Rabu, 14 Juni 2017

MANAJEMEN VARNEY BBL Dengan TRAUMA FLEKSUS BRACHIALIS



PENGUMPULAN DATA
INTERPRESTASI DATA
IDENTIFIKASI MASALAH
TINDAKAN SEGERA
RENCANA ASUHAN
PELAKSANAAN
EVALUASI
1.Data Subjektif
Bayi Ny.A (37th) dan Tn.W (40th) berumur 4 hari tanggal 25 Oktober 2016 pukul 09.00 WIB lahir spontan dan jenis kelamin laki-laki.
-Ibu mengatakan:
a.bayi sering menangis dan rewel,    
b.tangan kanan bayinya tidak bereaksi terhadap ransangan yang diberikan,
c.telapak tangan kanan bayinya terbalik kearah belakang,
d.tangan kanan bayinya tidak bisa menggengam dan         
e.kedua telapak tangan terkulai lemah,     
f.tangan kanan bayinya seperti tangan orang lumpuh.

Dx:BBL 4 hari dengan trauma fleksus bracialis

Masalah:kecemasan orang tua bayi terhadap anaknya

Kebutuhan:membaerikan pendidikan kesehatan kepada orang tua agar tetap tenang dan tidak cemas dalam menghadapi bayi nya
Dx potensial:fleksus bracialis potensial terjadi kelumpuhan

Masalah potensial:potensial terjadi masalah ekonomi bagi orang tua yang tidak mampu,karena bayi membutuhkan perawatan intensif dan lama
Lakukan rujukan ke dokter spesialis anak, karena fleksus brachialis bukan gawai bidan lagi
1.beritahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan umum bayi baik





1.ibu mengerti dan paham dengan keadaan bayinya














1.ibu telah mengerti dengan keadaan bayi nya serta bersabar menghadapi bayi








2. Data objektif
1.Pemeriksaan umum bayi baru lahir.

Keadaan umum : Baik

TTV
Suhu : 37, 2 C
Pernafasan : 60 x / menit
Nadi : 120 x / menit
Berat badan : 4000 gram

2.Pemeriksaan fisik

-Kepala : ubun ubun agak cekung, tidak ada caput dan tidak ada cephal
Hematoma
-Mata: konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik, dan tidak ada infeksi
-Muka : kemerahan, simetris kiri dan kanan, tidak ada oedema
-Telinga : Daun teli nga lengkap, simetris kiri dan kanan, Lubang telinga ada
-Mulut : bibir merah, tidak ada labio palato skizis dan labio
-Hidung : lubang hidung dibatasi sekat, tidak ada kelainan Pada lubang hidung
dan hidung bersih
-Leher : tidak teraba pembesaran kelenjar tyroid dan kelenjar limfe
-Dada : Bentuk simetris dan tidak ada pembengkakan
-Abdomen:tidak ada penonjolan tali pusat saat menangis,tidak ada omfalokel,bentuknya sedikit buncit
-Genitalia:testis berada dalam skrotum, penis berlubang dan berada di ujung penis
-Ekstremitas:
atas :
a. jari jari tangan lengkap
b.tidak ada pembengkakan
c.tidak ada sianosis di ujung ujung jari
d.terlihat kebiruan di kulit lengan kanan
e.telapak tangan kanan terbalik kebelakang
f.pergerakan tangan kiri aktif, tangan kanan tidak aktif
g. tangan kanan tidak bisa menggengam
h.tangan kanan terkulai lemah dan pergerakannya tidak seaktif tangan kiri.
i.Saaat lengan kanan diraba, bayi langsung menangis
bawah :
a. Jari – jari kaki lengkap- Pergerakan kaki kanan dan kiri aktif dan tidak ada
gangguan pergerakan
b. tidak ada odema
c. tidak ada sianosis di ujung ujung jari                   -Anus:ada lubangnya          -Reflek:             Morro:tidak ada,Rooting:ada,Walking:tidak ada,Graps:tidak ada,Sucking:ada,Tonicneck:tidak ada
-Antropometri:PB:50 CM,BB:4000 gram,LILA:10CM,LK:34CM,LD:32CM
-Eliminasi:BAK:7-8x/hr,BAB:1-2x/hr      





2.beritahi ibu tentang trauma fleksus brachialis yaitu saat bersalin kepala lama melakukan putaran paksi luar

2.ibu mengerti tentang trauma fleksus brachialis yaitu saat persalinan kepala lama melakukan putaran paksi luar

2.ibu telah mengerti tentang trauma fleksus brachialis yaitu trauma saat lahir karena putaran paksi luar lama






3.beritahu ibu untuk tetap memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan


3.ibu mengerti tentang pemberian ASI eksklusi dan mau memberikanya pada bayinya

3.ibu telah memberikan ASI eksklusif pada bayinya






4.beritahu ibu dan keluarga untuk merujuk bayinya ke dokter spesilis anak

4.ibu mengerti dan mau merujuk bayinya ke dokter spesialis anak

4.ibu dan keluarga telah merujuk bayinya ke dokter spesialis anak

Minggu, 11 Juni 2017

MAKALAH BIOSTATISTIK

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kemajuan teknologi di bidang kedokteran pada beberapa dekade terakhir ini menuntut mahasiswa kedokteran dan dokter serta petugas keehatan untuk mempelajari prinsip dasar metode statistika karena metode statistika merupakan salah satu alat bantu dalam menelaah laporan-laporan ilmiah, mengaadakan analisis data yang diperoleh daricatatan medik di rumah sakit, mengadakan penelitian dalam bidang kedokteran, dan lain-lain.
Perkembangan Statistika
Kata statistika berasal dari bahasa Italia, yang berarti pejabat negara. Hal ini dapat diketahui dari berbagai buku statistika dan catatan yang memperlihatkan bahwa metode statistika telah dikenal sejak zaman Romawi. Pada saat itu, penggunaan metode statistika masih terbatas pada kepentingan negara yang berisi data tentang jumlah penduduk menurut umur, jenis kelamin, dan pekerjaan. Data itu digunakan untuk penarikan pajak dan wajib militer.
            Di Inggris, penggunaan statistika dalam bidang kesehatan diawali oleh Raja Henry VII yang memerintah untuk melakukan pencatatan kematian pada tahun 1532. Hal ini dilanjutkan hingga tahun 1632 dan pada tahun tersebut secara resmi Inggris membuat undang-undang kematian yang mencatat kelahiran dan kematian menurut jenis kelamin. Pada tahun 1662, Kapten Jhon Graunt menggunakan catatan undang-undang kematian selama 30 tahun untuk memperkirakan jumlah orang yang akan meninggal karena berbagai macam berbagai macam penyakit, proporsi kelahiran laki-laki dan wanita, serta membuat tabel perjalanan hidup. Dari hasil kegiatan ini, Jhon Graunt dinyatakan sebagai orang pertama yang mengadakan analisis secara statistik dari data yang telah ada untuk memperkiraan kedaan di masa yang akan datang.
            Penggunaan metode statistika dalam bidang kesehatan diikuti oleh sarjana-sarjana lain seperti William Farr, Karl Pearson, dan lain-lain. Walaupun demikian, perkembangan statistika kedokteran mengalami hambatan pada saat itu karena masih banyak klinisi yang skeptis dan tidak setuju penggunaan metode statistika dalam bidang kedokteran dengan alasan statistika hanya merupakan kumpulan angka-angka  yang tidak sesuai dengan kenyataan dan etika kemanusiaan. Alasan lain tidak digunakannya statistika dalam bidang kedokteran adalah karena perhatian dokter hanya tertuju pada penderita secara individu dan setiap penderita akan berbeda dengan penderita lain hingga konstribusi statistika untuk kemajuan bidang kedokteran sangat kecil.
            Untuk menyatakan bahwa statistik hany merupakan permainan angka-angka, Darrel Huff secara provokatif menulis buku yang berjudul “ How to lie with statistics”dan Arthur Koestler menyatakan bahwa statistika bagaikan bikini kare yang menarik yang diperlihatkan, sedangkan yang vital ditutupi. Demikian pula Disraeli, dia menyatakanada tiga dusta yaitu, dusta, dusta besar, dan statistik. Kondisi tersebut berlangsung terus hingga menghambat kemajuan penggunaan metode statistika dalam bidang kedokteran. Hal ini sesuai dengan laporan Dr. O.B. Ross pada tahun 1951 yang dimuat dalam “Journal of the American Medical Associiation”. Ross menganalisis sebanyak 100 artikel yang berhubungan dengan pengobatan antara 1 Januari sampai Juni tahun 1950 dan ternyata hanya 27% artikel yang menggunakan metode statistika dengan baik dan benar.
            Walaupun demikian, data statistik sangat dibutuhkan oleh para dokter untuk menarik kesimpulan, misalnya bila seorang dokter menemukan seorang penderita migrain. Untuk dapat menyimpulkannya maka dibutuhkan data. Statistik yang menyatakan bahwa lebih banyak penderita migrain yang dapat disembuhkan dengan kunyit dibandingkan dengan obat lain yang biasa digunakan.
            Sejak beberapa dekade terakhir ini, kemajuan bidang kedokteran didukung oleh pemakaian metode statistika. Oleh karena itu, pengetahuan tentang prinsip dasar metode statistika serta aplikasinya dibutuhkan oleh para dokter.

Pengertian Statistika
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa pada zaman Romawi, statistika itu berarti pejabat negara. Jule dan Kendall dalam bukunya “An Introduction to The History of Statistic”
Menyatakan bahwa statistika adalah kumpulan data kuantitatif yang dipengaruhi oleh berbagai sebab dan metode statistika merupakan suatu metode untuk menjelaskan data kuantitatif yang dipengaruhi oleh berbagai sebab.

Saat ini terdapat tiga pengetian statistika, yaitu sebagai berikut.
Statistika merupakan kumpulan angka yang dihasilkan dari pengukuran atau penghitungan yang disebut data.
1.      Statistika dapat juga diartikan sebagai statistik sampel.
2.      Statistika sebagai suatu metode ilmiah yang dapat digunakan sebagai alat bantu dlam mengambil keputusan, mengadakan analisis data hasil penelitian, dan lain-lain.
Metode statistika sebagai alat bantu untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dapat diterapkan pada berbagai disiplin ilmu, seperti pertanian, industri, psikologi, ekonomi, manajemen, termasuk bidang kedokteran dan kesehatan masyarakat.
Statistika kesehatan adalah data atau informasi yang diberikan dengan masalah kesehatan. Statistika kesehatan sangat bermanfaat untuk kepentingan administratif penyelesaian masalah kesehatan, dan melakukan analisis tentang berbagai penyakit selama periode waktu tertentu (time series analysis). Selain itu, statistika kesehatan juga berguna untuk menetukan penyebab timbulnya penyakit baru yang belum diketahui atau untuk menguji manfaat obat bagi penyembuhan penyakit tertentu setelah hasil uji klinik dinyatakan berhasil.
      Statistika kesehatan secara administratif dapat digunakan untuk memberikan penerangan tentang kesehatan kepada masyarakat, misalnya informasi tentang penting nya imunisasi pada bayi dan anak, informasi tentang cara penularan penyakit AIDS, dan lain-lain.
Statistika kedokteran dapat digunakan untuk memperoleh informasi tentang hal-hal yang berkaitan dengan masalah kedokteran, misalnya angka kematian (mortalitas) dan angka kesakitan (mordibitas) yang disebabkan oleh penyakit tertentu. Informasi tersebut dapat digunakan untuk merencanakan program pelayanan kesehatan atau mengadakan penelitian guna mengetahui penyebabnya sehingga dapat dilakukan pencegahan dan pengobatan agar angka angka kematian karena penyakit tersebut dapat dikurangi.
Statistika kedokteran merupakan suatu pedoman yang penting dalam penarikan kesimpulan dari hasil penelitian dalam upaya mencari efektivitas dan efisiensi obat untuk penyembuhan penyakit.Namun, perlu dipahami bahwa metode statistika dalam bidang kedokteran merupakan alat bantu yang sangat baik, tetapi bukan merupakan satu-satunya alat bantu untuk menarik kesimpulan karena masih banyak alat pendukung lain, seperti pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan radiologi, pengalaman klinik, dan lain-lain.
1.2  Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, maka penulis dapat mengambil beberapa rumusan masalah yaitu sebagai berikut :
1.      Apa yang dimaksud dengan statistika, statistik, statistika deskriptif, statistika inferensial ?
2.      Apa yang dimaksud dengan data dan jenis – jenis data ?
3.      Apa yang dimaksud dengan populasi dan sampel ?
4.      Apa yanng dimaksid dengan variabel dan jenisnya ?
5.      Apa itu teknik sampling ?

1.3  Tujuan Penulisan Makalah
Dari rumusan masalah diatas, maka penulis dapat mengambil beberapa tujuan penulisan makalah makalah yaitu sebagai berikut :
1.      untuk mengetahui statistika, statistik, statistika deskriptif, statistika inferensial.
2.      untuk mengetahui data dan jenis – jenis data.
3.      untuk mengeahui populasi dan sampel.
4.      untuk mengerahui variabel dan jenisnya.
5.      untuk mengetahui teknik sampling.
BAB II
PEMBAHASAN
PENGERTIAN DASAR DALAM STATISTIKA
2.1 Statistika, Statistik, Statistika Deskriptif, Statistika Inferensial
1.      Pengertian Statistika
Statistika adalah bagian dari matematika yang secara khusus membicarakan cara- cara pengumpulan, analisis dan penafsiran data. Dengan kata lain, istilah statistika di sini digunakan untuk menunjukan tubuh pengetahuan (body of knowledge) tentang cara-cara penarikan sampel (pengumpulan data), serta analisis dan penafsiran data. (Furqon, 1999:3) Gasperz (1989:20) juga menyatakan bahwa “statistika adalah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan cara-cara pengumpulan data, pengolahan serta penganalisisannya, penarikan kesimpulan serta pembuatan keputusan yang cukup beralasan berdasarkan fakta yang ada”. Somantri (2006:17) juga menyatakan hal yang sama bahwa “statistika dapat diartikan sebagai Ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang bagaimana cara kita mengumpulkan, mengolah, menganalisis dan menginterpetasikan data sehingga dapat disajikan lebih baik”.  Ketiga pengertian statistika tersebut sama halnya dengan pengertian ilmu statistik yaitu “Ilmu Statistik adalah kumpulan dari cara-cara dan aturan-aturan mengenai pengumpulan, pengolahan, penafsiran dan penarikan kesimpulan dari data berupa angka-angka” (Pasaribu, 1975:19). Jadi statistika adalah  ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang cara dan aturan pengumpulan, pengolahan, penganalisaan, penarikan kesimpulan dan pengambilan keputusan berdasarkan data dan analisis yang dilakukan.
2.      Pengertian statistik 
Somantri (2006:18) menyatakan statistik diartikan sebagai kumpulan fakta yang berbentuk angka-angka yang disusun dalam bentuk daftar atau tabel yang menggambarkan suatu persoalan. Pengertian ini sejalan dengan pendapat dari Gasperz (1989:18), yang menyatakan bahwa kata statistik telah dipakai untuk menyatakan kumpulan fakta, umumnya berbentuk angka yang disusun dalam tabel dan atau diagram, yang menggambarkan suatu persoalan.
Pasaribu (1975:18) mengatakan ada tiga pengertian statistik. Pengertian pertama “Statistik merupakan seonggokan atau sekumpulan angka-angka yang menerangkan sesuatu, baik yang sudah tersusun di dalam daftar yang teratur atau grafik maupun belum”. Pengertian kedua “Statistik adalah kumpulan dari cara-cara dan aturan-aturan mengenai pengumpulan data (keterangan mengenai sesuatu), penganalisaan dan interpretasi data yang berbentuk angka-angka“. Pengertian ketiga “Statistik adalah bilangan-bilangan yang menerangkan sifat (characteristic) dari sekumpulan data (pengamatan)“.
Sedangkan menurut Furqon (1999:3),  Istilah statistik digunakan untuk menunjukkan ukuran-ukuran, angka, grafik atau tabel sebagai hasil dari statistika. Istilah Statistik juga digunakan untuk menunjukkan ukuran-ukuran yang langsung diperoleh dari data sampel untuk menaksir parameter populasinya. 
Berdasarkan beberapa pengertian statistik di atas, dapat kami simpulkan bahwa statistik memiliki dua pengertian. Dalam arti sempit, statistik adalah kumpulan fakta yang berbentuk angka-angka (baik disajikan dalam bentuk tabel maupun tidak) yang menggambarkan suatu persoalan. Dalam arti luas, statistik adalah kumpulan cara dan aturan mengenai pengumpulan, pengolahan, penyajian, penganalisaan, dan interpretasi data untuk mengambil kesimpulan.
3.      Pengertian Statistika Deskriptif (statistik deduktif)
Metode statistika digolongkan menjadi dua yaitu Metode Statistika Deskriptif dan Metode Statistika Inferensia. Berikut adalah ruang lingkup Statistika Deskriptif menurut beberapa ahli. Somantri (2006:19) berpendapat bahwa statistika deskriptif membahas cara-cara pengumpulan data, penyederhanaan angka-angka pengamatan yang diperoleh (meringkas dan menyajikan), serta melakukan pengukuran pemusatan dan penyebaran data untuk memperoleh informasi yang lebih menarik, berguna dan mudah dipahami.  Furqon (1999:3) menyatakan bahwa statistika deskriptif bertugas hanya untuk memperoleh gambaran (description) atau ukuran-ukuran tentang data yang ada di tangan. Pasaribu (1975:19) mengemukakan bahwa statistika deskriptif ialah bagian dari statistik yang membicarakan mengenai penyusunan data ke dalam daftar-daftar atau jadwal, pembuatan grafik-grafik, dan lain-lain yang sama sekali tidak menyangkut penarikan kesimpulan. Jadi statistika deskriptif adalah statistik yang membahas mengenai pengumpulan, pengolahan, penyajian, serta penghitungan nilai-nilai dari suatu data yang digambarkan dalam tabel atau diagram dan tidak menyangkut penarikan kesimpulan.
4.      Pengertian Statistika Inferensia (statistik induktif)
Somantri (2006:19) menyatakan bahwa statistika inferensia membahas mengenai cara menganalisis data serta mengambil keputusan (berkaitan dengan estimasi parameter dan pengujian hipotesis. Menurut Sudijono (2008:5), statistika inferensial adalah statistik yang menyediakan aturan atau cara yang dapat dipergunakan sebagai alat dalam rangka mencoba menarik kesimpulan yang bersifat umum, dari sekumpulan data yang telah disusun dan diolah. Subana (2000:12) mengemukakan statistika inferensial adalah statistika yang berhubungan dengan penarikan kesimpulan yang bersifat umum dari data yang telah disusun dan diolah. Jadi statistika inferensial adalah statistik yang mempelajari tentang bagaimana pengambilan keputusan dilakukan. 
2.2  Data dan Jenis – jenis Data
Pendahuluan
Data berasal dari kata datum,yang berarti materi atau kumpulan fakta fakta untuk keperluan suatu diskusi atau interferansi.
Sumber Data
Menurut asal sumbernya,data dapat dibagi menjadi dua kelompok,yaitu:
1.      data primer,yaitu materi atau kumpulan fakta-fakta yang dikumpulkan sendiri oleh si peneliti pada saat berlangsungnya suatu penelitian.
2.      data sekunder,dapat dibagi menjadi dua kelompok,yaitu:
a.      internal:data yang berasal dari lingkungan sendiri seperti hasil penelitian,sebelumnya atau data dirumah sakit berup medical recods,kapasitas tempat tidur,dan lain lain.
b.      ksternal data yang berasal dari lingkungan luar seperti publikasi,instansi,badan ilmiah,dan lain- lain.
Jenis Data
Menurut jenisnya,data dapat dibagi menjadi dua kelompok,yaitu:
1.      data kontinu.
data ini merupakan variable yang nilainya dapat diukur terus sampai sekecil-kecilnya,misalnya nilai HB orang X=13,98 gr% data berat badan orang Y=65,75kg.data ini bersifat kuantitatif.
2.      data diskret.
data ini merupakan variable yang nilainya tidak dapat bersifat kuantitatif.diukur sekecil-kecilnya dan merupakan satu kesatuan.data ini dapat bersifat kuantitatif atau kualitatif,misalnya kapasitas tempat tidur RSU=100 orang atau menunjukkan jumlah sifat tertentu seperti jumlah wanita didalam kelas A=500 orang
Karakteristik Data
Suatu data statistic harus mempunyai cirri-ciri yang sama atau paling tidak mendekati ciri-ciri sumber data yang ada,yaitu:
1)      akurasi: data yang telah dikumpulkan  setidak-tidaknya sudah harus mendekati angka atau nilai sumber data yang ada
2)      percisi: stabilitas dan konsistensi data yang telah dikumpulkan sam dengan sumber data yang ada.jika dilakukan pengukuran kembali,hasilnya harus samaa dengan hasil pertama.
3)      validitas eksternal:karakteristik populasi sampel harus sesuai dengan karakteristik populasi dimasayarakat.misalnya kita ingin mengetahui status gizi  anak umur balita dan sebagai populasi sampelnya diambil dari murid sekolah dasar,sehingga validitas eksternal dari data yang telah dikumpulkan tidak dapat dipertanggungjawabkan karena tidak mewakili populasi yang diinginkan.
4)      validitas internal:meliputi kemampuan dan keahlian dari oraang yang melakuakan tugas,sensitivitas alat diagnostic atau laat laboratorium.misalnya,pada pemeriksaan kadar Hb dalam darah digunakan alat sederhana,yaitu hemometer sahli, dan dilakukan oleh seorang perawat,maka dari itu,validitas internal data kurang sekali jika dibandingkan pemeriksaan kadar Hb dengan alat cangggih,yaitu spectrometer dan dilakukakan oleh seorang analisisis.
Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dapat dilakukan secara langsung dan tergantung  dari kebutuhan informasi,tenaga,dan dana yang ada.
1.      interview/wawancara.
hal ini dilakukan secara langsung dilapangan anatara petugas pewawancara dengan objek atau responden
Keuntungan-keuntungannya,yaitu:
a.       Metode ini relative lebih lengkap,akurat,dan informasi yang ada lebih konsisten
b.      Pewawancara dapat lebih mengarahkan pertanyaan untuk menghindari mis interpretasi dan responden.
c.       Seluruh pertanyaan dapat dijawab secara langsung.
Kerugian –kerugian ini dapat dibatasi dengan cara memberikan pelatihan lebih dahulu serta memberikan buku petunjuk pelaksanaan dilapangan petugas pewawancara.
2.      kuesioner.
berupa lembaran yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang dikirimkan kepada responden –responden yang telah dipilih dengan harapan akan dikembalikan.car ini relative mudah dan murah,kesalahan yang ditimbulkan oleh pihak pewawancara dapat dihindari,semua tempat atau daerah mudah dijangkau dalam waktu singkat,rahasia pribadi responden dapat terjamin, dan dapat dilakuakan santai dirumah.
Akan tetapi,masih terdapat bebeapa kelemahan yang terjadi,seperti tingkat pendidikan masyarakat,dan kadang- kadang ada pertanyaan yang membingungkan reponden sehingga jawaban yang diberikan tidak sesuaai dengan yang diinginkan.
3.      registrasi dan pencatatan.
berupa pengumpulan data secara rutin terhadap setiap kegiatan atau kejadian dengan menggunakan system manajemen data yang baik,seperti angka kelahiran,kematian,kesakitan,dn lain-lain.
4.      Hasil penelitian/eksperimen.
hasil ini merupakan data yang dikumpulkan langsung dari hasil penelitian,seperti pemeriksaan darah,berat badan,sampel air minum,dan lain-lain.
5.      Riview dari record atau publikasi.
data yang dikumpulkan dari hasil record  atau publikasi badan resmi,seperti Depkes RI,WHO,dan lain-lain.
Presentasi Data
Data yang dikumpulkan perlu disusun secara sistematik agar dapat dimengerti dan presentasi dengan baik.ada empat cara untuk presentasi data,yaitu:
1.      tekstual: berupa tulisan atau narasi,hanya dipakai untuk data yang jumlah nya kecil,dan hanya perlu suatu simpulan sederhana.
2.      semi-tabulasi.cara ini merupakan kombinasi antara tulisan dan tabulasi sederhana.digunakan untuk data yang jumlahnya kecil dan hanya perlu suatu kesimpulan sederhana.
3.      tabulasi.cara ini merupakan bentuk table yang terdiri dari beberapa baris dan kolom yang digunakan untuk memaparkan.selain itu,terdiri dari beberapa variable hasil observasi,survey atau penelitian,sehingga mudah dibc dan dimengerti
Perhtikan Gbr.2-1 dan kotak 2-1
Keterangan table/footnote
Gbr.2-1 salah satu contoh bentuk table
Contoh 1
Berdasarkan sensus penduduk tahun 2001,penduduk Indonesia terdiri dari laki laki dan 104.482.285 orang dan  perempuan sebanyak 103.832.000 orang





Komposisi penduduk Indonesia menurut jenis kelamin
Tahun 2001
Sumber biostatistik,sensus pendudk tahun 2001
Contoh 2
Berdasarkan usia  dan jenis kehamilan,penyakit tukak lambung dan duodenum disumtra dan jawa pada tahun 1982 lebih banyak terjadi pada perempuan dari pada laki –laki
Penyakit tukak lambung dan duodenum menurut usia dan jenis kelamin di Sumatera dan jawa tahun 1982
Contoh 3
Penelitian studi kohort terhadap problem perdarahan antara noplaant dan DMPA di kota madya Palembang menurut tingkat pendidikan peserta KB.

Penelitian studi kohort antara norplant dan DMPA di kotamadya Palembang,1993 menurut tingkat pendidikan peserta KB
Contoh 4
Pemakaian metode kontrasepsi berdasarkan golongan usia dan jumlah anak pada peserta KB aktif di puskesmas boom baru dan puskesmas 7 ulu kotamadya Palembang,1993
Metode kontrasepsi berdasarkan golongan usia dan jumlah anak pada peserta KB aktif di puskesmas boom baru dan 7 ulu kotamadya Palembang,1993
3.      diagram/grafik digunakan untuk presentasi data pada penelitian dan dapat dilakukan dengan beberpa cara sesuai dengan jenis data dan kebutuhan,seperti terlihat pada table 2-1
Contoh
Dari hasil pemeriksaan tinja dengan metode HE sebanyak 146 sediaan didapatkan jumlah tinja yang positif dengan telur A.lumbricoides68 orang,telur T.tricbiura 55 orang dan A.duodenle 23 orang.data ini dapat digambarkan dalam sebuah diagram seperti pada Gbr.2-2 dan 2-3
Diagrm bar. diagram ini dapat berbentuk horizontal ataupun vertical,digunakan untuk membandingkan frekuensi distribusi data kualitatif,baik secara absolute maupun relative,perhatikan Gbr,2-2
Gbr.2-2 bentuk diagram bar:investasi cacing pada karyawan sebuah pabrik dikota madya Palembang.
a.       pie chart.diaagram ini merupakan gambar berbentuk lingkaran yang dibagi-bagi menjadi beberapa sector atau bagian,dan tiap bagian melukiskan proporsi atau presentase dari data yang bersifat kualitatif.perhatikan Gbr 2-3
b.      diagram garis.digram ini merupakan bentuk garis yang menggambarkan suatu keadaanyang berurutan dalam skala waktu,tahun,dan lain-lain.perhatikan Gbr.2-4
c.       d.diagram pencar.ini merupakan kumpulan titik-titik yang terpencr yang berasal dari dua kumpulan data,yaitu variable 1 dan 2 pada sumbu X dan Y.perhatikan Gbr.2-5
Gbr.2-3 bentuk pie chart:investasi cacing pada karyawan sebuah pabrik di kotamadya Palembang.
Gbr.2-4 bentuk diagram garis:hubungan antara tinggi curah hujan dengan penyakit DBD selama lima tahun dikota Palembang.
Gbr.2-5 bentuk diagram pencar
e.diagram gambar.diagram ini berupa diagram yang menyatakan frekuensi distrubusi data,disertai dengan bentuk gambar tertentu yang ada hubungan nya dengan keadaan data yang akan dipersentasikan,sepeti gambar oraang,alat,dan sebagainya.perhatikan
Gbr.2-6.
F.kurtogram.diagram ini berbentuk peta bumi yang memuat data tentang keadaan penduduk,angka kesakitan,dan lain-lain yang ada disuatu tempat atau Negara.


1.      Pengertian data
Pasaribu (1975:25) mengemukan data adalah keterangan mengenai sesuatu, keterangan yang mungkin berbentuk angka-angka (bilangan) dan mungkin juga tidak. 
Menurut Gasperz (1989:20-22), data adalah keterangan yang dapat memberikan gambaran tentang suatu keadaan atau masalah. 
Menurut Somantri (2006:29), data merupakan sejumlah informasi yang dapat memberikan gambaran tentang suatu keadaan atau masalah, baik yang berbentuk angka maupun yang berbentuk kategori.
Sedangkan menurut Subana (2000:19), data adalah sejumlah informasi yang dapat memberikan gambaran tentang suatu keadaan atau masalah, baik yang berupa angka-angka (golongan) maupun yang berbentuk kategori, seperti; baik, buruk, tinggi, rendah dan sebagainya.
Jadi data adalah suatu keterangan atau informasi berbentuk kualitatif dan atau berbentuk kuantitas yang merupakan hasil observasi, penghitungan dan pengukuran dari suatu variabel yang menggambarkan suatu masalah.
Definisi Data
Materi atau kumpulan fakta-fakta dapat berupa status, informasi, keterangan, dan lain-lain. kumpulan fakta-fakta ini berasal dari suatu objek atau beberapa objek yang dikumpulkan sendiri oleh sipeneliti atau dari sumber lain, seperti instsansi, lembaga pemerintah / nonpemerintah, publikasi, dan orang lain.
2.      Jenis-jenis data
a.      Berdasarkan sifatnya 
1) Data kualitatif 
Data yang tidak berbentuk angka (bilangan). Contoh : penjualan merosot, mutu barang naik, karyawan resah, harga daging naik, dan sebagainya.
2) Data kuantitatif Data yang berbentuk angka (bilangan).
Contoh : produksi 100 unit/hari, omset penjualan naik 20%, jumlah karyawan 1.000 orang dan sebagainya. 
b.      Berdasarkan nilainya, data kuantitatif dibagi lagi menjadi :

1)      Data diskrit
Data diskrit bersifat terkotak-kotak yaitu tidak dikonsepsikan adanya nilai- nilai diantara data (bilangan) yang satu dengan data (bilangan) lain yang terdekat (tidak ada angka desimal). Contoh : jumlah karyawan 1.000 orang, penjualan 500 unit, dan sebagainya.
2)      Data kontinu
Berbeda dengan data diskrit, diantara dua data kontinu dikonsepsikan adanya sejumlah nilai dengan jumlah yang tidak terhingga (terdapat angka desimal). Contoh : tinggi badannya 165 cm, omset penjualan naik 20% dan sebagainya.
c.       Berdasarkan cara memperolehnya
1) Data primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh suatu perusahaan atau organisasi. Contoh : biro pusat statistik mengumpulkan harga sembilan bahan pokok langsung mendatangi pasar kemudian mengolahnya.
2) Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh suatu organisasi atau perusahaan dalam bentuk yang sudah jadi dari pihak lain. Contoh : perusahaan memperoleh data penduduk, data pendapatan nasional, indeks harga konsumen, dan daya beli masyarakat dari Badan Pusat Statistik (BPS).
d. Berdasarkan sumbernya
1) Data internal
Data internal ialah data yang menggambarkan keadaan dalam suatu organisasi. Misalnya data internal perusahaan yang meliputi data pegawai, data keuangan, data peralatan, data produksi, data pemasaran, dan data hasil penjualan. Pada dasarnya data internal meliputi data input dan data output suatu organisasi.
2) Data eksternal
Data eksternal ialah data yang menggambarkan keadaan diluar organisasi. Misalnya data yang menggambarkan faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan, seperti daya beli masyarakat, selera masyarakat, saingan dari barang sejenis, perkembangan harga, keadaan ekonomi dan sebagainya.
e. Berdasarkan cara penyusunannya atau skalanya
1) Data nominal
Data nominal ialah data statistik yang memuat angka yang tidak mempunyai arti apa-apa. Angka yang terdapat dalam data ini hanya merupakan tanda/simbol dari objek yang akan dianalisis.  contohnya data yang berkaitan dengan jenis kelamin: laki-laki atau perempuan.  Agar data tersebut dapat dianalisis dengan menggunakan statistik, data tersebut harus diubah menjadi angka, misalnya simbol laki-laki adalah angka 1 dan perempuan adalah angka 2.
2) Data ordinal
Data ordinal adalah data statistik yang mempunyai daya berjenjang, tetapi perbedaan antara angka yang satu dan angka yang lainnya tidak konstan atau tidak memiliki interval yang tetap. Contohnya hasil tes matematika dalam suatu kelompok belajar adalah sebagai berikut : Andri rangking ke-1; Budi rangking ke-2; Chica rangking ke-3 Angka satu diatas mempunyai nilai lebih tinggi daripada angka dua maupun angka tiga, tetapi data ini tidak bisa menunjukan perbedaan kemampuan antara Andri, Budi, Chica secara pasti. Rangking satu tidak berarti mempunyai kemampuan dua kali lipat dari rangking dua maupun mempunyai kemampuan tiga kali lipat dari rangking tiga. Perbedaan kemampuan antara rangking kesatu dengan ranging kedua mungkin tidak sama dengan perbedaan kemampuan antar rangking kedua dengan rangking ketiga.
3) Data interval
Data interval adalah data yang jarak antara yang satu dan lainnya sama dan telah ditetapkan sebelumnya. Data interval tidak memiliki titik nol dan titik maksimum yang sebenarnya. Nilai nol dan titik maksimum tidak mutlak.   Misalnya jika suatu tes intelegensi menghasilkan nilai yang berkisar antara 0 sampai 200, nilai nol bukan menunjukan seseorang mempunyai kecerdasan yang minimal. nilai nol hanya menunjukkan tempat paling rendah dari prestasi pada tes tersebut dan nilai 200 menunjukkan tingkat tertinggi.
4) Data rasio
Data rasio adalah jenis data yang mempunyai tingkatan tertinggi. Data ini selain mempunyai interval yang sama, juga mempunyai nilai nol (0) mutlak,  Misalnya hasil pengukuran panjang, tinggi, dan berat. Dalam data rasio nilai 0 betul-betul tidak mempunyai nilai. Jadi, nol kilometer tidak mempunyai panjang dan nol kilogram tidak mempunyai berat. Dalam data rasio terdapat skala yang menunjukan kelipatan, misalnya 20 meter adalah 2 ×10 meter, 15 kg adalah 3 × 5 kg. contoh lain dari data rasio adalah luas, volume dan sebagainnya. 
2.3 Populasi dan Sampel
1.      Pengertian populasi
Cooper dan Emory (1997) mengemukakan populasi adalah seluruh kumpulan elemen yang dapat kita gunakan untuk membuat beberapa kesimpulan
sedangkan Kuncoro (2003) menyatakan populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa orang, objek, transaksi atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajarinya atau menjadi objek penelitian.
Nazir (1999) juga mengatakan populasi adalah kumpulan dari individu dengan kualitas serta ciri-ciri yang telah ditetapkan. Populasi adalah kumpulan dari ukuran- ukuran tentang sesuatu yang akan kita buat inferensinya. Populasi adalah berkenaan dengan data, bukan dengan orangnya maupun bendanya.
Menurut Somantri (2006:62), populasi merupakan keseluruh elemen, atau unit elemen, atau unit penelitian, atau unit analisis yang memiliki karakteristik tertentu yang dijadikan sebagai objek penelitian.
Gasperz (1989:25) juga mengatakan populasi tidak lain adalah keseluruhan unsur-unsur yang akan diteliti atau yang akan dijadikan sebagai objek penelitian, dan tentunya kesimpulan yang ditarik hanya berlaku untuk keadaan dari objek-objek tersebut. 
Pendapat lain dari Sugiyono (1997:57) dikutip Riduwan (2003:7) memberikan pengertian bahwa ”Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri obyek atau subyek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Sedangkan menurut Riduwan dan Tita Lestari (1997:3) mengatakan bahwa “Populasi adalah keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil pengukuran yang menjadi objek penelitian.”
Jadi populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari makhluk hidup, benda, gejala, nilai tes, atau peristiwa sebagai sumber data yang mewakili karakteristik tertentu dalam suatu penelitian. 
2.      Pengertian sampel  
Sampel menurut Somantri (2006:63) adalah bagian kecil dari anggota populasi yang diambil menurut prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasinya.
Dan menurut Furqon (1999:2), sebagian anggota dari populasi disebut sampel. Menurut Pasaribu (1975:21), sampel itu adalah sebagian dari anggota-anggota suatu golongan (kumpulan objek-objek) yang dipakai sebagai dasar untuk mendapatkan keterangan (atau menarik kesimpulan) mengenai golongan (kumpulan itu).
Begitu pula Sugiyono (1997:57) dikutip Riduwan (2003:10) memberikan pengertian bahwa “Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.” Arikunto (1998:117) dikutip Riduwan (2003:10) mengatakan bahwa  “Sampel adalah bagian dari populasi (sebagian atau wakil populasi yang diteliti). Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi.” Jadi sampel adalah sebagian data yang merupakan objek dari populasi yang diambil.  
2.4 Variabel dan Jenisnya
1.      Pengertian Variabel
Somantri (2006: 27) mengemukakan variabel adalah karakteristik yang akan di observasi dari satuan pengamatan. Harun Al Rasyid dalam Somantri (2006:7) lebih tegas menyebutkan bahwa variabel adalah karakteristik yang dapat diklasifikasikan sekurang-kurangnya dua buah klasifikasi (kategori) yang berbeda, atau yang dapat memberikan sekurag-kurangnya dua hasil pengukuran atau perhitungan yang nilai numeriknya berbeda. 
Menurut Spiegel (2004:2), Variabel adalah suatu simbol, seperti X, Y, H atau B, yang bisa menyandang salah satu dari sekumpulan nilai yang telah ditetapkan sebelumnya; kumpulan nilai itu disebut sebagai domain dari variabel tersebut. Jadi variabel adalah suatu karakteristik dari suatu objek yang nilainya untuk setiap objek bervariasi dan dapat diamati atau dihitung atau diukur. 
2.      Macam-macam Variabel
Somantri (2006:28) mengklasifikasikan variabel menjadi dua yaitu: variabel kualitatif  dan variabel kuantitatif.
Variabel kualitatif merupakan variabel kategori. Yang termasuk variabel kualitatif adalah variabel nominal dan variabel ordinal. Variabel kuantitatif diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu variabel diskrit dan variabel kontinu. Variabel diskrit merupakan variabel yang besarannya tidak dapat menempati semua nilai, nilai variabel diskrit selalu berupa bilangan bulat dan umumnya diperoleh dari hasil pencacahan.
Variabel kontinu merupakan variabel yang besarannya dapat menempati semua nilai yang ada di antara dua titik dan umumnya diperoleh dari hasil pengukuran, sehingga pada variabel kontinu dapat dijumpai nilai- nilai pecahan ataupun nilai-nilai bulat.
Menurut Spiegel (2004:3), suatu variabel yang secara teoritis dapat menyandang nilai yang terletak diantara dua buah nilai tertentu disebut sebagai variabel kontinu; jika tidak demikian, kita menyebutnya sebagai variabel diskrit.
Furqon (1999:10) berpendapat bahwa ada beberapa peubah (variable) yang sangat penting dipahami, antara lain:
a.       Peubah terikat (dependent variable), yaitu peubah yang dipengaruhi oleh peubah lain.
b.      Peubah bebas (independent variabel), yaitu peubah yang mempengaruhi peubah lain.
c.       Peubah control (control variabel), yaitu peubah yang pengaruhnya kepada peubah terikat dikendalikan.
d.      Peubah moderator (moderator variabel), yaitu peubah yang mempengaruhi hubungan antara peubah bebas dengan peubah terikat. Contoh : - “usia” adalah gejala kualitatif, akan tetapi gejala yang bersifat kualitatif itu dilambangkan dengan angka; misalnya: 17 tahun, 25 tahun dan sebagainya. - “nilai ujian” pada dasarnya adalah gejala kualitas yang dilambangkan dengan angka, seperti : 5, 7, 8, 50, 70 dan sebagainya. 
2.5 Teknik sampling
1.      Pengertian teknik sampling
Earl Babbie (1986) dikutip Prijana (2005) dan dikutip Somantri (2006) dalam bukunya The Practice of Social Research, mengatakan “Sampling is the process of selecting observations” (sampling adalah proses seleksi dalam kegiatan observasi). Proses seleksi yang dimaksud disini adalah proses untuk mendapatkan sampel.
Somantri (2006:71), menjelaskan bahwa yang di maksud dengan sampling acak sederhana adalah sebuah proses sampling yang dilakukan sedemikian rupa sehingga setiap satuan sampling yang ada dalam populasi mempunyai peluang yang sama untuk dipilih  ke dalam sampel. 
William G. Cohran dalam bukunya Sampling Techniques, yang diterjemahkan olah Prijatna (2005) dikutip Somantri (2005) mengatakan bahwa sampling acak sederhana adalah sebuah metode seleksi terhadap unit-unit populasi, unit-unit tersebut diacak seluruhnya.
Sementara Earl Babbie dalam bukunya The Practice of Social Research masih dalam Prijatna (2005) dikutip Somantri (2006) mengatakan bahwa sampling acak sederhana adalah sebuah metode sampling dasar dalam penelitian sosial, sebuah kerangka sampling mesti dibuat, masing-masing unit di daftar seluruhnya tanpa ada yang terlewat.
Riduwan (2003:11) mengemukakan teknik pengambilan sampel atau teknik sampling adalah suatu cara mengambil sampel yang representatif dari populasi. Jadi teknik sampling adalah suatu cara atau proses untuk mendapatkan sampel dari populasi.
2.      Macam – macam teknik sampling
Somantri (2006:69-84) menyatakan tipe teknik penarikan sampel dapat dibedakan berdasarkan dua hal, yaitu :
a.      Berdasarkan proses pemilihannya
Tipe teknik penarikan sampel berdasarkan proses pemilihannya terbagi atas :
1)      Teknik penarikan sampel dengan pengembalian (sampling with replacement), yaitu setiap anggota sampel yang terpilih dikembalikan lagi ketempatnya sebelum pemilihan selanjutnya dilakukan, sehingga ada kemungkinan bahwa suatu satuan teknik penarikan sampel akan terpilih lebih dari sekali
2)      Teknik penarikan sampel tanpa pengembalian (sampling without replacement), yaitu setiap anggota sampel yang terpilih tidak dikembalikan lagi kedalam satuan populasi. Dengan demikian teknik penarikan sampel tanpa pengembalian merupakan kebalikan dari proses teknik penarikan sampel dengan pengembalian.

b.      Berdasarkan peluang pemilihannya
Tipe teknik penarikan sampel berdasarkan peluang pemilihannya terbagi atas:
1)      Sampling probabilitas (probability sampling)
Pemilihan sampel dalam sampling probability dilakukan secara acak dan objektif, dalam arti tidak didasarkan semata-mata pada keinginan peneliti, sehingga setiap anggota populasi memiliki kesempatan tertentu untuk terpilih sebagai sampel. Sampel yang termasuk dalam sampling probabilitas adalah:
a.       Sampling acak sederhana (simple random sampling)
Subana (2000:26) menyatakan random yang dipergunakan dalam teknik ini bisa dalam bentuk undian, ordinal, dan randomisasi dari tabel bilangan random.
Cara undian dilakukan dengan memberikan nomor pada unit sampling dalam populasi, kemudian dilakukan pengundian satu persatu sampai diperoleh jumlah yang sesuai dengan ukuran sampel yang ditentukan.
Cara ordinal dilakukan dengan membuat daftar secara berurutan dari unit sampling yang pertama sampai yang terakhir, kemudian diambil satu persatu dengan menggunakan pola tertentu, misalnya diambil yang bernomor genap atau yang bernomor ganjil atau dengan menggunakan kelipatan lima, sepuluh, limabelas dan sebagainya. Cara ketiga yaitu dengan menggunakan tabel bilangan random. Penggunaan tabel random untuk mencari sampel dari populasi dapat dilakukan sebagai berikut :
a)      Berilah nomor pada semua unit yang menjadi anggota populasi, misalnya untuk populasi sebesar 500, diberi nomor dari 000 sampai 500. Sampel yang akan diambil misalnya 20.
b)      Pilhlah secara random baris dan kolom dari daftar bilangan random yang akan digunakan, misalnya baris 2 kolom 10-14. Dari baris kedua pada kolom 10-14, pilih secara berurutan kebawah digit yang tiga angka pertamanya sesuai dengan nomor populasi.
c)      Bilangan yang terambil dengan tabel random, adalah: 4141, 268, 164, 364, 243, 460, dan seterusnya sampai diperoleh jumlah sampel yang diinginkan.

b.      Sampling sistematik (systematic sampel)
Subana (2000:28) berpendapat cara sistematik hampir sama dengan cara random namun dilakukan secara sistematik, yaitu mengikuti suatu pola tertentu dari nomor anggota populasi yang dipilih secara random, berdasarkan jumlah sampel yang sudah ditetapkan sebelumnya. Misalnya kita menghendaki sebuah sampel berukuran 60 dari sebuah populasi yang berukuran 600. Setelah setiap individu dari populasi diberi nomor urut 001 sampai 600, bagilah individu tersebut menjadi 60 kelompok (subpopulasi), yang setiap kelompoknya terdiri dari 10 individu. Subpopulasi pertama berisi individu bernomor 001 sampai 010, subpopulasi kedua berisi individu bernomor 011 sampai 020, dan seterusnya sampai subpopulasi yang ke-60 berisi individu dengan nomor 591 sampai 600.
c.       Sampling berstrata (stratified sampling)
Subana (2000:27) mengemukakan penarikan sampel secara strata ini terutama ditujukan untuk populasi yang berkelompok (memiliki stratum), dengan tujuan agar anggota populasi terpilih secara acak dan setiap kelompok yang ada pada populasi dapat terwakili. Pada sampling itu, banyaknya sampel pada setiap strata adalah sama. Misalkan kita akan meneliti penguasaan siswa terhadap matematika. 30.000 siswa disebuah kabupaten, yang terdiri dari 15.000 siswa SD, 10.000 siswa SMP, 5.000 siswa SMA, sampel yang dibutuhkan misalnya 600 siswa. Perhitungan sampelnya dapat dilakukan sebagai berikut : Anggota sampel sebanyak 600 siswa dari 30.000 siswa adalah  1 50 . Maka untuk siswa SD diambil 1 50 ×15.000 = 300 siswa, untuk siswa SMP diambil 1 50×10.000 = 200 siswa, dan untuk siwa SMA diambil 1 50× 5.000 = 100 siswa.
d.      Sampling bergugus (cluster sampling)
Somantri (2006:80) berpendapat sampling klaster adalah sampling dimana unit samplingnya adalah kumpulan atau kelompok (cluster) elemen (unit observasi). Jadi dalam penarikan sampel cluster, anggota populasi dibagi menjadi beberapa kelompok, selanjutnya kita mengambil semuanya atau sebagian elemen dari setiap kelompok yang terpilih untuk dijadikan sampel. Contoh, andaikan seorang peneliti ingin mengetahui rata-rata pendapatan kepala keluarga di sebuah kota besar. Daftar yang mungkin diperoleh adalah daftar nama-nama kelurahan dikota tersebut. Kelurahan adalah kumpulan kepala keluarga. Oleh karena itu kelurahan dipandang sebagai klaster. Pengambilan sampel kemudian dilakukan dengan mengambil secara acak klaster-klaster. 
Dengan demikian bisa kita katakan bahwa pada sampel berstrata maupun sampel cluster, populasi dibagi menjadi kelompok tertentu.  Kita menggunakan sampling berstrata bila setiap group memiliki variasi yang kecil tetapi variasi antar groupnya besar. Kebalikannya kita menggunakan sampling cluster bila dianggap ada variasi pada setiap group, tetapi antar group relative sama .
2)      Sampling nonprobabilitas (nonprobability sampling)
Somantri (2006:82-84) berpendapat nonprobability sampling dikembangkan untuk menjawab kesulitan yang timbul dalam menerapkan teknik probability sampling, terutama untuk mengeliminir biaya dan permasalahan dalam pembuatan sampling frame (kerangka sampel). 
a.       Sampling kemudahan (convenience sampling)
Pada sampling kemudahan (convenience sampling), sampel diambil secara spontanitas, artinya siapa saja yang secara tidak sengaja bertemu dengan peneliti dan sesuai dengan karakteristiknya, maka orang tersebut dapat dijadikan sampel. Teknik sampling convenience adalah teknik penarikan sampel yang dilakukan karena alasan kemudahan atau kepraktisan menurut peneliti itu sendiri. Dasar pertimbangannya adalah dapat dikumpulkan data dengan cepat dan murah, serta menediakan bukti- bukti yang cukup melimpah. Kelemahan utama teknik sampling ini jelas yaitu kemampuan generalisasi yang amat rendah atau keterhandalan data yang diperoleh diragukan.
b.      Judgement sampling (purposive sampling)
Judgement sampling (purposive sampling) adalah teknik penarikan sampel yang dilakukan berdasarkan karakteristik yang ditetapkan terhadap elemen populasi target yang disesuaikan dengan tujuan atau masalah penelitian. Dalam perumusan kriterianya, subjektivitas dan pengalaman peneliti sangat berperan. Penentuan criteria ini dimungkinkan karena peneliti mempunyai pertimbangan-pertimbangan tertentu didalam pengambilan sampelnya.
c.       Quota sampling (jatah)
Subana (2000:27-28) berpendapat pengambilan sampel dengan cara ini didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan tertentu dari peneliti. Jika peneliti mengambil sampel dari suatu populasi penelitian dengan cara menentukan sejumlah anggota sampel secara quantum atau jatah, teknik samping semacam itu disebut quota sampling. Langkah-langkah pengambilan sampel adalah menetapkan besarnya jumlah sampel yang diperlukan, kemudian menetapkan jumlah atau banyaknya jatah, maka jatah atau quantum itulah yang dijadikan dasar untuk mengambil unit sampel yang diperlukan.
d.      Snowball sampling
Snowball sampling merupakan salah satu bentuk judgement sampling yang sangat tepat digunakan bila populasinya kecil dan sangat spesifik. Cara pengambilan sampel dengan cara ini dilakukan secara berantai, makin lama sampel menjadi seakin besar, seperti bola salju yang menuruni lereng gunung. Hal ini diakibatkan kenyataan bahwa populasinya sangat spesifik, sehingga sulit sekali mengumpulkan sampelnya. Pada tingkat operasionalnya melalui teknik sampling ini, responden yang relevan dinterview, diminta untuk menyebutkan responden lainnya sampai diperoleh sampel sebesar yang diinginkan peneliti, dengan spesifikasi/spesialisasi yang sama karena biasanya mereka saling mengenal.  Berdasarkan uraian tentang teknik sampling diatas, seorang peneliti dapat dengan bebas menentukan teknik sampling mana yang akan digunakan. Tetapi didalam pendidikan teknik sampling yang lazim digunakan adalah simple random sampling, stratified sampling, quota sampling, dan systematic sampel.


















BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Statistika adalah bagian dari matematika yang secara khusus membicarakan cara- cara pengumpulan, analisis dan penafsiran data. Somantri (2006:18) menyatakan statistik diartikan sebagai kumpulan fakta yang berbentuk angka-angka yang disusun dalam bentuk daftar atau tabel yang menggambarkan suatu persoalan. data adalah suatu keterangan atau informasi berbentuk kualitatif dan atau berbentuk kuantitas yang merupakan hasil observasi, penghitungan dan pengukuran dari suatu variabel yang menggambarkan suatu masalah. populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari makhluk hidup, benda, gejala, nilai tes, atau peristiwa sebagai sumber data yang mewakili karakteristik tertentu dalam suatu penelitian.  Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi.” Jadi sampel adalah sebagian data yang merupakan objek dari populasi yang diambil. variabel adalah suatu karakteristik dari suatu objek yang nilainya untuk setiap objek bervariasi dan dapat diamati atau dihitung atau diukur.  teknik sampling adalah suatu cara atau proses untuk mendapatkan sampel dari populasi.
3.2 saran
Kepada para pembaca agar dapat bermanfaat dan pula dapat memanfaatkan ilmunya dengan sebaik-baiknya, tidak pantang menyerah dalam menuntut ilmu karena ilmu merupakan tolak ukur kehidupan seseorang.




  
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, Purnomo Setiady dan Husaini Usman. 2006. Pengantar Statistika Edisi Kedua. Jakarta : PT Bumi Aksara
Akdon dan Riduwan .2013. Rumus dan Data dalam Analisis Statistika. Bandung : Alfabeta.
Budiarto, eko. 2001. Biostatistika untuk kedokteran dan kesehatan masyarakat. Jakarta : kedokteran EGC.


STUDI KASUS PRE EKLAMPSIA BERAT DI RS

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Rumusan Masalah 3 1.3 Tujuan Penelitian 3 1.3.1 Tujuan Umum 3 1.3.2 Tujuan Khusus 3...