tentunya kesimpulan yang ditarik hanya berlaku untuk keadaan dari objek-objek tersebut. 
Pendapat lain dari Sugiyono (1997:57) dikutip Riduwan (2003:7) memberikan pengertian bahwa ”Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri obyek atau subyek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Sedangkan menurut Riduwan dan Tita Lestari (1997:3) mengatakan bahwa “Populasi adalah keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil pengukuran yang menjadi objek penelitian.”
Jadi populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari makhluk hidup, benda, gejala, nilai tes, atau peristiwa sebagai sumber data yang mewakili karakteristik tertentu dalam suatu penelitian. 
2.      Pengertian sampel  
Sampel menurut Somantri (2006:63) adalah bagian kecil dari anggota populasi yang diambil menurut prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasinya.
Dan menurut Furqon (1999:2), sebagian anggota dari populasi disebut sampel. Menurut Pasaribu (1975:21), sampel itu adalah sebagian dari anggota-anggota suatu golongan (kumpulan objek-objek) yang dipakai sebagai dasar untuk mendapatkan keterangan (atau menarik kesimpulan) mengenai golongan (kumpulan itu).
Begitu pula Sugiyono (1997:57) dikutip Riduwan (2003:10) memberikan pengertian bahwa “Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.” Arikunto (1998:117) dikutip Riduwan (2003:10) mengatakan bahwa  “Sampel adalah bagian dari populasi (sebagian atau wakil populasi yang diteliti). Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi.” Jadi sampel adalah sebagian data yang merupakan objek dari populasi yang diambil.  
2.4 Variabel dan Jenisnya
1.      Pengertian Variabel
Somantri (2006: 27) mengemukakan variabel adalah karakteristik yang akan di observasi dari satuan pengamatan. Harun Al Rasyid dalam Somantri (2006:7) lebih tegas menyebutkan bahwa variabel adalah karakteristik yang dapat diklasifikasikan sekurang-kurangnya dua buah klasifikasi (kategori) yang berbeda, atau yang dapat memberikan sekurag-kurangnya dua hasil pengukuran atau perhitungan yang nilai numeriknya berbeda. 
Menurut Spiegel (2004:2), Variabel adalah suatu simbol, seperti X, Y, H atau B, yang bisa menyandang salah satu dari sekumpulan nilai yang telah ditetapkan sebelumnya; kumpulan nilai itu disebut sebagai domain dari variabel tersebut. Jadi variabel adalah suatu karakteristik dari suatu objek yang nilainya untuk setiap objek bervariasi dan dapat diamati atau dihitung atau diukur. 
2.      Macam-macam Variabel
Somantri (2006:28) mengklasifikasikan variabel menjadi dua yaitu: variabel kualitatif  dan variabel kuantitatif.
Variabel kualitatif merupakan variabel kategori. Yang termasuk variabel kualitatif adalah variabel nominal dan variabel ordinal. Variabel kuantitatif diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu variabel diskrit dan variabel kontinu. Variabel diskrit merupakan variabel yang besarannya tidak dapat menempati semua nilai, nilai variabel diskrit selalu berupa bilangan bulat dan umumnya diperoleh dari hasil pencacahan.
Variabel kontinu merupakan variabel yang besarannya dapat menempati semua nilai yang ada di antara dua titik dan umumnya diperoleh dari hasil pengukuran, sehingga pada variabel kontinu dapat dijumpai nilai- nilai pecahan ataupun nilai-nilai bulat.
Menurut Spiegel (2004:3), suatu variabel yang secara teoritis dapat menyandang nilai yang terletak diantara dua buah nilai tertentu disebut sebagai variabel kontinu; jika tidak demikian, kita menyebutnya sebagai variabel diskrit.
Furqon (1999:10) berpendapat bahwa ada beberapa peubah (variable) yang sangat penting dipahami, antara lain:
a.       Peubah terikat (dependent variable), yaitu peubah yang dipengaruhi oleh peubah lain.
b.      Peubah bebas (independent variabel), yaitu peubah yang mempengaruhi peubah lain.
c.       Peubah control (control variabel), yaitu peubah yang pengaruhnya kepada peubah terikat dikendalikan.
d.      Peubah moderator (moderator variabel), yaitu peubah yang mempengaruhi hubungan antara peubah bebas dengan peubah terikat. Contoh : - “usia” adalah gejala kualitatif, akan tetapi gejala yang bersifat kualitatif itu dilambangkan dengan angka; misalnya: 17 tahun, 25 tahun dan sebagainya. - “nilai ujian” pada dasarnya adalah gejala kualitas yang dilambangkan dengan angka, seperti : 5, 7, 8, 50, 70 dan sebagainya. 
2.5 Teknik sampling
1.      Pengertian teknik sampling
Earl Babbie (1986) dikutip Prijana (2005) dan dikutip Somantri (2006) dalam bukunya The Practice of Social Research, mengatakan “Sampling is the process of selecting observations” (sampling adalah proses seleksi dalam kegiatan observasi). Proses seleksi yang dimaksud disini adalah proses untuk mendapatkan sampel.
Somantri (2006:71), menjelaskan bahwa yang di maksud dengan sampling acak sederhana adalah sebuah proses sampling yang dilakukan sedemikian rupa sehingga setiap satuan sampling yang ada dalam populasi mempunyai peluang yang sama untuk dipilih  ke dalam sampel. 
William G. Cohran dalam bukunya Sampling Techniques, yang diterjemahkan olah Prijatna (2005) dikutip Somantri (2005) mengatakan bahwa sampling acak sederhana adalah sebuah metode seleksi terhadap unit-unit populasi, unit-unit tersebut diacak seluruhnya.
Sementara Earl Babbie dalam bukunya The Practice of Social Research masih dalam Prijatna (2005) dikutip Somantri (2006) mengatakan bahwa sampling acak sederhana adalah sebuah metode sampling dasar dalam penelitian sosial, sebuah kerangka sampling mesti dibuat, masing-masing unit di daftar seluruhnya tanpa ada yang terlewat.
Riduwan (2003:11) mengemukakan teknik pengambilan sampel atau teknik sampling adalah suatu cara mengambil sampel yang representatif dari populasi. Jadi teknik sampling adalah suatu cara atau proses untuk mendapatkan sampel dari populasi.
2.      Macam – macam teknik sampling
Somantri (2006:69-84) menyatakan tipe teknik penarikan sampel dapat dibedakan berdasarkan dua hal, yaitu :
a.      Berdasarkan proses pemilihannya
Tipe teknik penarikan sampel berdasarkan proses pemilihannya terbagi atas :
1)      Teknik penarikan sampel dengan pengembalian (sampling with replacement), yaitu setiap anggota sampel yang terpilih dikembalikan lagi ketempatnya sebelum pemilihan selanjutnya dilakukan, sehingga ada kemungkinan bahwa suatu satuan teknik penarikan sampel akan terpilih lebih dari sekali
2)      Teknik penarikan sampel tanpa pengembalian (sampling without replacement), yaitu setiap anggota sampel yang terpilih tidak dikembalikan lagi kedalam satuan populasi. Dengan demikian teknik penarikan sampel tanpa pengembalian merupakan kebalikan dari proses teknik penarikan sampel dengan pengembalian.

b.      Berdasarkan peluang pemilihannya
Tipe teknik penarikan sampel berdasarkan peluang pemilihannya terbagi atas:
1)      Sampling probabilitas (probability sampling)
Pemilihan sampel dalam sampling probability dilakukan secara acak dan objektif, dalam arti tidak didasarkan semata-mata pada keinginan peneliti, sehingga setiap anggota populasi memiliki kesempatan tertentu untuk terpilih sebagai sampel. Sampel yang termasuk dalam sampling probabilitas adalah:
a.       Sampling acak sederhana (simple random sampling)
Subana (2000:26) menyatakan random yang dipergunakan dalam teknik ini bisa dalam bentuk undian, ordinal, dan randomisasi dari tabel bilangan random.
Cara undian dilakukan dengan memberikan nomor pada unit sampling dalam populasi, kemudian dilakukan pengundian satu persatu sampai diperoleh jumlah yang sesuai dengan ukuran sampel yang ditentukan.
Cara ordinal dilakukan dengan membuat daftar secara berurutan dari unit sampling yang pertama sampai yang terakhir, kemudian diambil satu persatu dengan menggunakan pola tertentu, misalnya diambil yang bernomor genap atau yang bernomor ganjil atau dengan menggunakan kelipatan lima, sepuluh, limabelas dan sebagainya. Cara ketiga yaitu dengan menggunakan tabel bilangan random. Penggunaan tabel random untuk mencari sampel dari populasi dapat dilakukan sebagai berikut :
a)      Berilah nomor pada semua unit yang menjadi anggota populasi, misalnya untuk populasi sebesar 500, diberi nomor dari 000 sampai 500. Sampel yang akan diambil misalnya 20.
b)      Pilhlah secara random baris dan kolom dari daftar bilangan random yang akan digunakan, misalnya baris 2 kolom 10-14. Dari baris kedua pada kolom 10-14, pilih secara berurutan kebawah digit yang tiga angka pertamanya sesuai dengan nomor populasi.
c)      Bilangan yang terambil dengan tabel random, adalah: 4141, 268, 164, 364, 243, 460, dan seterusnya sampai diperoleh jumlah sampel yang diinginkan.

b.      Sampling sistematik (systematic sampel)
Subana (2000:28) berpendapat cara sistematik hampir sama dengan cara random namun dilakukan secara sistematik, yaitu mengikuti suatu pola tertentu dari nomor anggota populasi yang dipilih secara random, berdasarkan jumlah sampel yang sudah ditetapkan sebelumnya. Misalnya kita menghendaki sebuah sampel berukuran 60 dari sebuah populasi yang berukuran 600. Setelah setiap individu dari populasi diberi nomor urut 001 sampai 600, bagilah individu tersebut menjadi 60 kelompok (subpopulasi), yang setiap kelompoknya terdiri dari 10 individu. Subpopulasi pertama berisi individu bernomor 001 sampai 010, subpopulasi kedua berisi individu bernomor 011 sampai 020, dan seterusnya sampai subpopulasi yang ke-60 berisi individu dengan nomor 591 sampai 600.
c.       Sampling berstrata (stratified sampling)
Subana (2000:27) mengemukakan penarikan sampel secara strata ini terutama ditujukan untuk populasi yang berkelompok (memiliki stratum), dengan tujuan agar anggota populasi terpilih secara acak dan setiap kelompok yang ada pada populasi dapat terwakili. Pada sampling itu, banyaknya sampel pada setiap strata adalah sama. Misalkan kita akan meneliti penguasaan siswa terhadap matematika. 30.000 siswa disebuah kabupaten, yang terdiri dari 15.000 siswa SD, 10.000 siswa SMP, 5.000 siswa SMA, sampel yang dibutuhkan misalnya 600 siswa. Perhitungan sampelnya dapat dilakukan sebagai berikut : Anggota sampel sebanyak 600 siswa dari 30.000 siswa adalah  1 50 . Maka untuk siswa SD diambil 1 50 ×15.000 = 300 siswa, untuk siswa SMP diambil 1 50×10.000 = 200 siswa, dan untuk siwa SMA diambil 1 50× 5.000 = 100 siswa.
d.      Sampling bergugus (cluster sampling)
Somantri (2006:80) berpendapat sampling klaster adalah sampling dimana unit samplingnya adalah kumpulan atau kelompok (cluster) elemen (unit observasi). Jadi dalam penarikan sampel cluster, anggota populasi dibagi menjadi beberapa kelompok, selanjutnya kita mengambil semuanya atau sebagian elemen dari setiap kelompok yang terpilih untuk dijadikan sampel. Contoh, andaikan seorang peneliti ingin mengetahui rata-rata pendapatan kepala keluarga di sebuah kota besar. Daftar yang mungkin diperoleh adalah daftar nama-nama kelurahan dikota tersebut. Kelurahan adalah kumpulan kepala keluarga. Oleh karena itu kelurahan dipandang sebagai klaster. Pengambilan sampel kemudian dilakukan dengan mengambil secara acak klaster-klaster. 
Dengan demikian bisa kita katakan bahwa pada sampel berstrata maupun sampel cluster, populasi dibagi menjadi kelompok tertentu.  Kita menggunakan sampling berstrata bila setiap group memiliki variasi yang kecil tetapi variasi antar groupnya besar. Kebalikannya kita menggunakan sampling cluster bila dianggap ada variasi pada setiap group, tetapi antar group relative sama .
2)      Sampling nonprobabilitas (nonprobability sampling)
Somantri (2006:82-84) berpendapat nonprobability sampling dikembangkan untuk menjawab kesulitan yang timbul dalam menerapkan teknik probability sampling, terutama untuk mengeliminir biaya dan permasalahan dalam pembuatan sampling frame (kerangka sampel). 
a.       Sampling kemudahan (convenience sampling)
Pada sampling kemudahan (convenience sampling), sampel diambil secara spontanitas, artinya siapa saja yang secara tidak sengaja bertemu dengan peneliti dan sesuai dengan karakteristiknya, maka orang tersebut dapat dijadikan sampel. Teknik sampling convenience adalah teknik penarikan sampel yang dilakukan karena alasan kemudahan atau kepraktisan menurut peneliti itu sendiri. Dasar pertimbangannya adalah dapat dikumpulkan data dengan cepat dan murah, serta menediakan bukti- bukti yang cukup melimpah. Kelemahan utama teknik sampling ini jelas yaitu kemampuan generalisasi yang amat rendah atau keterhandalan data yang diperoleh diragukan.
b.      Judgement sampling (purposive sampling)
Judgement sampling (purposive sampling) adalah teknik penarikan sampel yang dilakukan berdasarkan karakteristik yang ditetapkan terhadap elemen populasi target yang disesuaikan dengan tujuan atau masalah penelitian. Dalam perumusan kriterianya, subjektivitas dan pengalaman peneliti sangat berperan. Penentuan criteria ini dimungkinkan karena peneliti mempunyai pertimbangan-pertimbangan tertentu didalam pengambilan sampelnya.
c.       Quota sampling (jatah)
Subana (2000:27-28) berpendapat pengambilan sampel dengan cara ini didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan tertentu dari peneliti. Jika peneliti mengambil sampel dari suatu populasi penelitian dengan cara menentukan sejumlah anggota sampel secara quantum atau jatah, teknik samping semacam itu disebut quota sampling. Langkah-langkah pengambilan sampel adalah menetapkan besarnya jumlah sampel yang diperlukan, kemudian menetapkan jumlah atau banyaknya jatah, maka jatah atau quantum itulah yang dijadikan dasar untuk mengambil unit sampel yang diperlukan.
d.      Snowball sampling
Snowball sampling merupakan salah satu bentuk judgement sampling yang sangat tepat digunakan bila populasinya kecil dan sangat spesifik. Cara pengambilan sampel dengan cara ini dilakukan secara berantai, makin lama sampel menjadi seakin besar, seperti bola salju yang menuruni lereng gunung. Hal ini diakibatkan kenyataan bahwa populasinya sangat spesifik, sehingga sulit sekali mengumpulkan sampelnya. Pada tingkat operasionalnya melalui teknik sampling ini, responden yang relevan dinterview, diminta untuk menyebutkan responden lainnya sampai diperoleh sampel sebesar yang diinginkan peneliti, dengan spesifikasi/spesialisasi yang sama karena biasanya mereka saling mengenal.  Berdasarkan uraian tentang teknik sampling diatas, seorang peneliti dapat dengan bebas menentukan teknik sampling mana yang akan digunakan. Tetapi didalam pendidikan teknik sampling yang lazim digunakan adalah simple random sampling, stratified sampling, quota sampling, dan systematic sampel.


















BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Statistika adalah bagian dari matematika yang secara khusus membicarakan cara- cara pengumpulan, analisis dan penafsiran data. Somantri (2006:18) menyatakan statistik diartikan sebagai kumpulan fakta yang berbentuk angka-angka yang disusun dalam bentuk daftar atau tabel yang menggambarkan suatu persoalan. data adalah suatu keterangan atau informasi berbentuk kualitatif dan atau berbentuk kuantitas yang merupakan hasil observasi, penghitungan dan pengukuran dari suatu variabel yang menggambarkan suatu masalah. populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari makhluk hidup, benda, gejala, nilai tes, atau peristiwa sebagai sumber data yang mewakili karakteristik tertentu dalam suatu penelitian.  Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi.” Jadi sampel adalah sebagian data yang merupakan objek dari populasi yang diambil. variabel adalah suatu karakteristik dari suatu objek yang nilainya untuk setiap objek bervariasi dan dapat diamati atau dihitung atau diukur.  teknik sampling adalah suatu cara atau proses untuk mendapatkan sampel dari populasi.
3.2 saran
Kepada para pembaca agar dapat bermanfaat dan pula dapat memanfaatkan ilmunya dengan sebaik-baiknya, tidak pantang menyerah dalam menuntut ilmu karena ilmu merupakan tolak ukur kehidupan seseorang.




  
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, Purnomo Setiady dan Husaini Usman. 2006. Pengantar Statistika Edisi Kedua. Jakarta : PT Bumi Aksara
Akdon dan Riduwan .2013. Rumus dan Data dalam Analisis Statistika. Bandung : Alfabeta.
Budiarto, eko. 2001. Biostatistika untuk kedokteran dan kesehatan masyarakat. Jakarta : kedokteran EGC.


STUDI KASUS PRE EKLAMPSIA BERAT DI RS

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Rumusan Masalah 3 1.3 Tujuan Penelitian 3 1.3.1 Tujuan Umum 3 1.3.2 Tujuan Khusus 3...